MAKKAH, NEWSURBAN.ID — Jelang wukuf di Arafah, dr. Wachyudi Muchsin SKed SH MKes C.Med dokter pendamping kesehatan Tazkiyah Konsorsium Himpuh berpesan kepada jemaah agar terus menjaga kesehatan.
“Puncak pelaksanaan ibadah haji akan berlangsung kurang dari dua pekan lagi. Jemaah haji Indonesia, terutama yang berusia lanjut sebaiknya menjaga kesehatan. Caranya, kurangi aktivitas di luar hotel dan berolahraga agar tidak jenuh,” pesan dr. Wachyudi Muchsin jelang Wukuf di Arafah.
“Tak lama lagi, jemaah haji indonesia akan menjalankan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Wukuf di Arafah akan berlangsung pada 9 Zulhijjah atau 27 Juni 2023,” tambah dokter yang akrab dengan sapaan Dokter Koboi itu.
Baca Juga: Bupati Gowa Lepas 589 JCH Reguler, Sebut Mereka Orang-Orang Beruntung
Untuk menghadapi fase Armuzna, berpesan jemaah haji harus menyiapkan fisik, mental dan kesehatan. Agar jemaah bisa melaksanakan seluruh rukun wajib haji dengan lancar.
Dokter Yudi juga menyampaikan agar seluruh pendamping haji menggencarkan edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan. Edukasi ini kata dia, sangat penting agar muncul kesadaran dari jemaah haji bahwa fase Armuzna butuh persiapan kesehatan. Sebab, saat wukuf, 85 persen aktivitas adalah fisik.
Dokter Koboi itu, juga memberikan tips kesehatan jelang Armuzna. Yaitu, pertama, kurangi aktivitas fisik yang berlebihan. Seperti memaksakan diri untuk ziarah, umrah sunah, beribadah di Masjidilharam terutama bagi jemaah yang berisiko tinggi.
Baca Juga: Wabup Edy Manaf Lepas 403 Jemaah Calon Haji Bulukumba
Kedua, waspada pada cuaca panas di Makkah yang tinggi potensi jemaah menjadi dehidrasi. Tidak hanya dehidrasi, cuaca panas juga dapat membuat psikologi terpengaruh. Oleh karenanya jemaah haji-diimbau untuk minum dan jangan menunggu haus.
Ketiga, jangan lupa makan pada waktunya. Mengingat aktivitas ibadah bagi jemaah haji sangat padat. Maka jemaah haji dia sarankan saat meninggalkan penginapan juga membawa makanan. Hal ini dapat mengantisipasi jika saat bepergian hingga lewat waktu makan, maka dapat mengonsumsi makanan yang dibawa.
Keempat, jika jemaah haji terpaksa ke luar penginapan di siang hari maka gunakanlah alat pelindung diri (APD). Seperti topi, kacamata hitam, masker, payung, dan alas kaki.
Baca Juga: Lepas JCH Kota Palu, Wali Kota Hadi: “Komiu” Susah Jangan Sungkan Kontak Istri Saya
Kelima, konsumsi obat rutin secara teratur bagi jemaah haji khususnya lanjut usia. Jemaah haji juga dia imbau untuk segera memeriksakan diri jika sakit jangan menunggu kondisi menjadi parah. “Jangan menunggu dokter untuk visitasi. Namun jemaah haji di minta aktif memeriksakan diri keaehatannya sebagai salah satu bentuk deteksi dini,” imbuhnya.
Keenam, penting untuk mengelola stres. Jemaah haji-diberikan pemahaman bahwa kondisi di Armuzna adalah serba darurat. Oleh karenanya jemaah harus siap dengan situasi yang padat, berdesakan, segala hal serba terbatas. Jemaah diimbau untuk tetap sabar dan dapat mengelola stres dengan baik.
Ketujuh, jemaah haji patuh pada kebijakan penyelenggara haji seperti di antaranya imbauan kurangi aktivitas fisik atau ibadah sunah. Menghindari umrah pada siang hari, dan bagi jemaah haji Lansia yang melakukan aktivitas ibadah pastikan ada pendampingnya.
Baca Juga: Jemaah Haji Asal Sulsel Telantar di Arab Saudi
“Jemaah haji-diajak untuk melakukan olah tubuh ringan setiap waktu agar otot dan saraf tubuh jemaah haji tetap aktif. Gerakan seperti menggerakan jari dan telapak tangan, menepuk telapak tangan, menepuk sela-sela jari tangan, hingga menepuk-nepuk lengan,” tuturnya.
“Gerakan ini berguna untuk menstimulus saraf yang ada di tangan yang sangat berguna bagi kesehatan. Sambil melakukan olah tubuh, jemaah diajak untuk berselawat,” pungkas Dokter Yudi. (*)