MetroNewsParlemen

Legislator Rezki Akui Masih Banyak Masyarakat Bingung Bedakan Pajak dan Retribusi

MAKASSAR, NEWSURBAN.ID — Anggota DPRD Kota Makassar, Rezki mengaku masih banyak masyarakat bingung membedakan antara pajak dan retribusi. Apalagi dengan adanya retribusi jasa usaha.

Hal itu ia sampaikan saat sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) No. 1 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Perda Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha, di Hotel Karebosi Premier, Jalan Jenderal M Jusuf, Rabu (2/11/2022).

Legislator Fraksi Demokrat ini menghadirkan dua narasumber. Ialah perwakilan Pemkot Makassar, Suliadi Perdana Putra dan Mantan Direktur Teknik PDAM Makassar, Imran Rosadi Adnan.

Baca Juga: Wajib dan Memaksa, Legislator Rezki Harap Masyarakat Taat Bayar Pajak Daerah

Menurut Rezki adanya retribusi dan jasa usaha membuat banyak bingung membedakan antara pajak dan retribusi.

“Mungkin masih masih bingung yah antara pajak dan retribusi. Kalau pajak itu wajib di kenakan setiap warga, dan retribusi itu ada timbal baliknya,” ujar Rezki.

“Tapi kalau ini jasa usaha ini adalah pungutan dengan menganut prinsip komersial, seperti pasar grosir, RPH, tempat rekreasi. Kita memanfaatkan lalu membayar retribusi,” tambahnya.

Retribusi dikenakan, kata Rezki, jika ada pemanfaatannya oleh masyakarat. Sebab, pemerintah kota telah menyediakan tempat sekaligus sebagai pengelola.

Baca Juga: Ketua DPRD Rudianto Lallo Serahkan Bantuan Ambulans ke Warga Maccini

“Intinya pemerintah itu menyediakan barang dan melakukan retribusi,” ungkap Anggota Komisi B DPRD Kota Makassar ini.

Sementara itu, Imran Rosadi Adnan mengatakan jika pungutan retribusi punya jangka waktu. Penarikannya kadang setiap bulan, atau tiap minggu tergantung aturan yang berlaku.

“Jasa dengan menganut prinsip komersial, adalah jangkauannya bisa sebulan bisa setahun untuk menikmati yang di sediakan oleh pemerintah daerah,” ujarnya.

Terkait perubahan atas Perda ini, kata Imran, hal itu di lakukan lantaran ada beberapa revisi penarikan retribusi.

“Di dalam Perda ini hanya ada beberapa perubahan. Misalnya adanya serah terima Dinas PU yang rumah susun itu juga di kenakan retribusi,” ucap Imran.

Baca Juga: Ketua DPRD Rudianto Lallo Sapa Warga Maccini Sombala di Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Terakhir, Suliadi Perdana Putra mengungkapkan bahwa retribusi ini juga melibatkan pihak selain pemerintah kota. Ada beberapa pihak yang di kerjasamakan dalam pengelolaan tempat usaha itu.

“Jadi dengan adanya Perda ini, retribusi jasa usaha itu di mana melibatkan retribusi tentang adanya suatu kegiatan yang di kelola oleh pemerintah dan melibatkan beberapa elemen, bahkan Perusda,” jelasnya.

“Yakin dan percaya seperti pasar grosir itu melibatkan beberapa pihak tapi tentunya yang utama adalah Pemerintah kota,” tandas Suliadi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button