JAKARTA, NEWSURBAN.ID – Kementerian Sosial (Kemensos) ciptakan GRUWI dan GRITA untuk memperkuat keberpihakan kepada penyandang disabilitas.
Kemensos ciptakan GRUWI dan GRITA ini, sejalan dengan semangat ASEAN High Level Forum (AHLF) on Disability-Inclusive Development and Partnership beyond 2025, yang akan digelar pada 10-12 Oktober 2023 di Makassar.
Dalam berbagai kesempatan, Menteri Sosial Tri Rismaharini menegaskan momen AHLF akan menjunjung semangat keberpihakan negara-negara ASEAN terhadap para penyandang disabilitas. “No one left behind, jadi tidak ada seorangpun yang tertinggal termasuk disabilitas,” katanya.
Baca Juga: Momentum HUT TNI ke-78, Danny Pomanto: Masyarakat Makassar Bergembira TNI Dekat Rakyat
Sebagai bukti nyata, Kemensos telah mengembangkan inovasi terhadap berbagai alat bantu penyandang disabilitas. Di antara inovasi terbaru adalah Gelang Rungu dan Wicara (GRUWI) dan Gelang Tuna Grahita (GRITA). Ada juga tongkat adaptif yang telah-dipatenkan Kemensos.
GRUWI di luncurkan oleh Mensos sebagai salah satu upaya pemenuhan hak-hak penyandang-disabilitas. Sekaligus respons terhadap ancaman keamanan yang-dihadapi penyandang-disabilitas tuna rungu dan tuna wicara. Gelang ini-dipicu oleh sensor gerak serta-dilengkapi dengan pendeteksi denyut nadi.
Apabila pengguna dalam kondisi darurat atau panik. Sehingga denyut nadi tiba-tiba tinggi, maka gelang ini akan berbunyi untuk menarik perhatian orang lain. Sehingga kejahatan terhadap penyandang tuna rungu dan tuna wicara serta tuna grahita bisa di cegah.
“Inovasi Kemensos itu berangkat dari kegelisahan saya yang sering mendapati kasus rudapaksa yang banyak menimpa anak-anak-disabilitas rungu dan wicara,” kata Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Baca Juga: Pimpin Upacara Hari Kesaktian Pancasila, Danny Pomanto: Pupuk Persatuan dan Kekompakan
Baik GRUWI, GRITA maupun tongkat adaptif, merupakan hasil inovasi tim-disabilitas yang-dibina di sentra- sentra Kemensos. Alat tersebut berfungsi sebagai early warning system atau peringatan dini bagi penyandang-disabilitas baik rungu wicara maupun intelektual. Jika terjadi ancaman yang dapat membahayakan-dirinya dari luar.
“Hingga saat ini, jumlah produksi awal untuk GRUWI sebanyak 217 unit dan GRITA sebanyak 100 unit. Dari jumlah tersebut telah-disalurkan GRUWI 65 unit dan untuk GRITA belum ada,” kata Kepala Sentra Terpadu Inten Soeweno (STIS) Bogor, MO. Royani.
Inovasi Kemensos tersebut, sukses karena-dirasakan manfaatnya oleh para penyandang-disabilitas yang terlihat dari tingginya jumlah waiting list permintaan atau persiapan pengiriman ke Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS). Yaitu GRUWI sebanyak 75 unit dan GRITA sebanyak 90 unit.
Perhelatan ASEAN High Level Forum (AHLF) on-Disability-Inclusive Development and Partnership beyond 2025, akan-dihadiri 200 delegasi. Dari Badan Sektor ASEAN, organisasi terafiliasi ASEAN, organisasi penyandang-disabilitas, mitra wicara ASEAN. Serta akademisi di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. (*)
Cek berita dan lainnya di Google News