MAKASSAR, NEWSURBAN.ID — Bunda PAUD Kota Makassar Indira Yusuf Ismail resmi menutup kegiatan terakhir Bimtek Guru dan Siswa dalam Implementasi Pembelajaran Matematika dengan Pembelajaran Metode Gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan)
Diketahui, giat tersebut-digelar oleh Dinas Pendidikan Kota Makassar di Aula Sipurio Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi selatan mulai 27 Maret hingga 13 April 2023.
Dalam sambutannya, Indira menuturkan pelatihan yang telah di lakukan selama beberapa dapat membuahkan hasil hari ini.
Baca Juga: Tinjau Implementasi Hasil Studi Tiru, Indira Yusuf Ismail Tekankan Pendidikan Karakter Sejak Dini
Indira secara langsung melihat siswa mempraktikkan pembelajaran matematika menggunakan metode gasing dalam materi penjumlahan dan perkalian.
Sebanyak 15 siswa terbaik dari peringkat terbawah di sekolah naik ke panggung melakukan simulasi perhitungan. Beberapa soal di berikan langsung oleh Indira yang dapat di jawab mereka dengan mudah.
“Terimakasih kepada Disdik yang telah memberikan kesempatan untuk belajar menyenangkan dan gembira dengan pelajaran matematika. Hasilnya kita liat siang hari ini,” kata Indira.
Baca Juga: Gebyar UMKM 2023, Indira Yusuf Ismail: Momentum Bangkitkan UMKM
Indira melanjutkan, setelah bimtek ini. Dia berharap pihak Dinas Pendidikan Kota Makassar bersama guru dan kepala sekolah yang mengikuti pelatihan dapat mengimplementasikan metode gasing di sekolah.
“Karena anak-anak kadang lupa pembelajaran jadi perlu berlatih terus. Kepala sekolah, kepala dinas, guru-guru , metode ini harus kita terus terapkan di sekolah,” tutur Indira.
Sejalan dengan Indira, Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Muhyiddin mengatakan nantinya sebanyak 50 guru yang mengikuti pelatihan bimtek ini. Akan menjadi mentor pembelajaran gasing untuk seluruh guru yang ada di Makassar.
“Ada 50 guru yang akan bertugas sebagai mentor. Mereka siap untuk mengajar guru-guru yang ada di sekolah Makassar,” jelas Muhyiddin.
Di ketahui, bimtek metode gasing untuk tahap awal ini di ikuti sebanyak 100 siswa dan 50 guru dari 50 sekolah. Siswa yang di pilih merupakan siswa dengan capaian akademik paling bawah. (*)