GOWA, NEWSURBAN.ID — Mengantisipasi terjadinya lonjakan harga dan ketersediaan kebutuhan bahan pokok di Kabupaten Gowa akibat kenaikan inflasi. Pemerintah Kabupaten Gowa di bawah instruksi Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan akan melakukan dua cara agar bagaimana harga bahan pokok dapat tetap stabil.
Kedua cara tersebut yakni memerintahkan SKPD terkait untuk memantau harga di berbagai pasar. Hingga melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah untuk mengambil pasokan komoditas bagi daerah lain yang memiliki stok berlebihan.
Menurut Adnan, dengan mengetahui harga dan ketersediaan di lapangan, pihaknya bisa melakukan langkah dan bentuk-bentuk antisipasi lainnya.
Baca Juga: Bupati Gowa Instruksikan Camat Hingga Lurah Bantu BPS Lakukan Pendataan Regsosek Dengan Jujur
“Kondisi inflasi saat ini di Indonesia sudah di angka 5 persen, salah satu yang mengambil peran adalah ketersediaan bahan pokok pada beberapa komoditas. Sehingga peran TPID dan kecamatan terkait sangat dibutuhkan dengan memastikan pasokan dan distribusi bahan pokok tepat sasaran, serta melakukan operasi pasar untuk mengontrol pasokan dari produksi petani,” ungkapnya Selasa (4/10).
Dirinya mengaku, Menteri Keuangan telah mengeluarkan aturan agar mengambil dua persen dari DAU dan DBH untuk melakukan pengendalian inflasi. Sehingga dua langkah ini pun menjadi pilihan, yakni memperbaiki produksi sambil mengecek komoditas lain dan melakukan intervensi pada distribusi dan pasokan dengan bekerjasama daerah lain yang memiliki stok berlebihan.
“Segera Dinas Perdastri, Dinas Ketapang dan Dinas Pertanian kerjasama dengan daerah yang memiliki stok berlebihan, dengan cara membeli dan menyewa mobil untuk pendistribusian ke Gowa dan bagikan ke pasar-pasar yang stoknya kurang atau tidak ada,” imbuhnya.
Baca Juga: 389 PPPK Gowa Terima SK, Adnan: Bekerjalah dengan Baik
Menindaklanjuti arahan tersebut, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Gowa, Andi Sura Suaib segera melakukan peninjauan di enam pasar. Yakni Pasar Bu’rung-Bu’rung Pattallassang, Pasar Minasa Maupa Sombaopu, Pasar Limbung Bajeng, Pasar Malino Tiggimoncong. Dan, Pasar Sapaya Bungaya dan Pasar Malakaji Tompobulu.
“Jadi hasil survei pendataan sembilan bahan pokok di enam pasar memang ada kenaikan namun masih dalam tahap toleransi. Itu pun pada barang tertentu, sementara untuk ketersiadaan bahan juga masih aman hingga tiga bulan kedepan,” katanya.
Dia tak menampik, harga bahan pokok khususnya bawang hingga beberapa waktu kedepan memang tidak dapat diprediksi. Sehingga sebagai cara untuk mengantisipasi hal tersebut pihaknya akan ada melakukan peningkatan produksi dengan cara membuka lahan baru.
Baca Juga: Bazar Pangan Murah di Gowa Bantu Ringankan Beban Masyarakat
“Kita akan membuka lahan baru dan sementara di susun roadmapnya oleh Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura yang nantinya akan menjadi salah satu penopang. Apabila suatu saat harga naik maka bisa di kendalikan dengan bawang yang kita atau produksi sendiri,” jelasnya.
Terkait kerjasama dengan daerah lain kata Andi Sura, dia bersama dinas terkait sementara mengidentifikasi. Komoditas mana yang bisa di kerjasamakan sebagai langkah agar distribusi bisa berjalan dengan baik.
Baca Juga: Living Plaza Hadir di Gowa, Abd Rauf: Akan Tekan Angka Pengangguran dan Kemiskinan
“Terkait kerjasama antar daerah itu agar distribusi bisa berjalan dengan baik. Misalnya ada daerah yang memiliki ketersediaan dengan harga yang cenderung tidak terlalu tinggi. Namun jika-dibawa ke Gowa akan naik karena biaya transpor. Maka peran pemerintah melakukan intervensi dengan menanggung biaya transportasinya. Sehingga jika sampai di Gowa harga bisa sama,” tambahnya.
Dia juga berharap dengan melakukan survei langsung ke lapangan. Harga maupun ketersedian bahan pokok mampu-dikendalikan. Dan di lakukan antisipasi sedini mungkin agar masyarakat tidak terlalu terdampak oleh inflasi yang terjadi saat ini. (NH/AR)