Buka Halalbihalal PCI NU Jerman, Konjen Acep: Mari Bersama Bentengi Bangsa dari Politik Identitas dan Paham Anti Pancasila

FRANKFURT, NEWSURBAN.ID — Konsulat Jenderal Republik Indonesia atau Konjen RI Frankfurt, Acep Soemantri, pada halalbihalal PCI NU Jerman (Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Jerman), Sabtu, 6 Mei waktu setempat mengajak warga membentengi bangsa dari politik identitas dan paham anti Pancasila.

Halalbihalal PCI NU Jerman digelar di Wisma Indonesia Konsulat Jenderal Repulik Indonesia (KJRI) Frankfurt. Halalbihlal yang dibuka Acep, dihadiri oleh Konjen RI Hamburg, Ardian Wicaksana serta perwakilan dari KBRI di Berlin yaitu Kombes Pol. Shinto Silitonga dan Ahmad Rakhmadi.

Juga hadir dalam acara tersebut yaitu Rois Syuriah NU Jerman KH. Saeful Fatah, Ketua Tanfidziyah Gus Oding, Ketua ICMI Eropa Raya Prof. Hendro Wicaksana. Serta beberapa pimpinan serta anggota ormas Islam di Jerman lainnya, seperti PCI Muhammadiyah Jerman, Masyarakat Muslim Indonesia, GUSDURian Jerman dan tokoh NU lainnya.

Dibuka dengan pembacaan maulid, yasin dan tahlil, acara yang bertemakan Merawat Jagad Membangun Peradaban ini, diikuti oleh sekitar 300 peserta. Sebagian besar merupakan Nahdliyin. Tidak hanya yang ada di Jerman, juga dari Austria juga Polandia.

Dalam sambutannya, Acep mengucapkan selamat atas eksistensi NU yang sudah memasuki abad ke-2. Dengan usia itu, ia berharap agar para Nahdliyin terus berkiprah. Memberikan kontribusi dalam membangun peradaban dunia yang damai dan toleran di tengah tantangan global.

“Bersama kita bentengi masyarakat dan bangsa Indonesia dari politik identitas, ekstrimisme. Serta paham-paham yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila,” tegas Acep.

Momentum Silaturahmi

Ketua Tanfidziyah PCI NU Jerman, Muhammad Rodlin Billah (Gus Oding) menyampaikan bahwa halalbihalal 1 Abad NU adalah momentum untuk silaturahmi seluruh Nahdliyyin di Jerman. Saat ini jumlahnya terus bertambah sekaligus memperkokoh peran PCINU Jerman dalam menyambut tantangan NU di abad kedua.

NU di Jerman kata dia, memiliki karakter yang khusus. Karena sebagian besar Nahdliyyin adalah pakar pada berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) serta berasal dari kalangan profesional.

Banyak Nahdliyyin Jerman yang bekerja di bidang industri. Seperti industri pesawat terbang, ilmu komputer, startup, dokter, profesor, dan peneliti.

“Dengan demikian diharapkan diabad kedua, PCI NU Jerman dapat lebih berkontribusi terhadap kemajuan Iptek. Dengan tetap menjaga akidah Ahlussunah wal jamaah serta memiliki komitmen kebangsaan yang kuat,” jelas Gus Oding.

KH Saeful Fatah

Sementara itu, KH. Saeful Fatah selaku Rois Syuriah PCI NU Jerman menggambarkan, NU layaknya kereta api dengan berbagai karakter penumpang yang memiliki masinis. Yakni ulama dengan keilmuan dan keteladannya.

Berbagai jenis profesi, karakter sosial, kata dia, Nahdliyyin akan selamat ketika mengikuti ulama dalam kereta NU. Dengan paham Ahlussunah wal jamaah sebagai relnya.

“Ulama di NU telah ditempa dalam pesantren sehingga tidak saja cakap dalam ilmunya. Namun juga memiliki kepedulian terhadap umat dan bangsa,” kata KH Saeful Fatah.

Pascadakwah Rois Syuriah, acara berlanjut pada pemberian kesan pesan dari Konjen RI Hamburg, Ketua ICMI Eropa Raya dan Atase Kepolisian KBRI Berlin.

Dalam pesannya, Kombes Pol. Shinto Silitonga menyampaikan bahwa di Indonesia, NU memiliki peran penting dalam menciptakan situasi yang harmonis di tengah keberagaman masyarakat. Baik secara sosial maupun politik.

“Kita terus bekerjasama dengan para Nahdliyin Jerman untuk mewujudkan situasi yang tetap aman. Damai dan kondusif pada tahun politik, Pemilu 2024 mendatang,” ucap Shinto.

Dalam acara ini pula, PCI NU Jerman memberikan ruang berupa ‘election centre’ yang diisi oleh seluruh PPLN yang ada di Jerman. Serta Panwaslu Luar Negeri untuk memberikan pelayanan secara langsung kepada WNI berkaitan dengan Pemilu 2024. (rls/tim)

Exit mobile version