Barru Integrasikan Ekowisata Mangrove dan Inovasi Bandeng, Dorong Pemberdayaan Berkelanjutan

BARRU, NEWSURBAN.ID – Kabupaten Barru terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong pembangunan berbasis potensi lokal melalui pendekatan yang inovatif dan berkelanjutan. Salah satu inisiatif terbaru yang tengah dijalankan adalah integrasi antara pengembangan ekowisata mangrove dan inovasi produk olahan ikan bandeng. Program ini dirancang sebagai model pemberdayaan masyarakat yang tidak hanya bertumpu pada nilai ekonomi semata, tetapi juga memperhatikan aspek konservasi lingkungan dan penguatan identitas budaya lokal.

Sebagaimana diketahui, Kabupaten Barru memiliki garis pantai yang luas dan kawasan mangrove yang potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata edukatif. Ekosistem ini menjadi habitat penting bagi berbagai jenis flora dan fauna pesisir serta memiliki fungsi ekologis yang sangat besar, terutama dalam menjaga kestabilan lingkungan pesisir dari abrasi dan perubahan iklim.

Melalui pengembangan ekowisata berbasis mangrove, pemerintah daerah dan masyarakat lokal berkolaborasi untuk menciptakan destinasi wisata yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga pengalaman edukatif yang memperkenalkan pentingnya pelestarian lingkungan. Jalur tracking mangrove, aktivitas konservasi, dan pelibatan masyarakat sebagai pemandu wisata menjadi bagian dari upaya kolektif ini.

Namun, keunikan program ini terletak pada sinerginya dengan inovasi produk olahan ikan bandeng, yang merupakan komoditas unggulan perikanan Barru. Produk-produk seperti bandeng tanpa duri, bandeng presto, abon, nugget, hingga stick bandeng kini dikembangkan dengan sentuhan teknologi, kemasan modern, dan nilai cerita lokal yang kuat. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk, tetapi juga memperluas pasar dan meningkatkan daya saing UMKM lokal, baik di tingkat domestik maupun internasional.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Hibah Internal Peningkatan Kinerja Utama (KIPKU) yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin yang dilkasanakan pada Minggu, 20 Juli 2025 di Kabupaten Barru. Program ini dipimpin oleh Fitriwati Djam’an, SE., M.Si selaku ketua tim pelaksana, dan didukung oleh Dr. Nur Dwiana Sari Saudi, SE., M.Si sebagai anggota tim peneliti. Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Barru, aparat setempat, serta melibatkan secara aktif ibu-ibu kelompok pengolahan ikan bandeng yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi rumah tangga pesisir.

“Melalui sinergi antara dunia akademik, pemerintah daerah, dan masyarakat lokal, kegiatan ini mencerminkan model kolaboratif dalam pemberdayaan masyarakat. Tidak hanya memberdayakan dari sisi ekonomi, tetapi juga membangun kesadaran kolektif akan pentingnya pelestarian lingkungan dan inovasi produk lokal,” tutur Fitriwati.

Integrasi antara ekowisata dan produk bandeng menciptakan hubungan timbal balik yang menguntungkan. Wisatawan yang datang ke kawasan mangrove Barru tidak hanya mendapatkan pengalaman alam dan edukasi lingkungan, tetapi juga disuguhi wisata kuliner khas pesisir yang unik dan berkualitas. Produk olahan bandeng menjadi oleh-oleh khas Barru sekaligus media promosi budaya kuliner lokal.

Dalam implementasinya, kawasan ekowisata dijadikan pusat edukasi sekaligus galeri promosi produk bandeng. Kegiatan pelatihan pengolahan ikan, pameran produk UMKM, hingga demo masak bandeng turut dihadirkan untuk meningkatkan partisipasi dan keterampilan masyarakat. Hal ini membuka peluang usaha baru, terutama bagi perempuan dan pemuda di sekitar kawasan pesisir.

Integrasi ekowisata dan inovasi produk bandeng di Kabupaten Barru menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara pelestarian lingkungan, penguatan ekonomi lokal, dan kontribusi perguruan tinggi dapat melahirkan solusi berkelanjutan. Jika terus dikembangkan secara konsisten, program ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga mengokohkan posisi Barru sebagai model daerah pesisir yang adaptif, inovatif, dan tangguh.

Exit mobile version