MAKASSAR, NEWSURBAN.ID – Selama Ramadan hingga Idul Fitri 1444 H, Bank Indonesia (BI) Sulsel perkirakan kebutuhan uang tunai di Sulsel mencapai Rp5,8 triliun. Angka itu, naik sekira 14% year on year (yoy) dari tahun lalu yang sebesar Rp5,04 triliun.
Deputy BI Susel M. Firdauz Muttaqin menyampaikan hal itu kepada wartawan di Makassar, Kamis (6/4/2023). Firdauz menyebut penyediaan kebutuhan uang tunai tersebut sudah memperhitungkan berbagai faktor. Termasuk, normalisasi aktivitas masyarakat pasca pencabutan PPKM. Juga, pemulihan aktivitas ekonomi masyarakat seiring pertumbuhan ekonomi. Serta, peningkatan mobilitas masyarakat pada momen mudik lebaran.
Ia jug mengatakan sepanjang periode 20 Maret-4 April 2023, data BI Sulsel menunjukkan aliran penarikan uang keluar (outflow) sebesar Rp1,55 triliun. Itu berarti telah terealisasi sekira 26% dari total Rp5,8 triliun yang disiapkan oleh BI Sulsel.
Firdaus menyebutkan penyediaan uang tunai sebesar Rp5,8 triliun sudah memperhitungkan berbagai faktor, termasuk normalisasi aktivitas masyarakat pasca pencabutan PPKM, pemulihan aktivitas ekonomi masyarakat seiring pertumbuhan ekonomi, serta peningkatan mobilitas masyarakat pada momen mudik lebaran. Berdasarkan data Bank Indonesia perwakilan sulsel menyebutkan Sepanjang periode 20 Maret-4 April 2023,menunjukkan aliran penarikan uang keluar (outflow) sebesar Rp1,55 triliun, atau telah terealisasi sekitar 26% dari total Rp5,8 triliun yang telah disiapkan oleh BI Sulsel,”
Baca Juga : Maraknya Kasus pada Anak, Budi Hastuti Turun Sosialisasi Perda Perlindungan Anak
Sementara, dari Rp1,55 triliun uang tunai, penarikan oleh perbankan di Kota Makassar mencapai Rp883,12 miliar. Sedangkan penarikan oleh perbankan di 4 lokasi kas titipan (Palopo, Bone, Pare-Pare, Bulukumba) tercatat sebesar Rp655,33 miliar.
Menurut Firdauz, animo masyarakat dalam melakukan penukaran uang cukup tinggi. “Layanan kas keliling BI Sulsel telah melayani penukaran uang oleh masyarakat di wilayah Kota Makassar dan sekitarnya sebesar Rp6,26 miliar,” ungkapnya.
Pada momen Ramadan dan jelang Idul Fitri 1444 H, BI Sulsel menyelenggarakan layanan kas keliling sebanyak 32 kali di 24 titik strategis. Pendaftaran dan antrian penukaran uang pada layanan kas keliling-dilakukan melalui tautan https://pintar.bi.go.id dalam rangka memastikan jumlah penukar dan ketersediaan uang Rupiah.
Perkembangan Inflasi
BI juga merilis, perkembangan inflasi di Sulsel berdasarkan data BPS. Dalam data itu, inflasi gabungan 5 Kota IHK di Sulsel pada Maret 2023 tercatat sebesar 0,75% (mtm). Itu, lebih tinggi dari Nasional yang mengalami inflasi 0,18% (mtm).
Secara tahunan, inflasi gabungan 5 kota IHK di Sulsel tercatat 5,86% (yoy). Angka itu, meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat 5,65% (yoy), serta lebih tinggi dari inflasi nasional (4,97%; yoy).
Firdauz memperkirakan, pada April ini, tekanan inflasi di Sulsel di prakirakan masih akan tetap terjadi. Kondisi tersebut sejalan dengan prediksi peningkatan permintaan masyarakat pada bulan Ramadan dan jelang HBKN Idul Fitri. Khususnya terhadap komoditas bahan makanan, pakaian, dan transportasi.
Baca Juga : Pimpin High Level Meeting, Gubernur Sulsel Puji Tingkat Inflasi Bulukumba
Mengantisipasi risiko tekanan inflasi komoditas pangan pada momen Ramadan dan HBKN Idul Fitri, TPID Sulsel telah menyepakati langkah pengendalian inflasi yang lebih intensif, khususnya terhadap komoditas beras, cabai, dan perikanan.
Misalnya, untuk inflasi dari komoditas beras, TPID Sulsel mengadakan pertemuan dengan pelaku usaha penggilingan. Untuk membuat komitmen penyerapan beras. Hal ini, dapat dukungan Pemda dan Satgas Pangan. Selain itu, mengupayakan revitalisasi mesin penggiling, program mandiri benih, dan efisiensi rantai pasok.
Sementara komoditas cabai, TPID Sulsel melanjutkan gerakan pekarangan pangan lestari dan penanaman pangan secara mandiri.
Sedangkan komoditas Perikanan, tim mengoptimalkan cold storage maupun mobile cold storage untuk meningkatkan buffer stock lokal. Kemudian, membuat kebijakan penangkapan terukur yang mewajibkan landing hasil penangkapan ikan di pangkalan yang terpilih berpeluang untuk mendukung pasokan lokal. Selain itu, mengoptimalkan Unit Pengolahan Ikan yang saat ini utilisasinya masih rendah. Dan, mengelola ekspektasi masyarakat.
Baca Juga : Pemprov – BI Sulsel Canangkan Zona Kuliner Halal, Aman, dan Sehat di Lego-Lego
Pengendalian inflasi pada momen Ramadan dan HBKN Idul Fitri, juga akan di dukung melalui penyelenggaraan pasar murah. Pasar murah ini, di lakukan bersama OPD di tingkat Kabupaten/Kota secara massif dan terjadwal.
Kemudian, pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah (KAD) intra provinsi Sulsel. Dan fasilitasi distribusi/subsidi ongkos angkut bahan pangan melalui penggunaan BTT pengendalian inflasi.
Di sebutkan, sepanjang 2023, TPID Sulsel juga akan terus melakukan strategi 4K (ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif). Di antaranya melalui program peningkatan produktivitas pertanian; penguatan kerjasama antar daerah (KAD); fasilitasi distribusi produsen ke konsumen melalui perluasan kerjasama distributor dengan toko ritel; dan edukasi belanja bijak kepada masyarakat.
Dari indikator dan serangkaian strategi tersebut, Inflasi Sulsel pada akhir tahun 2023 di prakirakan lebih rendah dari 2022. Dan berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 3±1% (yoy).
Prakiraan tersebut-didukung oleh meningkatnya produksi pangan domestik, melandainya harga komoditas global yang mengurangi imported inflation. Serta berbagai langkah dan kebijakan yang di ambil oleh TPID Sulsel. (ard)