GOWA, NEWSURBAN.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa terus berupaya memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakatnya, khususnya di bidang pelayanan kesehatan seperti di puskesmas, posyandu hingga Pustu (Puskesmas Pembantu).
Salah satu cara yang dilakukan yakni melalui Kick Off Integrasi Layanan Primer (ILP) Kabupaten Gowa bersama Dinas Kesehatan, Kementerian Kesehatan dan USAID Momentum di Baruga Tinggimae, Rujab Bupati Gowa, Jum’at (9/8).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa, drg Abd Haris Usman mengatakan Kick Off ILP ini merupakan sebuah upaya untuk menata dan mengkoordinasikan berbagai pelayanan kesehatan primer dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan, berdasarkan siklus hidup bagi perseorangan, keluarga dan masyarakat.
“Tujuan utama dari ILP ini adalah meningkatkan cakupan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan primer di Indonesia, sekaligus sebagai wujud implementasi dan langkah strategis dalam memperkuat pelayanan kesehatan primer di Indonesia,” ungkapnya.
Salah satu contoh dari ILP ini kata drg Haris yakni, Puskesmas yang dulunya menggunakan poli sekarang berubah menjadi klaster yang dibagi dalam 5 klaster sehingga lebih tertata dan terpantau.
Baca Juga: Jelang HUT Ke-79 RI, 70 Peserta Calon Paskibraka Gowa Mulai Latihan
“Kepala Puskesmas akan menetapkan pembagian seluruh petugas Puskesmas ke dalam klaster-klaster dan menetapkan struktur organisasi, seperti Klaster 1 adalah manajemen, klaster 2 Ibu dan Anak, Klaster 3 Usia Dewasa dan lansia, Klaster 4 Penanggulangan Penyakit Menular dan klaster 5 Lintas Klaster. Nah ini natinya akan termonitor dengan baik dan kelihatan sehingga lebih mudah jika dilakukan pelayanan,” sebutnya.
Tak hanya Puskesmas, ILP ini juga berlaku pada Posyandu dan Pustu yang nantinya akan melayani seluruh siklus kehidupan mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia sehingga masyarakat akan mendapatkan paket pelayanan secara komprehensif sesuai siklus hidup tersebut.
Dirinya menyebut saat ini ada 13 Puskesmas yang melakukan ILP ini yang diharapkan mampu menjadi percontohan bagi Puskesmas lainnya sehingga tahun depan secara keseluruhan 26 Puskesmas di Gowa mampu menerapkan ILP ini.
“Setelah Kick Off di tingkat provinsi pada saat September 2023 lalu, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa juga mulai melaksanakan hal ini yang dimulai pada 13 Puskesmas kita. Konsep integrasi kesehatan primer ini adalah transformasi, dimana tidak ada lagi berbasis pada program atau penyakit, namun ada perubahan paradigma dalam pelayanan di Puskesmas yaitu dengan pendekatan pelayanan siklus hidup yang diintervensi melalui melalui klaster sehingga pelayanan di Puskesmas akan lebih terintegrasi dan komprehensif,” jelasnya.
Menanggapi hal ini Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan mengapresiasi langkah Dinas Kesehatan yang melakukan Kick Off ini. Menurutnya dalam melakukan suatu integrasi maka yang dibutuhkan adalah visi dan misi harus memiliki pemahaman yang sama.
Baca Juga: Bunda PAUD Gowa Pantau Pelaksanaan MPLS di SDN Bontokamase
“Tidak akan mungkin ada keberhasilan di suatu integrasi tanpa hadirnya kesaaman dalam pikiran. Sebab yang ingin kita satukan ini adalah sistem, dimana nantinya pelayanan mulai tingkat paling bawah sampai keatas itu sejalan dengan visi kita yang dilakukan hari ini,” katanya.
Adnan menyebut dari 26 Puskesmas yang ada di Gowa tidak harus dilakukan secara keseluruhan. Namun diharapkan 13 yang dilakukan tersebut mampu menjadi percontohan bahkan di Sulawesi Selatan.
“13 terlebih dulu dilakukan sebagai percontohan, kalau ini sudah berjalan dengan baik dan lancar dan sudah sesuai dengan harapan kita maka setelah itu barulah dilakukan secara bertahap di 26 Puskesmas di wilayah Gowa. Apalagi Kick off ini tanda dimulainya kegiatan ini dan Pemkab Gowa juga telah menganggarkan di APBD perubahan yang sebentar lagi kita tetapkan bersama DPRD Gowa,” jelasnya.
Baca Juga: Wabup Gowa Kukuhkan Perpanjangan Masa Jabatan 66 Kepala Desa
Olehnya ia berharap melalui Kick Off ini pelayanan kesehatan di Kabupaten Gowa semakin baik. Pasalnya dalam menyelesaikan permasalahan, pemerintah tidak bisa berjalan secara secara individualisme tetapi dibutuhkan kolaborasi seluruh pihak yang ada termasuk USAID.
“Yang namanya pelayanan tidak akan mungkin bisa mencapai kepuasan, apalagi yang kita layani adalah masyarakat/manusia yang memiliki karakter berbeda beda. Namun tetap layani dengan baik sesuatu aturan dan mekanisme yang berlaku. Jangan takut dikritik, bekerjalah dengan baik dan pastikan pelayanan ke masyarakat juga berjalan dengan baik,” harap Adnan.
13 Puskesmas yang mulai menerapkan ILP ditahun 2024 ini yakni Puskesmas Bontomarannu, Bajeng, Bontonompo1, Samata, Pallangga, Somba Opu, Pattallassang, Manuju, Parigi, Sapaya, Bontonompo 2, Bontolempangan 1 dan Kanjilo. (nh/*)