KJRI Frankfurt Gelar Pertemuan Budaya Indonesia-Jerman, Hidupkan Kolaborasi dengan Kota Eschborn

ESCHBORN-JERMAN, NEWSURBAN.ID — KJRI Frankfurt bekerja sama dengan Deutsch-Indonesische Gesellschaft (DIG) Rhein-Main e.V. telah menyelenggarakan acara Der Deutsch-Indonesische Kultur-Begegnungstag (Hari Pertemuan Budaya Indonesia-Jerman) pada hari Sabtu (20/05) di Balai Kota Eschborn.

Acara untuk mewujudkan kerja sama dalam bidang ekonomi, sosial budaya, hingga people-to-people contact. Acara di meriahkan dengan beragam kegiatan antara lain festival kuliner, pagelaran seni budaya, maupun workshop batik.

Ketua DIG Rhein-Main e.V., Rusdin Sumbajak menyampaikan harapan agar hari pertemuan budaya ini memberikan kontribusi konkret. Untuk memperkuat dan memperdalam hubungan antara Indonesia dan Jerman. Hari Pertemuan Budaya Indonesia-Jerman secara resmi di buka oleh Konsul Jenderal RI Frankfurt, Acep Somantri.

Baca Juga: Meriahkan Hari Kebangkitan Nasional, KJRI Frankfurt Gelar Kompetisi Olahraga Bagi Pelajar Indonesia di Jerman

“Eschborn merupakan kota yang tepat untuk menyelenggarakan kegiatan promosi Indonesia. Karena selain secara lokasi dekat dengan Frankfurt, Kota Eschborn juga merupakan tempat asal berbagai perusahaan ternama. Serta organisasi terkemuka di Jerman,” demikian Konsul Jenderal RI Frankfurt dalam sambutan pembuka.

Lebih lanjut, Konjen RI Frankfurt menyampaikan kegiatan ini adalah momentum yang baik. Untuk memulai kolaborasi yang lebih intens dengan Kota Eschborn.

Walikota Eschborn, Adnan Shaikh, turut menyambut terselenggaranya pertemuan budaya Indonesia-Jerman di Eschborn untuk yang pertama kali. Wali Kota Eschborn menyoroti indahnya pertemuan dua budaya melalui bahasa universal yang dapat di mengerti oleh seluruh kalangan yaitu musik dan kuliner.

Mengawali pagelaran seni budaya, alunan musik gamelan oleh grup Wacana Budaya menjamu para pengunjung yang mulai berdatangan. Perpaduan kultur Indonesia dan Jerman di sajikan dalam bentuk seni pertunjukan tari, musik, dan suara. Seni tradisional dan modern berpadu apik mewarnai Hari Pertemuan Budaya Indonesia-Jerman.

Musik dan tari dari berbagai daerah Indonesia memukau pengunjung yang hadir. Tari Batu Lapidde (Sulawesi Selatan), Tari Batin Kemuning (Riau) dan Tari Enggang (Kalimantan Barat) oleh Pesona Indonesia & Friends; Tari Pasambahan (Sumatra Barat) dan Tari Margapati (Bali) oleh Swargaloka Kassel; Tari Panyembrama (Bali) oleh Kami-mahsae Hannover mengajak masyarakat di Jerman untuk mengenal budaya Indonesia lebih dekat.

Paduan suara dari Singfonie Eschborn pimpinan Dr. Dietrich Buß yang beranggotakan 35 orang memanjakan telinga para pendengar dengan range repertoar yang luas mulai dari aransemen klasik hingga modern.

Baca Juga: Buka Halalbihalal PCI NU Jerman, Konjen Acep: Mari Bersama Bentengi Bangsa dari Politik Identitas dan Paham Anti Pancasila

Penampilan terompet alphorn oleh DIG Rhein-Main e.V. berbaur dengan medley lagu Nusantara dan lagu populer Jerman oleh Grup Angklung KJRI Frankfurt.

Seperti halnya angklung, alphorn merupakan alat musik tiup tradisional yang juga berfungsi sebagai alat komunikasi para gembala di Pegunungan Alpen. Tidak jauh berbeda dengan angklung yang terbuat dari bambu, alphorn umumnya terbuat dari kayu pohon cemara.

Di pengujung acara, penampilan grup saxophone, Nicky Manuputty & Sil en Dan, menghentak di atas panggung. Penampilan musik instrumental yang digawangi Nicky Manuputty membawakan lagu daerah asal Indonesia Timur maupun lagu Barat. Di antaranya Beta Berlayar Jauh, Waktu Hujan Sore-Sore, Stand by Me, Thinking Out Loud dan Wine Light. Lantunan lagu di kemas dalam perpaduan berbagai genre seperti pop, R&B, dan funk. Sehingga menghadirkan sentuhan segar dan modern pada tembang klasik.

Memeriahkan Der Deutsch-Indonesische Kultur-Begegnungstag juga ads bazaar kuliner yang menyajikan santapan khas Nusantara dan Eropa. Sejumlah hidangan tersaji seperti empal gentong, nasi Padang, nasi campur, tahu telur, pempek, pasta. Serta berbagai jajanan dan minuman dengan cita rasa yang menggugah selera.

Kehadiran aneka masakan tersebut merupakan instrumen gastrodiplomasi yang berperan meningkatkan brand awarness bangsa Indonesia.

Mengusung semangat untuk restart dan re-connect kolaborasi dengan perwakilan dan komunitas Indonesia, sekira 400 pengunjung dari kota Eschborn dan sekitarnya memadati area kegiatan. Rangkaian program acara musik, paduan suara dan orkestra, tari, bazaar makanan. Serta workshop mewarnai pagelaran Hari Pertemuan Budaya Indonesia-Jerman yang-disambut dengan antusiasme yang besar oleh para undangan dan pengunjung. (rls/tim)

Exit mobile version