HukumNewsNusantara
Trending

Kasus Bentrok Maut di Karaoke Double O Sorong, Polisi Tangkap 11 Tersangka

JAKARTA, NEWSURBAN.ID — Sedikitnya 11 orang tersangka terkait insiden bentrokan maut yang terjadi di Karaoke Double O Sorong, Papua Barat tertangkap Polisi.

Di natara 11 tersangka itu, dua orang merupakan tersangka kasus penganiayaan yakni M dan R. Sedangkan sembilan lainnya adalah tersangka pembakaran, yakni AA, FMH, HW, KH alias AAN, AAF, IR, JFM, AR, dan RR.

“Melakukan penangkapan terhadap tersangka yang sudah kita tetapkan. Melakukan penahanan terhadap tersangka yang sudah kita amankan 11 tersangka,” kata Kapolda Papua Barat Irjen Tornagogo Sihombing dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/1).

Selain itu, kata Tornagogo, pihaknya juga masih melakukan pengejaran terhadap tujuh orang lainnya yang telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Ketujuh DPO itu terkait kerusuhan maut di Karaoke Double O Sorong, yakni T, HR, PA, HT, MS, YR dan G.

Tornagogo mengatakan pihaknya juga telah memeriksa 55 orang saksi untuk menggali keterangannya terkait peristiwa yang menewaskan 17 orang tersebut.

Proses Identifikasi Korban

Di sisi lain, Tornagogo menuturkan terkait penanganan para korban, 17 orang sudah terkonfirmasi dengan pihak keluarga. Lalu, 14 orang telah datang langsung ke Posko Ante Mortem untuk melaksanakan pemeriksaan dan pencocokan sampel DNA.

Tornagogo juga mengatakan, saat ini, pihaknya telah melakukan rekonsiliasi antar keluarga korban dan korban guna pencocokan sampel DNA. Dan, tim identifikasi telah mengunjungi kos atau tempat tinggal korban untuk pencocokan Ante Mortem.

“Sampel DNA seluruh korban sudah kita kirim ke Puslabfor Jakarta guna proses identifikasi lebih lanjut. Dari identifikasi post mortem sementara telah cocok 5 orang korban dengan keluarga beserta identitasnya,” tuturnya.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Adam Erwindi menyampaikan bahwa peristiwa penyerangan itu, bermula saat beberapa anak muda yang mendatangi lokasi. Kemudian, melakukan ujaran bernuansa suku tertentu kepada pihak lain.

Hal itu kemudian menyulut perkelahian antar dua orang tersebut. Sehari sebelum insiden, pemerintah setempat sempat mendamaikan kedua pihak. Namun, penyerangan berlanjut hingga mengakibatkan salah satu korban meninggal.

Usai kejadian, polisi langsung mengumpulkan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat guna mencegah bentrokan susulan. (bs/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button