SIGI, NEWSURBAN.ID — H. Ma’mun Amir, Wakil Gubernur Sulawesi Tengah atau Wagub Sulteng panen padi bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dan Bupati Sigi Irwan Lapata, di Desa Sidera, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Minggu (19/2). Wagub Sulteng panen padi bersama SYL dan Irwan Lapata menggunakan mesin combine havester bersama Mentan dan Bupati Sigi.
Usai memanen padi, SYL didampingi Ma’mun Amir dan Irwan Lapata mempresentasikan produksi Biosaka. Produk ini, merupakan penyubur tanah yang berasal dari rumput sekitar.
SYL mengatakan, pertanian merupakan hal utama untuk menjamin masyarakat agar tidak terganggu persoalan makanan.
“Pertanian adalah segalanya. Kalau mau lihat daerah baik maka perbaiki pertanian karena merupakan merpati putih yang tidak pernah ingkar janji,” kata SYL yang mengawali sambutannya dengan mengajak menyanyikan lagu Indonesia Pusaka yang menurutnya memiliki makna sangat dalam tentang cinta tanah air dan bangsa.
Baca Juga: Gubernur Rusdy Mastura Ungkap Strategi Selesaikan Dampak Tiga Bencana Sulteng di FGD UNDP
Mantan Gubernur Sulsel dua periode itu, mengaku, Sulawesi Tengah merupakan provinsi ke-14 yang ia kunjungi untuk mengecek hasil pertanian.
Menurutnya, pertanian ibarat emas 100 karat jadi jangan di rusak. Provinsi Sulawesi Tengah memiliki beberapa komoditas unggulan yakni kopi, coklat, dan komoditas pertanian lainnya.
Salah satu sektor pertanian yang cukup menjanjikan lanjut SYL, yakni komoditas jagung. Ia mengklaim, 1 hektare dapat menghasilkan 6-8 ton hasil jagung. Produksi itu, bisa menghasilkan Rp30 juta. Modalnya pun relatif lebih kecil, sekira Rp10 juta sudah dapat panen jagung dalam jangka 100 hari.
“Pertanian adalah pilihan, modalnya, mau, semangat, tidak pura-pura serta tidak korupsi, ” ucapnya.
Sementara itu, Wagub Ma’mun Amir mewakili Gubernur menyampaikan progres pertanian di Sulawesi Tengah. Kata dia, secara nasional beras Sulawesi Tengah mengalami surplus 86,710 ton sehingga masuk peringkat 9 nasional tahun 2022.
Baca Juga: Wagub Sulteng Apresiasi Pengembangan Pertanian Terintegrasi di Banggai
Nilai tukar petani (NTP) Sulawesi Tengah lima tahun terkahir, mengalami kenaikan pesat. Sementara realisasi KUR pada 2022 lebih Rp3,99 triliun. Di antaranya berasal dari sektor pertanian.
Namun, akibat rusaknya irigasi gumbasa pascagempa, terjadi kekurangan luas areal pertanian sekira 8.000-9.000 hektare.
Karena itu, Pemprov Sulteng mengupayakan pengadaan lahan pertanian baru. “Berdasarkan hasil rakor terkait permintaan lahan sebanyak 15 ribu hektare untuk kawasan pertanian prioritas kita peroleh luasan 175 ribu hektare lahan,” ungkap Ma’mun Amir.
Selain padi dan jagung yang targetnya surplus pada 2023 ini, Pemprov Sulteng juga mencanangkan surplus kedelai dari luasan 20 ribu hektare.
Perkembangan Sektor Perkebunan
Wagub M’mun Amir juga menyampaikan perkembangan dan progres sektor perkebunan. “Untuk kelapa dalam dari luasan 214 ribu hektare yang masuk kategori tanaman tua atau rusak sebanyak 30-40%,” ungkapnya.
Sementara untuk cengkih, dari luasan 76 ribu hektare yang masuk kategori tanaman tua atau rusak sebanyak 30-50%. Lalu kopi robusta, dari luasan 9.200 hektare, yang masuk kategori tanaman tua atau rusak sebanyak 50-60%.
Pada perkebunan kakao, dari luasan 278 ribu hektare, yang masuk kategori tanaman tua atau rusak dan penggunaan benih ilegal sebanyak 30-50%.
“Secara umum, dari empat komodits perkebunan ini, membutuhkan upaya peremajaan. Juga masih banyak komoditas ekspor yang membutuhkan sentuhan pemerintah pusat. Di antaranya Pala di Kabupaten Morowali. Sementara untuk kakao dan kopi permasalahan yang mendasar, belum tersedianya benih yang legal di Sulawesi Tengah,” tutur Wagub Ma’mun Amir.
Fokus Sektor Pertanian
Ia juga menyampaikan fokus Pemprov Sulteng di sektor pertanian saat ini, untuk meningkatkan produktivitas. Yakni, peningkatan populasi dan produktivitas ternak yang berdaya saing dan pengendalian kesehatan hewan.
Kemudian, optimalisasi reproduksi melalui kegiatan sikomandan berpengaruh sangat signifikan terhadap peningkatan populasi sapi. Termasuk perbaikan mutu genetik ternak yang ada.
Ma’mun Amir mengatakan, merebaknya penyakit mulut dan kuku di tujuh Kabupaten, juga mempengaruhi aktivitas lalu lintas pengeluaran dan pemasukan ternak di Sulawesi Tengah. Karena itu, pihaknya menggalakkan vaksinasi dan pengobatan berkala. Target vaksinasi sebanyak 550.000 dosis.
Pemprov juga fokus pada upaya peningkatan kesejahteraan keluarga peternak pada PDB peternakan.
Baca Juga: Sambangi Bupati Sigi, Tim KPK Bahas Program Desa Antikorupsi
“Berdasarkan Permentan 472 tahun 2018, maka kami menetapkan kawasan pengembangan ternak sapi potong. Di antaranya Kabupaten Banggai, Morowali, Poso, Donggala, Buol, Parigi motong, Touna, Sigi, dan Kota Palu. Sedangkan pengembangan ternak kambing berada di Kota Palu,” ungkap Wagub Ma’mun Amir.
Usai panen, Mentan SYL, Wagub Ma’mun Amir, dan Bupati Sigi mengunjungi lokasi pabrik penggilingan padi Balai Pendidikan dan Latihan Sidera serta beberapa kawasan pertanian lainnya.
Hadir dala kegiatan itu, Sekretaris Jenderal Kementan Kasdi Subagyono; Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi; Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian Fadjri Jufri; Unsur Forkopimda; Kepala Dinas Pertanian Provinsi Nelson Metubun; Karo Umum Sulteng Suandi, serta pejabat terkait lainnya. (bap/ysf)