KesehatanNews
Trending

Gejala Flu dan Sakit Tenggorokan, PDPI Imbau Tes Antigen atau PCR

JAKARTA, NEWSURBAN.ID — Masyarakat yang merasakan sakit tenggorokan maupun gejala flu, agar segera memeriksakan diri. Dengan pemeriksaan, kemungkinan mereka terinfeksi covid varian omicron dapat cepat terdeteksi.

Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengeluarkan imbauan itu sebagai deteksi dini untuk mencegah penularan covid varian omicron.

“Jika tidak memungkinkan untuk periksa tes PCR ataupun antigen, PDPI mengimbau agar mereka mengisolasi diri di rumah. Dan menjauhi orang terdekat agar tidak menulari,” kata Ketua Pokja Infeksi PDPI Erlina Burhan.

Baca Juga: Positif Omicron di Indonesia 318 Orang, Bertambah 57

Ia mengatakan pemeriksaan dini sangat perlu, karena gejala infeksi varian omicron mirip dengan yang-dialami penderita flu. Terutama dengan gejala nyeri tenggorokan.

“Bisa jadi dari masyarakat itu lebih banyak lagi (kasus positif). Tetapi masyarakat menganggapnya flu biasa. Nah, biasanya pasien yang flu terutama yang nyeri tenggorokan. Saya sarankan untuk pemeriksaan PCR dan terbukti positif dan biasanya ini yang Omicron,” ujar Erlina dalam diskusi virtual MNC Trijaya yang bertajuk ‘Menahan Gelombang Omicron’, Sabtu (29/1).

Baca Juga: Omicron Masuk Indonesia, Plt Gubernur Sulsel: Yang Belum Divaksin, Ayo Segera Vaksin

Erlina mengatakan gejala varian Omicron memang sangat mirip dengan flu. Namun, ada yang berbeda.

Pada pengidap flu, mereka jarang sekali sakit atau nyeri tenggorokan. Sedangkan pengidap covid varian omicron bisa sekali mengalami sakit tenggorokan.

Erlina menjelaskan, gejalanya memang mirip dengan influenza. Namun penderita infeksi omicron bisa juga-disertai nyeri kepala dan badan lemas.

Baca Juga: Pemkab Gowa Imbau Masyarakat Waspadai Varian Baru Covid-19 Jenis Omicron

Lanjut dia, hal ini membuat varian Omicron sangat mirip dengan flu. Sehingga ia mengingatkan agar masyarakat jangan terlalu menganggap enteng gejala flu.

“Salah satu karakteristik dari omicron ini adalah daya tularnya yang sangat lebih tinggi-dibandingkan dengan varian sebelumnya. Tidak selalu disertai dengan demam, pasien saya 30 persen cuma yang demam. Kadang engga ngerasa demam, cuma tiba-tiba nyeri tenggorokan, engga enak badan, badannya lemas,” katanya. (bs/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button