BONE, NEWSURBAN.ID — Pemerintah Kabupaten Bone menyiapkan 5.918 ekor hewan kurban sebagai persiapan Idul Adha. Penyediaan hewan kurban ini,dilakukan oleh Dinas Peternakan Kabupaten Bone.
Data yang-diperoleh Dinas Peternakan Bone, di 27 kecamatan hewan ternak sapi yang terbanyak yakni mencapai 5.076 ekor. Kemudian,disusul kambing sebanyak 828 ekor, domba sebanyak delapan ekor dan kerbau sebanyak enam ekor.
Baca Juga: Pemkab Bone Meraih WTP ke-7 Masa Kepemimpinan Andi Fahsar-Ambo Dalle
Kepala Bagian Kesehatan Hewan dan ternak Dinas Peternakan Bone Drh. Agusriadi, mengatakan bahwa data hewan qurban tahun ini meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Jika mengikuti 10 tahun terakhir, kemungkinan akan masih meningkat di tahun ini dan kami punya data sejak tahun 2011 yang di masih dikelola dengan baik,” jelasnya Kamis (2/6/2022).
Terkait kasus (PMK) Penyakit Mulut dan Kaki yang masih mewabah di beberapa daerah Indonesia, pihak Dinas Peternakan Bone telah melakukan beberapa antisipasi dan pengawasan.
Baca Juga: Luar Biasa! Pelajar dari Lutra dan Bone Wakili Sulsel untuk Pengibar Bendera 17 Agustus 2022 di Istana Negara
Mulai surat edaran Bupati tentang kewaspadaan PMK yang sudah beredar ke seluruh wilayah per 9 Mei, kemudian Pembentukan PMK Centre sebagai pusat informasi dan pelaporan kasus PMK di DPKH Bone.
Lalu, pemeriksaan secara simultan di seluruh wilayah di Kabupaten Bone oleh petugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Bone. Serta membangun koordinasi dan kerja sama tim terpadu bersama TNI – Polri, Karantina, aparat pemerintah dan instansi terkait.
Agusriadi memastikan jika Kabupaten Bone saat ini masih aman dari kasus PMK di wilayah-wilayah yang punya potensi. Dan perlu melakukan pengawasan serta pemantauan adalah pelabuhan laut dan pelabuhan rakyat yang bisa menjadi entry atau pemasukan ternak dari daerah lain.
Baca Juga: Bupati Bone Cup Kejurda Pengprov IMI Sulsel, Pembalap Nasional Asal Jawa Berjaya Sikuit Puncak Mario
“Dan antisipasi itu saat ini kami lakukan adalah menutup ijin pemasukan ternak dari wilayah yang terkena dampak PMK,” tutur Agusriadi.
Dengan ini Dinas Peternakan juga menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak terlalu khawatir dengan kasus PMK ini.
“Walaupun sangat mudah menular ke hewan seperti sapi, kambing, dan kerbau. Penyakit Mulut dan Kuku bukan merupakan penyakit zoonosia yang berarti tidak menular dan menimbulkan masalah pada kesehatan manusia.
Baca Juga: DLH Bone Minta Kesadaran Masyarakat Untuk Pengelolaan Bank Sampah yang Bernilai Ekonomis
Isu PMK rupanya tidaklah membawa dampak pada konsumsi daging di Bone. Hal ini terlihat dari kestabilan harga dan pemotongan di Rumah Potong Hewan (RPH) yang stabil sebelum dan setelah PMK mewabah di beberapa daerah di Indonesia.
Agusriadi pun meminta kepada seluruh masyarakat Bone untuk Segera laporkan jika warga menemukan tanda klinis seperti luka pada mulut, lidah, gusi dan kuku di hewan sapi, kerbau dan kambing ke Dinas Peternakan dan Kesehatan hewan atau melalui PMK Center.
Sebagai informasi, di antara 27 kecamatan di Kabupaten Bone, yang paling banyak menyiapkan hewan Qurban yakni kecamatan Libureng, sebanyak 389 ekor sapi, kemudian Tanete Riattang Timur sebanyak 309 ekor sapi. (fan)