MAKASSAR, NEWSURBAN.ID — Kalla Ecocycle atau Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS-3R) segera direalisasikan di lingkup bisnis KALLA. Pada tahap awal, program pengelolaan sampah berkelanjutan ini akan diterapkan di kawasan perumahan Bukit Baruga, Kota Makassar.
Sebagai persiapan, warga setempat telah dibekali berbagai pelatihan untuk mendukung optimalisasi pelaksanaan Kalla Ecocycle. Pelatihan tersebut meliputi pemilahan sampah, budidaya maggot, produksi ecoenzim, hingga penerapan sistem urban farming.
Program Kalla Ecocycle ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Makassar. Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar, Ferdi Mochtar, menyebut Bukit Baruga akan menjadi proyek percontohan TPS-3R di kawasan perumahan dalam kota metropolitan.
“Bukit Baruga akan menjadi pilot project TPS-3R dalam kawasan perumahan. Nantinya, kota-kota besar yang ingin melakukan studi banding sudah memiliki contoh pengelolaan TPS-3R yang baik. Model ini bahkan bisa kita dorong menjadi contoh di tingkat nasional,” ungkap Ferdi.
Ia menambahkan, kehadiran Kalla Ecocycle tidak hanya berdampak pada pengelolaan lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekitar. Warga dapat diberdayakan dalam pengelolaan sampah, di mana biaya pengelolaan yang sebelumnya masuk dalam retribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) kini dialihkan untuk mendukung operasional TPS-3R.
Baca Juga : Dukung Pemerataan Pendidikan, Kalla Beton Pasok Ready Mix dan Precast untuk Proyek Sekolah Rakyat
“Kalla Ecocycle ini diharapkan dapat berfungsi optimal. Sampah yang memiliki nilai ekonomi akan dikelola bersama bank sampah dan didaur ulang, sehingga hanya sampah residu yang masuk ke TPA. Ini tentu sangat membantu pemerintah kota,” jelasnya.
Sementara itu, Corporate Communication & Sustainability Department Head KALLA, Nadya Tyagita, menjelaskan bahwa pengelolaan Kalla Ecocycle di Bukit Baruga merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) KALLA.
Pada tahap awal, program ini akan diterapkan di 844 rumah. Dalam pelaksanaannya, KALLA menggandeng Yayasan Lestari Mulia (YLM) sebagai mitra pendamping.
“Keberhasilan program ini sangat bergantung pada keterlibatan aktif warga. Karena itu, kami akan terus melakukan pelatihan dan pendampingan agar pengelolaan Kalla Ecocycle dapat berjalan dengan baik, setidaknya dimulai dari pemilahan sampah organik dan anorganik,” ujar Nadya.
Penjemputan sampah oleh Yayasan Lestari Mulia dijadwalkan mulai Januari 2026. Untuk mendukung proses pemilahan, setiap rumah akan dibekali dua tempat sampah terpisah. Program ini juga mendapat dukungan dari Kalla Toyota yang menyalurkan bantuan berupa 100 unit tempat sampah kepada warga.
Pelatihan Kalla Ecocycle sendiri telah digelar di Baruga Driving Range Golf pada Minggu (21/12/2025). Dalam kegiatan tersebut, warga mendapatkan materi praktik terkait pemilahan sampah, budidaya maggot, pembuatan ecoenzim, hingga penerapan urban farming.
Founder Yayasan Lestari Mulia, Isnam Junais, menyatakan kesiapan pihaknya untuk melakukan pendampingan berkelanjutan kepada warga agar semakin terbiasa menjalankan sistem pengelolaan sampah terpadu ini.
“Proses paling awal dan paling krusial adalah pemilahan sampah. Ini sebenarnya soal kebiasaan. Karena itu, kami akan terus mendampingi warga, mulai dari pemilahan hingga pengembangan sistem tanam berbasis urban farming,” ungkap Isnam.
Dengan hadirnya Kalla Ecocycle, Bukit Baruga diharapkan menjadi contoh kawasan perumahan yang mampu mengelola sampah secara mandiri, berkelanjutan, dan berdampak positif bagi lingkungan maupun masyarakat.
