PALU, NEWSURBAN.ID — Satgas Madago Raya berhasil melumpuhan satu orang jaringan teroris kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) Polri atas nama Askar alias pak Guru, Kamis (29/9/2022).
Askar sendiri adalah salah satu anggota MIT Poso yang masih tersisa dalam daftar DPO Polri. Sebelumnya, pemimpin Kelompok MIT Poso Ali Kalora telah dilumpuhkan pada September 2021 lalu oleh Satgas Madago Raya.
Pengejaran MIT Poso sejak tahun 2016, bernama operasi Tinombala tergabung TNI dan Polri sampai 2021, yang melibatkan 2.000 personel.
Terbentuknya operasi Madago Raya di tahun 2021, berhasil membatasi ruang gerak kelompok MIT membuat mereka berada dalam kondisi terjepit dan kelaparan.
Kombes Pol Mokhamad Alfian Hidayat baru diangkat sebagai Dansat Brimob Polda Sulteng, langsung diberikan tugas operasi Madago Raya Tahun 2022. Hal ini masih berkeliarnya empat anggota kelompok MIT di wilayah Poso, Sigi dan Parigi Moutong, Sulteng.
Baca juga: Dari 24 Terduga Teroris Poso, Densus 88 Antiteror Menyita Senapan PCP hingga Revolver
Selama bergabung dalam operasi itu, Dansat Sulteng berhasil melumpuhkan empat anggota MIT Poso. Di antaranya Ahmad Panjang alias Ahmad Gazali, Nae alias Galuh alias Muklas, Suhardin alias Hasan Pranata dan Askar alias pak Guru. Walaupun saat ini masih dilakukan perpanjangan sesuai dengan surat telegram Kapolda Sulteng Nomor STR/190/VI/OPS.1.3/2022.
Dalam operasi, sebelumnya Alfian mengaku cukup kesulitan melakukan pengejaran empat orang MIT Poso tersebut. Menurutnya, wilayah pengejarannya cukup luas. Apalagi keempat DPO itu, sudah tahu medan.
Alumni Sesko TNI tahun 2021 ini mengatakan proses pengejaran dan melumpuhkan empat orang OPD cukup panjang dan melelahkan. Dalam pola operasi juga masih melakukan pola yang sama. Dengan cara melakukan pengepungan dan penyergapan wilayah dianggap tempat persembunyiannya.
Baginya, tugas dan tanggung jawab yang sudah diamanahkan oleh negara, sebagai bagian kesatuan operasi Madago Raya. Ia tidak menyurutkan niat untuk terus mencari informasi keberadaan sang DPO itu yang selama ini menghantui masyarakat di Sulteng.
Baca juga: Klaim Poso Aman, Jenderal Andika Perkasa: Kelompok MIT Sisa Satu Orang
Dalam tugas operasi katanya, yang paling-diperlukan adanya sinergitas antar sesama untuk mencapai hasil optimal dalam operasi dan di barengi dengan tanggung jawab personel dalam bertugas secara ikhlas.
“Sebelum melakukan operasi, personel terlebih dahulu menanamkan jiwa tanggung jawab dalam bertugas dengan ikhlas,” imbuh mantan Kapolres Luwu Timur ini. Jika hal itu sudah diterapkan, maka proses operasinya akan berjalan baik.
Pengalamannya dalam operasi mulai dari papua, Ambon dan Aceh ini. Alfian menceritakan dirinya hanya fokus satu hal yakni bertugas dengan rasa kesadaran diri.
“Artinya, kesadaran diri inilah menjadi tumpuhan untuk tidak terlena dengan hal-hal lain selain tugas. Tanpa kesadaran diri terkadang kita lupa dengan tugas dan tanggung jawab yang sebenarnya,” pungkasnya.
Kepuasan baginya, Pria tempat kelahiran di Banyuwangi ini dalam sebuah operasi adalah dapat memberikan pelayanan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat, hingga memberikan konstribusi cukup besar dalam organisasi kesatuan.
“Menjadi kepuasan tersendiri. Dan saya merasa bangga masuk dalam bagian operasi telah melumpuhkan DPO yang terakhir (Azkar), tuturnya.
“Setelah dilumpuhkan Askar alias Pak Guru ini di Poso oleh Satgas Magoya Raya kemarin. Semoga hal ini tidak ada lagi ancaman teror di Sulteng.”
Punya Niat Tulus Benahi Markas Brimob di Sulteng
Kesatuan Brimob Polda Sulteng, sudah membawahi 3 Batalyon Pelopor masing-masing 4 Kompi dan 1 Detasemen Gegana. Luas wilayah Provinsi Sulteng sebesar 61.841,29 km². Provinsi Sulteng meliputi 13 Kabupaten dan 1 kota, 147 kecamatan, 170 kelurahan, dan 1.839 desa.
Kombes Pol Mokhamad Alfian Hidayat sebagai Dansat Brimob Sulteng, punya niat tulus untuk melakukan pengembangan dan kemajuan kesatuan Brimob Sulteng. Hal ini terbukti Satbrimob Polda Sulteng masuk urutan pertama dalam zona integritas Polri.
