MAKASSAR, NEWSURBAN.ID – SMA Katolik Cenderawasih menggelar “Festival Kearifan Lokal” sebagai Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Berbasis Nilai Inti (P5BNI) seperti yang tertuang dalam kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka adalah kegiatan kokurikuler berbasis proyek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
Koordinator Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Berbasis Nilai Inti (P5BNI), Maria Immaculada J.J., S.Pd., dalam laporannya mengatakan, Festival kearifan lokal merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka, ada 109 siswa yang terlibat dalam festival ini dan dibagi menjadi 15 kelompok, ada kelompok yang mengembangkan kearifan lokal jenis makanan dan minuman khas sulsel, ada kelompok yang menampilkan drama khas lokal, ada kelompok yang menampilkan tarian tradisional, dan kelompok yang membuat miniatur Kapal Phinisi dan Rumah Tongkonan.
Baca Juga : Hyundai Gowa Gelar Event Bertajuk Spectacular November Bersama Hyundai Stargazer
” Kegiatan ini tentunya akan membuat siswa semakin kreatif dan semakin mengerti nilai-nilai kearifan lokal yang ada di Indonesia khususnya di Sulaweai Selatan. Kegiatan ini juga akan bermanfaat bagi masa depan mereka, mungkin bisa di lihat dari kegiatan ini ada siswa yang bisa membuat jalangkote, pisang ijo, kopi, coto, ini suatu kebanggaan bagi kami, karena ternyata mereka tidak saja aktif dengan bermain gadget tetapi membuat makanan juga” ucapnya.
Maria juga menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan perdana dan berkat kolaborasi yang baik antara guru dan siswa serta orangtua dengan persiapan hanya dua bulan, acara ini bisa berlangsung dengan sangat meriah.
Kepala Sekolah SMA Katolik Cenderawasih Fr. Dionisius Kayus Abi, CMM,S.Pd. menambahkan SMA Katolik Cenderawasih adalah salah satu sekolah yang mendukung program penerapan kurikulum Merdeka, karena berbasis nilai inti yang sama dengan Visi dan Misi Yayasan Paulus Makassar, yaitu Unggul, Kreatif, Kasih dan Misioner.
“Penerapan P5 ini adalah solusi dari pemerintah untuk sekolah bagaimana membuat anak-anak kembali belajar dengan sistem belajar yang lebih menarik. Karena tidak di pungkiri sejak pandemi sistem pembelajaran berubah total, harus di lakukan penyesuaian. Di mana penyesuaian yang di lakukan tidak hanya dari tenaga pendidik tetapi para siswa juga. Yang selama ini pembelajaran tatap muka, tetapi saat pandemi berubah menjadi online. Sehingga harus memaksa para tenaga pendidik cakap tidak hanya dalam menggunakan teknologi untuk proses mengajar. Tetapi bagaimana interaksi bisa tetap terjalin sama sepeti saat tatap muka,”terangnya.
Tim Peduli Pendidikan Keuskupan Agung Makassar, Rivan Tandiari, yang turut hadir dalam kegiatan ini. Memberikan apresiasi kepada panitia pelaksana dan semua yang telah terlibat dalam kegiatan ini. Sehingga kegiatan bisa berlangsung dengan baik, apalagi persiapannya hanya dua bulan. Semoga kegiatan selanjutnya akan semakin baik. Pengembangan kearifan lokal juga semakin beragam sehingga anak didik bisa semakin mencintai. Serta mengembangkan budaya dan kearifan lokal yang ada di Sulawesi Selatan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga : Pesta Nasabah Mikro di Apresiasi Kadis Koperasi dan UKM Kota Makassar Sri Sulsilawati
“Kegiatan seperti ini sangat baik, selain mengajarkan kebersamaan. Nantinya juga mengembangkan skill dan kreativitas, pastinya akan menjadi modal di masa depan bagi siswa. Semoga kegiatan ini menjadi agenda tahunan dan pengembangan kearifan lokal bisa semakin luas seperti menambah dari sisi olahraga. Contohnya Pa’raga yang menjadi cikal bakal sepak takraw. Ini olahraga yang sering di mainkan di kampung dan berkembang menjadi olahraga nasional”, bebernya
Kepala Perwakilan Yayasan Paulus Makassar, Pastor Ardyanto Allolayuk, menjelaskan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Berbasis Nilai Inti (P5BNI). Berkorelasi dengan Visi dan Misi Yayasan Paulus Makassar yaitu Unggul, Kreatif, Kasih dan Misioner. Yang mana ketika anak didik telah selesai dan meninggalkan sekolah ini, nilai-nilai itu terus tertanam dalam diri setiap siswa.
“Yayasan Paulus Makassar selalu mendukung kegiatan positif yang bisa mengembangkan kreativitas dan pembentukan karakter, selain dalam bentuk moral, materi juga. Membantu peserta didik menjadi pandai itu baik, dan menjadi semakin baik ketika peserta didik di bantu. Agar memiliki karakter selaras dengan nilai inti YPM,” tutupnya.