Resmikan Ruang Jahit Dekranasda, Melinda Aksa Ajak Perempuan Makassar Berkarya dan Mandiri

MAKASSAR, NEWSURBAN.ID – Resmikan Ruang Jahit Dekranasda, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Makassar, Melinda Aksa, mendorong peningkatan keterampilan dan kemandirian perempuan melalui pelatihan berbasis kerajinan lokal.

Komitmen itu di buktikan dalam peresmian kegiatan Ruang Jahit Dekranasda Kota Makassar, Rabu (23/7), yang akan berlangsung selama satu bulan penuh di Kantor Dekranasda, Gedung PKK Lantai 3.

Kegiatan ini menjadi ruang pembelajaran bagi 30 penjahit pemula yang ingin mengembangkan keterampilan mereka di bidang tata busana.

Mengusung tema “Perajin Perempuan Mulia, Berdaya Saing Global”, kegiatan ini menjadi bagian dari program pemberdayaan perempuan yang diinisiasi Dekranasda Kota Makassar guna mendorong kemandirian ekonomi kreatif berbasis keterampilan lokal.

Baca Juga: Hari Anak Nasional 2025, Bunda PAUD Makassar Ajak Wujudkan PAUD Ramah dan Berkualitas

Dalam sambutannya, Melinda Aksa menekankan kegiatan ini mendorong perempuan perajin tidak hanya bekerja di ruang domestik, tetapi juga dapat berkembang dan bersaing di tingkat global.

“Perempuan perajin bukan hanya berkarya dalam ruang domestik, tetapi juga mampu tampil, tumbuh, dan bersaing di pasar dunia dengan produk yang berkualitas, berkarakter lokal, dan bernilai budaya,” ucapnya.

Ia menambahkan, melalui Ruang Jahit Dekranasda, pihaknya ingin membuka ruang-ruang aktualisasi bagi perempuan Kota Makassar agar mereka dapat menunjukkan bahwa produk kerajinan lokal memiliki nilai dan daya saing yang tinggi.

“Saya percaya produk kerajinan tangan Kota Makassar memiliki potensi luar biasa. Dari tenun, sulam, bordir, hingga busana siap pakai, semuanya menyimpan nilai budaya yang khas. Tugas kita bersama adalah menjaga warisan ini sekaligus mengangkatnya sebagai produk unggulan,” jelasnya.

Baca Juga: 250 Anak PAUD Meriahkan Lomba Mewarnai Peringatan HAN 2025

Melinda berharap melalui kegiatan ini dapat membuka ruang-ruang kreatif dan kolaboratif. Yang memungkinkan para perajin perempuan mengakses pelatihan, teknologi, pemasaran, hingga jaringan kerja yang lebih luas.

Melinda pun berharap hasil karya peserta dapat mencerminkan keterampilan dan kreativitas yang di bentuk selama pelatihan. Ia meyakini, karya tersebut bisa menjadi awal bagi peserta untuk menapaki dunia usaha berbasis kerajinan.

“Nantinya, kalau sudah mahir dan punya karya, hasilnya bisa kita tampilkan di berbagai pameran Dekranasda. Baik tingkat lokal maupun nasional,” ujarnya.

Usai memberikan sambutan, kegiatan di lanjutkan dengan prosesi pemotongan pita sebagai simbol-dimulainya Ruang Jahit Dekranasda. Melinda juga turut meninjau langsung sesi pelatihan perdana dan berdialog dengan para peserta.

Baca Juga: Sowan ke BPKP Sulsel, Sekda Makassar Zulkifly Minta Pendampingan Pengawasan Aset hingga Bahas SPIP Terintegrasi

Para peserta dibagi dalam dua kelompok dan mengikuti pelatihan setiap hari. Di hari pertama, mereka langsung dikenalkan pada teknik dasar menjahit. Seperti pengenalan alat, cara mengukur, memotong kain, hingga merangkai pola. Pelatihan ini,dibimbing oleh instruktur dari pengurus Dekranasda dan guru kejuruan tata busana dari SMK Negeri 8 Makassar, Dra. Iting.

Di targetkan, setelah mengikuti pelatihan selama satu bulan penuh, peserta mampu menyelesaikan satu busana khas daerah Sulawesi Selatan. Yaitu baju bodo, sebagai bentuk pelestarian warisan budaya sekaligus hasil konkret dari proses pelatihan.

Kegiatan Ruang Jahit ini juga mendapat dukungan dari Bosowa Education yang memberikan bantuan berupa 10 unit mesin jahit. Juga 1 mesin obras, dan 1 mesin neci. Mesin ini di gunakan langsung oleh para peserta untuk praktik menjahit selama pelatihan berlangsung. (*)

Exit mobile version