EkonomiNasionalNews
Trending

Luhut Keluhkan Jaringan Lelet Biaya Internet Mahal

Di Indonesia Fintech Summit & Expo 2021

Jaringan lelet dan biaya internet mahal menjadi salah satu kendala program tranformasi digital di Indonesia.

JAKARTA, NEWSURBAN.ID Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengeluhkan sejumlah kendala dalam pengembangan digitalisasi di Tanah Air.

Ia tak segan-segan, menyebut salah satu kendalanya, yaitu masih mahalnya biaya internet di Indonesia.

Padahal, lanjutnya, pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, membawa segala perubahan. Termasuk era digitalisasi yang akan semakin berkembang.

Baca Juga: Atur Pelaksanaan Fintech di Indonesia, Pemerintah dan DPR Susun RUU P2SK

Menurutnya, untuk mendukung pengembangan digitalisasi ini, maka pemerintah dan sejumlah pemangku kepentingan harus saling membantu. Mengatasi kesenjangan digital di Tanah Air.

“Hal inilah, yang harus menjadi perhatian kita bersama. Bukan hanya pemerintah, namun juga dorongan dari asosiasi. Pemerintah juga akan terus mendorong mengatasi kesenjangan digital yang terjadi,” tuturnya dalam acara Indonesia Fintech Summit 2021, Minggu (12/12/2021).

Selain itu, Luhut pun membeberkan sejumlah kendala lainnya dalam penerapan digitalisasi di Tanah Air. Ia menyebut contoh akses layanan telekomunikasi belum menjangkau semua desa di Indonesia hingga kecepatan jaringan yang masih rendah.

“Akses layanan telekomunikasi masih belum menjangkau semua desa di Indonesia. Selain itu, rendahnya tingkat kecepatan jaringan juga jadi kendala dalam menumbuhkan ekonomi digital. Belum lagi kesenjangan internet juga terjadi karena biaya yang mahal memungkinkan pengakses internet hanya mereka yang mampu secara ekonomi,” beber Luhut.

Dari kondisi itu, lanjut dia, persoalan kesenjangan sosial-ekonomi di Indonesia menjadi lebih kompleks seiring digitalisasi yang semakin intensif di era pandemi.

Kata dia, jika hal ini tidak terkelola dengan baik, maka dapat menjadi “bom” waktu. Mengingat belum ada tanda-tanda bahwa pandemi Covid-19 akan segera hilang dengan cepat.

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Investasi APBN di Infrastruktur Digital Capai Rp75 Triliun

Sebelumnya, Bank Dunia (World Bank) jug menyebut, kesenjangan digital akan akses internet di Indonesia masih begitu lebar. Terbukti sebanyak 49% penduduk dewasa di Indonesia masih belum memiliki akses internet.

“Mungkin ada beberapa masyarakat yang tidak bisa berpartisipasi dalam teknologi digital ini dan mereka bisa tertinggal. Hampir separuh dari masyarakat dewasa di Indonesia tidak bisa mengakses internet. Dan artinya mereka tidak bisa memanfaatkan buah dari teknologi digital ini,” tutur Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Satu Kahkonen.

Menuruy Satu Kohkonen, masyarakat Indonesia yang berada pada kelompok 10% distribusi pendapatan tertinggi memiliki kemungkinan mendapatkan konektivitas lima kali lebih besar dari mereka yang berada pada kelompok 10% distribusi pendapatan terendah. (bs/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button