MAKASSAR, NEWSURBAN.ID – Pj Sekprov Sulsel, Andi Muhammad Arsjad, menjadi keynote speaker mengenai peran pemerintah daerah provinsi dalam program transformasi digital ekosistem kesehatan khususnya di Provinsi Sulsel, yang dilaksanakan di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel, Kamis, 14 Desember 2023.
Seminar ini mengangkat tema ‘Strategi dan Implementasi Program Transformasi Digital Ekosistem Kesehatan di Provinsi Sulawesi Selatan’.
Diketahui bersama jika saat ini kita sedang berada di era revolusi industri yang ditandai dengan kemajuan pesat di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi. Di mana, kemajuan ini sangat membantu dan bermanfaat dalam peningkatan pelayanan di semua sektor.
Baca Juga: Pj Gubernur Sulsel Ikut Gerakan Perangi Sampah Plastik Bersama KASAD TNI
“Tentunya, saya mengapresiasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), khususnya Pusat Data dan Informasi Kemenkes bersama Digital Transformation Office, yang membantu mengintegrasikan data Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) di Provinsi Sulawesi Selatan ke dalam platform SATUSEHAT,” ujar Arsjad.
Inovasi ini, kata Arsjad, merupakan Platform Penghubung Ekosistem Data Kesehatan yang menghubungkan dan memberdayakan seluruh ekosistem sistem kesehatan serta pengguna (masyarakat).
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa SATUSEHAT akan mengintegrasikan data kesehatan individu antar Fasyankes dalam bentuk Rekam Medis Elektronik (RME) guna mendukung interoptabilitas data kesehatan melalui digitalisasi dan standarisasi.
Baca Juga: Bahas Ketersediaan Bahan Pokok, Pj Sekda Sulsel Rapat Bersama Satgas Pangan dan Distributor
Untuk itu, sudah menjadi kewajiban semua elemen, khususnya pemerintah daerah di Sulawesi Selatan. Untuk mendukung penuh penyelenggaraan transformasi digital ekosistem kesehatan bisa terealisasi di seluruh Fasyankes wilayah kita.
“Kami sadari, pemenuhan akses internet dan perangkat keras yang memadai di Fasyankes, menjadi kebutuhan dasar. Dan krusial dalam merealisasikan transformasi digital ini. Dari 1.370 fasyankes yang tersebar di 24 kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Selatan, baru 32 Fasyankes (2,34 persen). Yang terkoneksi di platform SATUSEHAT. Dengan rincian, 19 Rumah Sakit, 5 Puskesmas, dan 8 klinik,” ungkapnya.
Baca Juga: Lestarikan Pesisir di Hari Nusantara, DKP Sulsel Tanam 78 Ribu Mangrove di Bone
Kondisi ini wajib menjadi atensi kita bersama. Pemerintah Provinsi harus berperan sebagai fasilitator, penggerak, dan pengawas. Dalam mendorong sinergi dan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan.
“Untuk itu, saya juga mengimbau kepada bupati/wali kota bersama Dinas Kesehatan se-Sulawesi Selatan untuk segera menuntaskan kendala yang-dihadapi saat ini. Agar digitalisasi ekosistem kesehatan dapat 100 persen terwujud di semua Fasyankes Provinsi Sulawesi Selatan,” imbuhnya.
Melalui seminar ini, ia berharap agar semua mendapat wawasan. Dan pengetahuan dalam mengimplementasikan digitalisasi ekosistem kesehatan di Sulawesi Selatan dari para narasumber yang hadir.
“Saya yakin, dengan kerjasama dan sinergi yang baik antara pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota. Dan seluruh pemangku kepentingan di transformasi digital ekosistem kesehatan. Kita dapat mewujudkan Sulawesi Selatan yang sehat dan sejahtera,” tandasnya. (*)
Cek berita dan artikel lain di Google News