MAKASSAR, NEWSURBAN.ID – Real Time Billionaire Forbes merilis, pengusaha di Sulawesi Selatan (Sulsel) Dewi Kam kini masuk dalam jajaran 10 besar orang terkaya di Indonesia. Kekayaannya mengalahkan bos Trans Corp, Chairul Tanjung.
Di jajaran 10 besar orang terkaya versi Real Time Billionaire Forbes, Dewi Kam satu-satunya perempuan.
Dalam rilis itu, pemilik Barito Pacific (perusahaan petrokimia dan energi), Prajogo Pangestu masih di posisi pertama. Nilai kekayaannya mencapai USD43,5 miliar atau setara Rp 710 triliun.
Pengusaha tambang sekaligus “raja” batu bara pemilik PT. Bayan Resources Tbk, Low Tuck Kwong berada di posisi kedua. Nilai kekayaannya USD27,8 miliar setara Rp 453 triliun.
Baca Juga : Sambut Milad Pertama, Forbes Ajak Masyarakat Bone Gelar Tabligh Akbar dan Zikir Bersama
Sementara, Hartono bersaudara berada di posisi ketiga dan keempat. Di mana Robert Budi Hartono memiliki kekayaan USD22 miliar atau setara Rp359 triliun. Sedangkan Michael Hartono memiliki kekayaan USD21,1 miliar atau setara Rp344 miliar.
Sedangkan Dewi Kam memiliki kekayaan USD4,9 miliar atau setara Rp80 triliun.
Dengan kakayan tersebut, Dewi Kam mengalahkan pemilik Trans Corp, Chairul Tanjung yang punya kekayaan USD4,4 miliar atau setara Rp 71,8 triliun.
Sementara di urutan ke-10, ada pemilik Alfamart, Djoko Susanto. Nilai kekayaannya mencapai USD4,2 miliar atau setara Rp68 triliun.
Berikut 10 orang terkaya di Indonesia versi Real Time Billionaire Forbes per Kamis (6/2/2025):
1. Prajogo Pangestu = 43,5 miliar dollar AS (Rp 710 triliun)
2. Low Tuck Kwong = 27,8 miliar dollar AS (Rp 453 triliun)
3. R Budi Hartono = 22,0 miliar dollar AS (Rp 359 triliun)
4. Michael Hartono = 21,1 miliar dollar AS (Rp 344 triliun)
5. Sri Prakash Lohia = 8,5 miliar dollar AS (Rp 138 triliun)
6. Agoes Projosasmito = 5,0 miliar dollar AS (Rp 81 triliun)
7. Keluarga Tahir = 4,9 miliar dollar AS (Rp 80 triliun)
8. Dewi Kam = 4,9 miliar dollar AS (Rp 80 triliun)
9. Chairul Tanjung = 4,4 miliar dollar AS (Rp 71 triliun)
10. Djoko Susanto = 4,2 miliar dollar AS (Rp 68 triliun)
DARI MANA SUMBER KEKAYAAN DEWI KAM?
Perempuan pengusaha ini, mendapatkan sebagian besar kekayaannya dari saham minoritas di perusahaan tambang batu bara di Indonesia Bayan Resources.
Di mana Saham Bayan Resources naik tiga kali lipat pada 2022 di tengah krisis energi global.
Di Bayan Resources, Forbes menyebut, Dewi Kam memiliki 10 persen saham.
Hal tersebut sekaligus menjadikannya pendatang baru yang masuk daftar orang terkaya Indonesia.
Lebih dari itu, nama Dewi Kam juga erat kaitannya dengan bisnis pembangkit listrik.
Di laman resmi dpmptsp.sulselprov.go.id, Dewi Kam terlibat dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Jeneponto di Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan.
Keterlibatan Dewi Kam dalam hal ini dilakukan melalui PT. Sumber Energi Sakti Prima (SSP), yang bermitra dengan PT. Bosowa Energi dalam proyek tersebut. Dewi Kam merupakan pemilik SSP.
Baca Juga : Suasana Haru Warnai Pertemuan Sekaligus Pamit Indira dengan Pengurus TP PKK Makassar
Dewi Kam tercatat merupakan pemegang saham Birken Universal Corporation dan Direktur Savill Universal Ltd. Yang berlokasi di Britisih Virgin Islands, dan pemegang saham Overseas Finance Ltd yang bertempat di Samoa.
Dewi Kam merupakan nominee director Execorp Limited, dan nominee Shareholder Portcullis Nominees (BV) Limited, dan Sharecorp Limited.
Adapun pada tahun 2006 ketika Indonesia dan China melakukan kesepakatan kontrak proyek energi sebesar USD3,56, dia menghadiri penandatanganan kontrak dalam kapasitasnya sebagai Presiden Komisaris PT. Sumbergas Sakti Prima.
Proyek yang Dewi Kam kelola melalui perusahaan tersebut yaitu Coal Based Chemical Plant di Balocci, Pangkep, Sulawesi Selatan dengan nilai 687 juta dollar AS.
Lebih dari itu, Dewi Kam juga merupakan sosok penting di balik keberadaan PLTU Cilacap di Desa Karangkandri, Cilacap, Jawa Tengah, yang dikembangkan oleh PT Sumber Segara Primadaya (S2P).
Baca Juga : Gelar Capping Day 2025, SMK Darussalam Ukir Semangat Siswa Dalam Setiap Langkah Pengabdian
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, proyek PLTU Cilacap di kembangkan oleh PT. Sumber Segara Primadaya (S2P).
Saham perusahaan tersebut di miliki oleh PT Sumber Energi Sakti Prima dengan porsi 51 persen (SSP) dan PT. Pembangkit Jawa-Bali (PJB) sebesar 49 persen.
PT Sumber Energi Sakti Prima adalah perusahaan yang kepemilikan akhirnya di kuasai oleh Dewi Kam dan Richard Jasin.
Perinciannya, saham PT Sumber Energi Sakti Prima dimiliki oleh PT. Sumbergas Sakti Prima dengan porsi sebesar 91 persen, dan sisanya milik Racecourse Investments Ltd sebanyak 9 persen.
Adapun Dewi Kam adalah pemilik mayoritas saham PT. Sumbergas Sakti Prima dengan kepemilikan 99,5 persen, sedangkan Richard Jasin hanya mendapat porsi 0,05 persen.
Dengan demikian, sosok pemilik saham mayoritas di balik PLTU Cilacap adalah Dewi Kam. (*)