Andi Sudirman menyampaikan program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan keagamaan, khususnya bagi para guru agama agar semakin profesional dalam membimbing peserta didik dalam membaca, memahami dan mencintai Al-Qur’an.

“Alhamdulillah, hari ini kita membuka Bimbingan Pembelajaran Tajwid bagi Guru Agama se-Sulsel. Melalui kegiatan ini, kita ingin para pendidik memiliki kemampuan tajwid yang baik, serta dapat menanamkan kecintaan kepada Al-Qur’an pada peserta didiknya,” ujarnya.

Andi Sudirman menyampaikan peningkatan kapasitas guru agama tidak hanya berorientasi pada kemampuan membaca Al-Qur’an dengan benar, tetapi juga penanaman nilai-nilai kearifan lokal serta pembentukan karakter masyarakat Sulsel yang beriman, berilmu dan berakhlak.

“Melalui pelatihan ini, kami berharap lahir lebih banyak pendidik yang tidak hanya mengajarkan bacaan yang benar, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kearifan lokal dan mengembalikan karakter masyarakat Sulsel, khususnya generasi muda, agar tumbuh dengan iman dan akhlak yang kuat,” jelasnya.

Tak kalah penting, Andi Sudirman menekankan pentingnya keseimbangan antara ilmu agama dan kemajuan teknologi, sebagai wujud karakter masyarakat Sulsel yang adaptif namun tetap berakar pada nilai-nilai luhur.

“Saya ingin mengembalikan kearifan lokal dan karakter masyarakat Sulsel yang natural, tapi tidak ketinggalan oleh ilmu dan teknologi. Jangan malu dengan pelajaran agama, karena inilah pintu masuk kemudahan dan keberkahan,” tegasnya. (*)