“Maaf, minyak goreng habis.” Ucapan itu, seragam di hampir seluruh tempat perbelanjaan modern setengah hari usai pemerintah mengumumkan Minyak Goreng Satu Harg Rp14.000.
Laporan: Syaifuddin
Kurang dari setengah hari, minyak goreng satu harga Rp14 ribu di gerai ritel modern di Makassar langsung ludes. Akal-akalan atau panic buying?
Kebijakan satu harga baru berlaku pada Kamis (2/01) pukul 00.00. Kebijakan itu, menyusul kelangkaan minyak goreng di pasar tanah air. Spekulan pun bermain. Ingin mengeruk untung besar di tengah ekonomi rakyat terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Ironisnya, hanya hitungan jam, stok minyak goreng di sejumlah gerai ritel modern ludes. Padahal pemerintah menjamin suplay tidak terganggu. Pemerintah pusat pun pemerintah daerah turun memantau pasar.
Baca Juga: Jaga Inflasi, TPID Kota Makassar Sidak Pasar
Namun, sejumlah pusat perbelanjaan modern yang sehari sebelumnya masih terlihat rak minyak goreng terisi, tiba-tiba “berhenti” jualan minyak goreng. Rak yang sehari sebelum kebijakan satu harga masih terisi, pada Kamis sudah kosong.
“Ada minyak-goreng,” tanya seorang pengunjung gerai Alfamidi di Jalan Kakatua, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Spontan pegawai gerai itu menjawab singkat. “Habis Bu,” ucapnya, singkat.
Baca Juga: Minyak-Goreng Satu Harga Rp14 Ribu per Liter Mulai 19 Januari 2022
Ia mengaku rak minyak goreng di gerainya kosong karena banyak pembeli. “Tidak lamaji langsung habis. Karena banyak yang datang membeli,” kata pegawai itu.
Pengunjung yang ingin membeli minyak-goreng kembali bertanya. “Kenapa tidak di batasi maksimal 2 liter per orang,” tanya si pengunjung.
Si pegawai toko langsung menimpali. “Memang kita batasi maksimal 2 liter. Tapi banyak yang datang jadi habis semua,” jawabnya.
Gerai lain dari ritel yang sama juga kondisinya kosong. “Ada minyak-goreng?” tanya seorang pengunjung di Alfamidi Jl. Nuri Kota Makassar, Kamis 20/1).
Baca Juga: Pemkab Gowa Pantau Harga Minyak Goreng Rp14 Ribu Per Liter di Pasar Tradisional dan Modern
Jawabannya sama. “Kosong pak. Tidak lamaji habis,” jawab pegawai itu singkat.
Kondisi sama juga di beberapa gerai Indomaret. Rak minyak gorengnya kosong hanya beberapa jam setelah beroperasi pada 20 Januari.
Tidak hanya di Kota Makassar, hal yang sama juga terjadi di kota lain. Banyak emak-emak yang kecewa karena ingin membeli sementara rak kosong.
Kondisi ini, perlu mendapat perhatian pemerintah daerah. “Mereka yang buat kebijakan, kita yang susah,” cetus seorang emak-emak lalu meninggal gerai itu. (*)