TP PKK Makassar Dorong Kader, Kasi Kebersihan dan Penyuluh Jadi Agen Perubahan Lingkungan

MAKASSAR, NEWSURBAN.ID – Tim Penggerak PKK Kota Makassar mendorong kader PKK, Kepala Seksi (Kasi) Kebersihan, dan penyuluh Dinas Perikanan dan Peternakan Makassar untuk menjadi agen perubahan dalam menjaga kebersihan dan lingkungan.

Dorongan ini diwujudkan melalui kegiatan Pembinaan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang digelar Pokja IV TP PKK Kota Makassar pada Kamis (11/9/2025), sebagai bagian dari komitmen mewujudkan Makassar sebagai kota bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Kegiatan hari kedua resmi dibuka Ketua Pokja IV TP PKK Kota Makassar, Indira Purnamasari. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya dukungan semua pihak terhadap program kebersihan Wali dan Wakil Kota Makassar seeta Ketua TP PKK Makassar.

“Kalau bapak dan ibu melihat di media sosial, khususnya Ibu Melinda Aksa, beliau sangat menekankan pengurangan sampah di Kota Makassar. Program kami di Pokja IV sejalan dengan arahan tersebut,” ujarnya.

Baca Juga: Wali Kota Makassar bersama Mendagri dan Menteri PKP Tinjau Pemukiman Kumuh di Pampang

Indira menjelaskan, kegiatan ini mempertemukan Kasi Kebersihan, kader PKK, dan penyuluh DP2 untuk berkolaborasi dalam mempercepat perubahan perilaku masyarakat. Menurutnya, semua pihak harus bukan hanya mengimbau, tetapi juga menjadi teladan.

“Menjadi agen perubahan berarti kita tidak hanya mengingatkan orang lain, tapi juga mempraktikkan hidup bersih dan sehat dalam keluarga. Dari keluarga, kebiasaan itu bisa menyebar ke masyarakat,” katanya.

Ia menegaskan, menjaga kebersihan bukan hanya soal mengurangi tumpukan sampah, tetapi juga menciptakan lingkungan sehat yang menunjang kualitas hidup masyarakat.

Untuk itu, dalam kegiatan ini menghadirkan Fajar Harianto, Lurah Kelurahan Baru sekaligus penggiat komunitas Muliata (Mulai Olah Sampah Ta). Ia memaparkan klasifikasi sampah: organik, anorganik, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

Baca Juga: Tahapan Selter JPT Usai, Ini Nama-nama Tiga Besar Tiap OPD Pemkot Makassar

Fajar mengungkapkan, 52 persen sampah di Makassar berupa organik. Data itu merujuk pada penelitian di Pasar Terong tahun 2021. “Volume sampah harian kota di perkirakan 1.000–1.500 ton. Dan sebagian besar organik. Padahal, sampah organik bisa di olah menjadi kompos bermanfaat,” jelasnya.

Ia juga memperkenalkan teknologi sederhana seperti komposter rumah tangga dan lubang biopori. Biopori, katanya, bukan hanya mengurangi sampah, tetapi juga menjaga resapan air tanah.

Selain itu, hadir pula Tjing Ming Nelly, Ketua International Nature Loving Association (INLA) Sulsel, yang menjelaskan pemanfaatan limbah organik menjadi eco enzym.

Baca Juga: Wali Kota Munafri Sebut Sinergi Akademisi dan Pemkot Jawab Tantangan Kota Makassar

Nelly menyebut, eco enzym adalah cairan hasil fermentasi kulit buah dan sayuran yang bisa di gunakan sebagai pembersih alami,. Juga, pupuk, pengusir hama, hingga obat kulit. “Eco enzym adalah solusi ramah lingkungan. Untuk mengurangi ketergantungan bahan kimia rumah tangga. Sekaligus menekan volume sampah organik,” jelasnya.

Kegiatan semakin lengkap dengan materi dari Dr. Salwa Mochtar, Direktur RS Faisal, dan Dr. Nooryasni Muchlis, dokter di RS Faisal, tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta kaitannya dengan peningkatan kualitas kesehatan keluarga.

Melalui kegiatan ini, TP PKK Makassar berharap kader PKK dan Kasi Kebersihan dapat menjadi motor edukasi dan pionir perubahan perilaku. Sehingga lingkungan Kota Makassar lebih sehat, bersih, dan berkelanjutan. (*)

Exit mobile version