Tak hanya itu, saat ini Markas Komando (Mako) Batalyon A Brimob Biromaru, menjadikan markas pelatihan yang berstandar internasional untuk pelatihan Polri. Seperti adanya lapangan tembak sniper berjarak satu kilo meter, viking gym, jogging trek dan hostekel Traning.
“Konsep ini-diciptakan sebagai pusat pelatihan teknik dan taktik kepolisian,” ujar lulusan Akabri ini.
Dulunya, Mako Batalyon A Brimob Biromaru. Tepatnya di Desa Loru, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulteng. Dikenal sebagai daerah cukup gersang, kali ini di tata menjadi ruang terbuka hijau dengan ditanami beberapa pepohonan endemik di Sulteng.
Baca juga: BNPT Ingatkan Strategi Baru Teroris Kini Susupi Partai, Ormas, Hingga Lembaga Negara
Selain itu, Mako Batalyon A Brimob Biromaru juga menjadikan agro wisata untuk bisa menikmati oleh masyarakat umum. Berbagai fasilitas pendukung lainnya yang dilengkapi seperti Masjid, Aula pertemuan, Taman Vega Lara, Tempat Penangkaran Rusa, Kolam Renang dan Kolam ikan. Untuk lebih membuat betah masyarakat berkunjung, ia membuat wahana bermain dan belajar seperti membuat flying fox.
“Bukan hanya Anggota Polri yang bisa menikmati layanan ini. Tapi masyarakat juga dapat menikmatinya,” katanya. Menurutnya, konsep ini menjadikan tempat bagaimana masyarakat dengan Polri lebih dekat.
Pengembangan Mako Batalyon A Brimob Biromaru, lanjut Alfian, murni karena untuk kepentingan masyarakat umum dan instutis Polri, terkhusus wilayah Sulteng.
Dansat Brimob Sulteng mengatakan pembenahan dalam organisasi yang paling-dibutuhkan yakni fasilitas dan saran prasarana, serta pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam kesatuan Brimob dan masyarakat.
“Ada dua hal itu saya akan bangun untuk mendukung kesatuan. Yang pertama fasilitas sarana dan prasarana. Dan kedua adalah peningkatan sumber daya manusia (SDM) itu sendiri. Ini akan menopang untuk penunjang dalam kesatuan Brimob,” ungkapnya
Obat Tidur Adalah Buku
Pria lahir tahun 1975 ini ternyata punya hobi membaca buku. Dirinya hobi membaca buku sejak masih menduduki bangku sekolah dasar (SD) kelas 5. Kesenganannya membaca berawal membaca buku jenderal Sudirman dan toko pejuang di Tanah Air.
Ketertarikannya membaca buku makin bertambah, setelah masuk dalam kepolisian. Ia membaca buku seperti Filsafat, Geografi, hingga buku spritual. Ia mengaku, dalam sehari bisa mentuntaskan satu buku.
“Sebelum tidur saya baca buku dulu, bisa dikatakan Obat Tidur adalah buku. Saya membaca sampai jam 3 Subuh,” katanya.
Membaca buku, katanya, merupakan suatu cara untuk membuka jendela dunia. Agar kita bisa mengetahui lebih tentang dunia yang belum kita tahu sebelumnya. Membaca buku merupakan sumber berbagai informasi yang dapat membuka wawasan kita tentang berbagai hal, maupun aspek-aspek kehidupan lainnya.
Selain itu, dengan membaca, dapat membantu mengubah masa depan, serta dapat menambah kecerdasan akal dan pikiran kita. “Tanpa kita sadari, manfaat membaca buku dapat memberikan banyak inspirasi bagi kita,” tandasnya.
Alfian mengaku sekarang lain baca buku sejarah nusantara. Katanya, begitu banyak sejarah di negara kita perlu-diketahui lebih luas. “Alangkah ruginya kita. Kita punya sejarah malah tidak ketahui. Malah orang luar (Orang Asing) lebih tertarik ingin tahu lebih dalam sejarah di negara kita ini,” ucapnya. (*)
Ini Jenjang Karier Dansat Sulteng
Paman Korbrimob Polri
Wadan Unit II Subden IV Den B Men IV Gegana Korbrimob
Wakasubden II Subden II Den C Sat I Gegana Korbrimob
Pama PTIK
Pama Korbrimob
Wakasuben II Den C Satuan I Gegana Korbrimob
Kasubsden I Den C satuan I Gegana Korbrimob
Wakaden Satuan I Gegana Korbrimob
Ps. Kaden C Satuan I Gegana Korbrimob
Kaden C Satuan I Gegana Korbrimob
Pamen Korbrimob (dalam rangka Diksespimmen 2012)
Pamen Polda sulsel (diarahkan PD Satbrimob)
Kaden Gegana Satbrimob Polda Sulsel
Kaden B Satbrimob Polda Sulsel
Kapolres Mamasa Polda Sulsel
Kapolres Luwu Timur Polda Sulsel
Waka Satbrimob Polda Kalbar
Wadanmen Chandradimuka Integrasi
Wakasat I Gegana Korbrimob
Wadan Satlat Korbrimob
Dansat Wanteror Korbrimob
Danmen II Pasukan Pelopor Korbrimob
Pamen anjak korbrimob (dalam rangka Sesko Tni Dikreg XL VIII).