BULUKUMBA, NEWSURBAN.ID — Penyakit kusta bukan hanya isu kesehatan, tetapi juga memiliki dampak sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan. Karena itu, Pemkab Bulukumba canangkan program Bulukumba Menuju Zero Kusta.
Terkait dengan itu, pada tahun 2022, terdapat 63 kasus yang-diidentifikasi dan dapat pengobatan. Di mana 10% di antaranya adalah anak-anak. Ini menunjukkan tingkat penularan yang masih tinggi di masyarakat.
Hingga Juni 2023, telah teridentifikasi 24 kasus dengan prevalensi 1,7/10.000 penduduk. Kabupaten Bulukumba masih menjadi salah satu dari tujuh kabupaten di Sulawesi Selatan yang melaporkan prevalensi di atas target nasional <1/10.000 penduduk.
Baca Juga: PIM dan K3S Dukung Gotong Royong Bulukumba Bersih
Meskipun telah dilakukan berbagai upaya penanganan, kasus masih belum berhasil di tekan. Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan, mengembangkan strategi pemberian kemoprofilaksis dengan Rifampisin Satu Dosis, di dukung oleh WHO melalui dana dari Kementerian Kesehatan. Tujuannya adalah mengurangi risiko kusta aktif pada orang yang kontak dengan penderita. Termasuk kontak serumah, tetangga, dan sosial.
Awal bulan Agustus lalu, Tim Kemoprofilaksis yang terdiri dari Tim Kemenkes dan Tim Provinsi mengunjungi berbagai lokasi pelaksanaan. Tim di terima oleh Sekretaris Dinas Kesehatan dr. Muh. Amrullah dan di dampingi Kabid Kefarmasian Abbas Gani.
Dalam sambutannya, dr. Amrullah berharap agar semua pihak, termasuk lintas program di Dinas Kesehatan, lintas sektor terkait, ormas. Dan masyarakat, dapat mendukung penuh upaya ini untuk mencapai Bulukumba Zero Kusta.
Baca Juga: Ketua TP-PKK Bulukumba Ajak Pedagang Kaki Lima Jaga Kebersihan Pantai Tanjung Bira
Ridwan, ketua tim yang di dampingi oleh Konsultan Kusta Indonesia dr. Riby, berharap adanya dukungan kebijakan dan anggaran untuk kelanjutan program pencegahan. Dukungan dari WHO adalah stimulan, tetapi perlu penguatan kebijakan dan anggaran di tingkat daerah. Agar program ini berkelanjutan dalam jangka panjang.
Sekdinkes dr. Amrullah berkomitmen untuk mengawal penyusunan RUK puskesmas. Guna memastikan kegiatan pengobatan pencegahan kusta terakomodir dalam rencana tersebut. Dengan memaksimalkan dana BOK dan ADD.
“Tim melakukan pendampingan dan pemantauan selama 2 hari di Desa Anrang dan Desa Salassae,” ungkap dr Amrullah, Selasa 8 Agustus 2023.
Baca Juga: Dukung Gerakan Pembagian Bendera, Kajari Bulukumba Sumbang 100 Bendera Merah Putih
Wasor Kusta Dinas Kesehatan Ahmad melaporkan bahwa di Desa Anrang, pemberian obat pencegahan berjalan lancar. Dan bahkan melebihi target yang semula 75 orang menjadi 83 orang.
Ahmad juga menyampaikan ide inovatif “BERESKAN SOTTA” untuk mengurangi stigma buruk terhadap kusta. Dan mencapai Bulukumba Zero Kusta 2030.
Sebelumnya, sejumlah kegiatan juga telah di lakukan. Termasuk pertemuan persiapan daring, pendataan sasaran oleh Tim Puskesmas dengan melibatkan kelompok potensial desa, bimbingan teknis cluster, sosialisasi lintas sektor. Yang di hadiri oleh berbagai pihak termasuk kepala OPD, ketua TP PKK Kabupaten Bulukumba, camat, ormas, dan media di Hotel Agri. (*)