“Tentu saya tahu sekali semangat daripada ibu-ibu membentuk ini tidak lain bersama-sama untuk memperjuangkan perempuan dan termasuk anak-anak. Alhamdulillah di Sulawesi Selatan ini kami berharap jadi contoh nantinya,” kata Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.
MAKASSAR, NEWSURBAN.ID — Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sudirman Sulaiman, melantik Pengurus Aliansi Perempuan Kepala Desa Indonesia (Apkadesi) Periode 2021-2026, di Barunga Karaeng Pattingalloang, di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Selasa 14/12/2021).
Turut hadir dalam pelantikan tersebut, Plt Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Naoemi Octarina, dan Sekertaris Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pribudiarta Nursiteru.
Pelantikan tersebut, Andi Sudirman menilai, semangat dari para ibu-ibu Apkadesi untuk membentuk organisasi tersebut tidak lain untuk perlindungan perempuan dan anak.
“Tentu saya tahu sekali semangat daripada ibu-ibu membentuk ini tidak lain bersama-sama untuk memperjuangkan perempuan dan termasuk anak-anak. Alhamdulillah di Sulawesi Selatan ini kami berharap jadi contoh nantinya,” katanya.
Ia menyampaikan sejumlah pesan yang menjadi tugas yang harus diemban oleh para pengurus Apkadesi Sulsel, diantaranya terkait dengan masalah stunting, gizi buruk, angka kematian ibu hamil, dan juga terkait dengan anak putus sekolah.
“Sekarang (penurunan) stunting kita terbaik nasional yakni 9,08 persen, sementara target nasional hingga 2024 sebesar 14 persen, dan di 2021 kita sudah capai 9,08 persen,” ucapnya.
Untuk itu, Andi Sudirman meminta kepada para kepala desa tersebut untuk memberikan edukasi bagi kalangan perempuan, khususnya bagi yang akan menjalani pernikahan atau bagi calon ibu. Mengingat, kurangnya pemahaman kalangan perempuan tentang stunting masih cukup tinggi, yakni dominasi terutama terkait cara memenuhi asupan gizi anak dan kontrol terhadap seribu hari kehidupan.
Tentang gizi buruk, Andi Sudirman meminta kepada para kepala desa untuk bisa bekerja sama dengan ahli gizi melakukan pendekatan penanganan dan edukasi untuk pemenuhan gizi anak sebagai upaya memperbaiki kehidupan dan kesejahteraan anak untuk menghadirkan sumberdaya manusia yang berkualitas.
“Terkait dengan gizi buruk, ini penting. Pendekatan penanganannya kalau sudah parah bawa ke Puskesmas, kalau tambah parah bawa saja ke rumah sakit, parah lagi? Rujuk saja ke rumah sakit provinsi, nanti kita tangani disini biar kita bisa bantu,” tegasnya.
Andi Sudirman juga meminta perhatian para ibu-ibu kepala desa ini terkait masalah angka kematian ibu dan anak dan juga angka putus sekolah. Menurutnya, dibutuhkan edukasi kepada para ibu hamil untuk bisa menjaga kondisi tubuh dalam masa kehamilannya. Sementara untuk angka putus sekolah, Plt Gubernur berharap agar ada pendataan terhadap anak putus sekolah untuk bisa kembali disekolahkan.
Selain itu, Andi Sudirman menekankan kepada ibu-ibu kepala desa untuk bisa memperbaiki sistem perbendaharaan laporan keuangan desa.
“Yang berikutnya masalah perbendaharaan. Banyak yang bermasalah dengan perbendaharaan. Tidak ada niat untuk korupsi, tidak ada niat untuk penyalahgunaan APBD dan sebagainya, tetapi sistem pelaporannya. Apa salahnya pilih orang yang pintar sedikit, yang dapat mengawasi sistem perbendaharaan supaya pelaporannya bagus,” tegasnya.
Bahkan, Plt Gubernur menawarkan kepada para kepala desa ini untuk diberikan pelatihan khusus melalui tim pendamping provinsi dalam melakukan pengelolaan dan pengawasan terhadap perbendaharaan laporan keuangan. (lrs/*)