BONE, NEWSURBAN.ID – Penjabat Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Bahtiar Baharuddin menyebut potensi ekonomi di teluk Bone adalah raksasa yang sedang tidur. Untuk itu, dirinya ingin menghidupkan kembali potensi ekonomi di teluk Bone, termasuk dari hasil buminya. Teluk ini tidak kalah potensinya dengan teluk lain yang ada di Indonesia dan diharapkan menjadi lokomotif pembangunan di Sulsel.
“Satu bulan terakhir setelah menjadi penjabat Gubernur, saya sampaikan, bahwa ratusan tahun teluk Bone adalah raksasa yang sedang tidur,” ujar Bahtiar Baharuddin kepada awak media di Bone, Sabtu 7 Oktober 2023.
Menurut dia, teluk Bone di sebut sebagai raksasa sedang tidur, karena lanskap ekonomi dan potensinya. Sedangkan selama ini, bahkan sejak zaman penjajahan pantai barat di Sulsel, yakni selat Makassar lebih-dikenal dan di perhatikan pembangunannya. Padahal teluk Bone juga dulunya adalah jalur laut yang penting.
Baca Juga: Ketua MUI dan Wakil Ketua PBNU Pusat Kompak Pimpin Sulsel Bersholawat
Untuk itu, ia menilai bahwa teluk Bone juga harus menjadi perhatian, pemerataan pembangunan harus di lakukan.
“Nah dalam sejarah yang berkembang itu semua berpusat di Parepare sama di Makassar, itu semua pantai barat. Akhirnya semua barang dari luar semua ke Makassar dan Parepare, baru di kirim ke Bone, Wajo, Sinjai dan seterusnya. Akibatnya biaya trasportasinya besar dan pasti cepat rusak jalan,” urainya.
Pengembangan pelabuhan laut misalnya sangatlah penting. Termasuk untuk transportasi logistik yang lebih baik dan meningkatkan nilai ekonomi, termasuk agar biaya transportasi lebih murah.
Untuk itu, cara untuk mengurangi biaya trasportasi, maka harus-diubah cara pandang dalam pengembangan pembangunan pelabuhan laut sebagai solusi untuk menjawab kesulitan masyarakat menjual hasil pertaniannya.
“Bagaimana cara mengurangi biaya trasportasi. Apapun yang paling murah adalah jalur laut. Kenapa China Sanghai paling besar di dunia, karena dia memiliki pelabuhan terbesar saat ini, kenapa Singapura paling besar saat ini karena dia pelabuhan laut terbesar barang di dunia kawasan sini,” jelasnya.
Baca Juga: Apresiasi Penanganan Stunting di Sulsel, Wapres Serahkan Dana Insentif Fiskal ke Pj Gubernur Bahtiar
Ia menyampaikan contoh, jika-dilakukan perbandingan dari segi keuntungan hasil panen di Kabupaten Bone dengan Kabupaten Maros, tentunya lebih murah biaya operasionalnya petani di Maros-dibandingkan dengan petani di Bone jika di jual di Makassar karena faktor biaya transportasi.
“Makanya saya kasi contoh tadi kalau saya tanam jagung di sini (Bone), terus saya juga tanam jagung di Maros sama-sama saya jual di Pabaeng-baeng mana lebih murah. Mana lebih banyak untungnya, Maros lah. Logikanya sederhana sekali, karena pasti tidak kena trasportasi, kita biaya trasportasi besar sekali,” paparnya.
Ia mengungkapkan peninjauan di Pelabuhan Pattiro Bajo, di Kecamatan Sibulue, Kabupaten Bone karena 9 pelabuhan yang sebelumnya-dikelola Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI) sudah di serahkan untuk-dikelola Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel.
“Saya dapat laporan dari staf, bahwa Kementerian Perhubungan telah menyerahkan sembilan pelabuhan laut, pelabuhan barang yang-dimiliki oleh Kementerian Perhubungan RI di serahkan ke Pemerintah Provinsi. Nah sebagai Pemerintah Provinsi ingin tahu apa yang di serahkan itu,” jelasnya.
Baca Juga: Kemarau Panjang Bakal Berlangsung Hingga November 2023, Pemprov Sulsel Imbau Masyarakat Tidak Panik
Sementara itu, Pj Bupati Kabupaten Bone, Islamuddin menyampaikan terimakasih kepada Pj Gubernur Sulsel atas kesedian waktunya melakukan kunjungan.
“Terimakasih banyak bapak Gubernur atas perhatian kepada masyarakat Kabupaten Bone. Kami akan berharap bisa mendukung program-program Pemerintah Provinsi Sulsel dan program priotas nasional,” tutupnya.
Hadir dalam acara tersebut Kodim Kabupaten Bone, Kapolres Bone, Kejari Bone, Kepala UPT Perhubungan Pemprov. Sulsel, Perwakilan Sahbandar Pelindo IV dan seluruh stakholder lainnya. (*)
Cek berita dan artikel lain di Google News