MAJENE, NEWSURBAN.ID – Lembaga Amil Zakat (LAZ) Hadji Kalla melalui program Aktif Positif berkolaborasi bersama Estuaria Indonesia dalam menyukseskan Gerakan Tanam 2.000 Mangrove. Aksi tersebut telah dilaksanakan di Desa Tinambung, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
Kegiatan ini melibatkan 52 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Sulawesi Barat, masyarakat pesisir, perwakilan mitra swasta dan Pemerintah Kabupaten Majene hingga relawan lingkungan. Mereka pun sangat antusias berjalan menyusuri perairan setinggi betis di garis pantai Pamboang pada akhir Mei 2025 lalu.
Puluhan relawan ini pun menaruh harapan pada bibit mangrove yang mereka tanam. Ini bukan sekadar aktivitas penghijauan, melainkan bentuk cinta pada bumi dan kehidupan. Gerakan ini sekaligus menjadi bagian dari upaya ekologis untuk melawan abrasi yang semakin menggerus garis pantai Majene.
“Saya belum pernah terlibat langsung dalam kegiatan seperti ini sebelumnya. Tapi hari ini saya merasa seperti sedang menanam masa depan. Bukan cuma belajar soal ekosistem, tapi juga soal gotong royong dan tanggung jawab sosial,” ujar Amir, salah seorang relawan yang merupakan mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Sulawesi Barat.
Founder Estuaria Indonesia, Nurjirana, menjelaskan, kegiatan ini sebagai upaya perlawanan terhadap dampak perubahan iklim secara partisipatif. Gerakan ini bukan hanya soal jumlah bibit mangrove yang ditanam, tetapi tentang menyatukan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga ekosistem pesisir.
“Kegiatan ini bukan hanya penanaman, tapi sebuah komitmen bersama untuk menjaga keberlangsungan kehidupan pesisir. Kami ingin memantik kepedulian masyarakat agar terus terlibat setelah bibit ini tumbuh,” jelasnya.
Direktur Mangrove Learning Center (MLC), Tavip Anwar, turut berbagi pengalaman dalam momen ini. Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di bidang konservasi mangrove, Tavip memberi edukasi langsung kepada peserta tentang pentingnya pola tanam yang benar dan pendekatan berbasis komunitas.
“Menanam itu bagus, tapi dalam jangka panjang. Yang lebih penting adalah edukasi. Tujuan menanam bukan sekadar menumbuhkan, tapi memberi kehidupan baru,” tegas Tavip.
PIC Program Aktif Positif LAZ Hadji Kalla, Kurniawan Jaya, menjelaskan, kegiatan seperti ini sangat sejalan dengan prinsip ESG yang menjadi landasan di KALLA. Gerakan tanam mangrove ini bukan hanya menyelamatkan pesisir, tetapi juga membentuk generasi yang peduli pada lingkungan dan masa depan.
“Zakat yang kami kelola, kami arahkan untuk mendukung program yang tidak hanya karitatif, tapi juga transformasional. Ini contoh nyata bahwa zakat bisa menjadi energi hijau yang menumbuhkan harapan,” tambahnya.
Program Aktif Positif merupakan inisiatif dari LAZ Hadji Kalla untuk mendukung kegiatan komunitas dan organisasi sosial yang memiliki semangat pemberdayaan dan keberlanjutan. Proposal program dapat diajukan melalui laman resmi Yayasan Hadji Kalla dan akan diseleksi untuk mendapatkan pendanaan zakat yang produktif dan tepat sasaran.