PKK Luwu Timur Luncurkan Gerakan Edukasi Sampah Berbasis Keluarga

LUWU TIMUR, NEWSURBAN.ID —  Ketua TP PKK Luwu Timur, dr. Ani Nurbani, meluncurkan gerakan edukasi pengelolaan sampah berbasis keluarga sebagai tindak lanjut dari kunjungan studi tiru ke Yogyakarta, Banyumas, dan Bandung yang diikuti bersama Bupati Luwu Timur.

Gerakan ini akan di mulai di empat kecamatan prioritas. Yaitu Towuti, Tomoni, Burau, dan Malili, dengan fokus pada edukasi pemilahan sampah rumah tangga. Serta penguatan peran ibu rumah tangga sebagai motor perubahan.

“Ibu rumah tangga adalah garda terdepan dalam mengatur kebiasaan keluarga. Jika mereka terbiasa memilah sampah, maka satu rumah sudah ikut sistem,” ujar dr. Ani dalam keterangannya, Selasa (15/07/2025).

Baca juga; Melalui Gerakan Si Hijau TP PKK Kecamatan di Gowa Diminta Sosialisasikan Pentingnya Memilah Sampah

PKK Luwu Timur menetapkan empat aksi utama dalam program ini.

Pertama, kampanye edukasi langsung oleh kader PKK ke desa dan kelurahan, bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan komunitas lingkungan.

Kedua, pembentukan minimal tiga kader PKK hijau di setiap desa yang fokus pada isu lingkungan.

Ketiga adalah pelatihan mandiri tentang pembuatan kompos dan pengelolaan bank sampah.

Baca juga: TPS3R Baruga Jadi Pilot Project, Bupati Irwan Pimpin Rakor Pengelolaan Sampah Lutim

Sementara aksi yang keempat yakni sinergi dengan PT Vale Indonesia dan pengelola TPS3R di Baruga dan Tomoni dalam bentuk pelatihan dan penyediaan fasilitas edukatif.

Gerakan ini terinspirasi dari program “Sumpah Beruang” di Banyumas yang berhasil mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah.

PKK Luwu Timur juga berencana mengembangkan modul edukasi berbasis keluarga yang menyasar anak-anak hingga lansia.

Selain edukasi, PKK juga akan menggelar lomba rumah tangga sadar sampah dan memberikan penghargaan bagi kader lingkungan terbaik di tingkat kecamatan.

“Kami ingin menjadikan Luwu Timur sebagai contoh nasional gerakan keluarga peduli sampah. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab semua pihak,” kata dr. Ani.

Program ini diharapkan mampu membangun budaya bersih, sehat, dan berkelanjutan di tingkat rumah tangga melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis lokal. (***)

Exit mobile version