TORAJA UTARA, NEWSURBAN.ID – Tebing menjulang tinggi sekitar 100 meter tepatnya di Tebing gunung Sesean, Dusun Kurra, Lembang To Yasa Akung, Kecamatan Bangkelekila, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Minggu (5/2/2023) siang kembali longsor.
Longsor mengakibatkan intensitas hujan cukup tinggi sepekan ini. Akibatnya, lahan perkebunan dan pertanian serta permukiman warga iku terdampak.
Menurut pengakuan warga, Yudha Duma mengaku longsoran di atas perbukitan mengalir ke bawah yang sangat dekat dengan permukiman warga. Hal ini, katanya cukup mengkhawatirkan akan ada longsor susulan, sehingga mereka mengungsi ke tempat yang aman.
Baca juga: Tanah Longsor di Lembang Rano Tengah Toraja Merusak Sejumlah Rumah dan Jalan
Hal ini mengingat lokasi longsor masih terus menerus diguyur hujan dan membawa lumpur. “Rumah kami di sini satu kampung semua terancam longsor. Warga sudah mengungsi takut ada longsor susulan,” kata Yudha.
Sejumlah material longsor yang jatuh yakni Batu berukuran besar, pepohonan dan lumpur. “Materialnya masih mengalir dari atas, apalagi hujan masih terjadi, makanya kami mengungsi,” ucap yudha.
Warga Panik dan Masih Terisolir
Sebelumnya, kejadian tanah longsor di Tebing gunung Sesean, di pagi hari Sabtu (04/2/2023). Menurut sakit mata, awal kejadian terjadi letusanaa di atas tebing gunung. Sehingga warga panik keluar dari rumah.
“Sebelum longsor di awali dengan bunyi letusan keras, sehingga kami keluar rumah. Setelah bunyi letupan kedua, kayu dan batu di sertai lumpur secara tiba – tiba datang dari atas tebing dan menimpa rumah. Serta lumbung yang ada di sekitar lokasi,” kata Elis Bussang warga yang ikut tertimpa batu akibat longsor.
Baca juga: Akibat Longsor, Jalan Palopo-Toraja Lumpuh Total
Longsor bercampur lumpur dan batu yang berukuran besar yang meluncur dari arah pemukiman, membuat 6 unit rumah warga dan satu lumbung padi rusak parah. Akibatnya dua puluh kepala keluarga terpaksa mengamankan diri ke lokasi yang lebih aman.
Selain lumpur, batu, batang pohon dan bambu juga menimpa rumah hingga menutup akses jalan penghubung kecamatan. Sejumlah warga yang masih berada di daerah perbukitan saat ini masih terisolir. Karena jalan utama yang biasa digunakan tertimbun material longsor.
“Warga yang rumahnya terkena dampak longsor pada menyelamatkan diri ke rumah kerabat terdekat. Karena kami trauma dan takut terjadi longsor susulan, apalagi saat ini masih hujan terus. Takutnya batu dan kayu yang masih ada diperbukitan longsor lagi,” ucap Elis dengan nada sedih. (*)