GORONTALO, NEWSURBAN.ID — Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi Pertalite dan Solar cukup berdampak bagi masyarakat Indonesia. Tak kecuali nelayan di Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut), Provinsi Gorontalo.
Akibat kenaikan harga BBM, para nelayan memilih sandarkan kapalnya ketimbang untuk melaut di pelabuhan ikan, Kecamatan Kwandang, Gorut.
“Kami memilih sandarkan kapal, ketimbang untuk melaut. Karena biaya operasional lebih tinggi, tak sebanding dengan pendapatan,” ungkap Jaya (25) salah satu pekerja kapal ikan saat di temui newsurban.id, Rabu (14/09/2022).
Baca juga: Imbas Kenaikan Harga BBM, Okupansi Perhotelan Jadi Lambat
Ia merincikan, sekali melaut dirinya membutuhkan biaya senilai Rp8 juta. “Sekali melaut selama lima hari, membutuhkan sedikitnya 600 liter solar. Total biaya yang dikeluarkan paling sedikit 1,5 juta,” terang Jaya.
Di tambah biaya lainnya, lanjutnya, seperti konsumsi, es balok dan kebutuhan lainnya. “Jika-dirincikan semuanya setelah naiknya BBM kisaran Rp 16 juta sekali melaut,” katanya.
Baca juga: Tolak Kenaikan Harga BBM, Massa Cipayung Plus Geruduk Balaikota Makassar
Sementara, warga Gorontalo, Alfian mengaku cukup kesulitan mendapatkan ikan di pelelangan ikan. “Setelah naiknya BBM, kami kesulitan untuk konsumsi ikan. Jika pun ada, hargannya cukup mahal,” ucapnya. (Ang/*)