MAKASSAR, NEWSURBAN.ID — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel menetapkan dan memilih lima Tim Seleksi (Timsel) penerimaan calon Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Sulsel periode 2023-2026. Dari lima orang itu, Suparno (Anno) sebagai Ketua Timsel KPID Sulsel periode 2023-2026.
Anno sebagai Ketua Timsel KPID Sulsel, komitmen kuat melahirkan komisioner KPID Sulsel periode 2023-2026 yang profesional dan kreatif. Serta tidak sekedar memahami regulasi melalui undang-undang, tetapi mereka paham tentang dunia penyiaran dan psikolog publik.
Timsel KPID Sulsel ini terdiri dari Andi Winarno Eka Putra sekaligus Kadiskominfo-SP Provinsi Sulsel (perwakilan pemerintah), A. Lukman Irwan, Arief Wicaksono (akademisi), dan Aliyah (perwakilan KPI Pusat).
Anno yang juga pernah pendidikan di Westren Kentucky USA (2001) membahas tentang ‘Media, Managemen, dan Broadcast’ ini, menegaskan, integritas komisioner KPID Sulsel yang akan dilahirkan, karena menurut timsel di mata komisioner lah, publik Sulsel akan mendapat kan siaran yang sehat dan positif.
“Jika ada siaran yang tidak sehat masuk ke ruang tengah anda di Sulsel maka jangan salahkan stasion TV tersebut, tetapi tuntun lah para komisioner KPID sebab merekalah yang akan mengawasinya,” ujar Anno Ketua Timsel KPID Sulsel ini. Ini kali kedua ia sebagai ketua tim seleksi untuk institusi yang sama.
Baca Juga: Timsel Segera Buka Pendaftaran Calon Komisioner KPID Sulsel
Harapan melahirkan komisioner KPID Sulsel berintegritas seperti itu tidak lain dari dasar pengalaman Anno selama ini. Sehingga, ada banyak catatan yang-diciptakan agar masyarakat Sulsel mendapatkan siaran yang berkualitas.
Perjalanan pria yang menyelesaikan strata satu di Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin (Unhas) 1994. Ia memulai perjalannya di dunia jurnalistik pada awal reformasi.
Anno pun bercerita bahwa pada awal reformasi ketika pemerintahan orde baru beralih ke reformasi. Maka terjadilah keterbukaan termasuk keberadaan radio di Indonesia. Di mana yang sejak orde baru lebih berfungsi sekadar hobi dan menyiarkan lagu atau musik.
“Namun, setelah reformasi, saya melihat ada celah bahwa radio-radio swasta di Indonesia harus ikut pula merasakan reformasi. Yakni berfungsi sebagai media dan informasi, bukan sekedar menyiarkan musik. Setidaknya seperti dengan radio siaran atau radio swasta di luar negeri. Maka saya pun hijrah dari media cetak ke media radio,” beber Anno yang memulai pendidikan jurnalistiknya di UKPM Unhas ini.
Berangkat dari hal itu, Anno pun menjadi reporter di radio Smart FM Makassar.
“Saya tak peduli dengan gaji yang-ditawarkan ke saya pada saat itu. Saya terima saja, karena ini adalah tantangan. Bagaimana merubah mindset publik tentang radio dari yang sekedar mendengar musik tetapi berfungsi sebagai penerima infomasi,” kata mantan Station Manager Smart FM Makassar ini.
Baca Juga: KPID Anjurkan Masyarakat Sulsel Segera Beli STB Sebelum ASO
“Saat itu saya kepikiran bahwa sebenarnya fungsi radio itu, jauh lebih bermanfaat ketimbang media lainnya. Bayangkan ketika perang dunia satu dan perang dunia dua, di mana fungsi radio menjadi media yang melaporkan perkembangan perang internasional pada saat itu. Dan publik dunia menanti setiap saat melalui radio. Termasuk zaman penjajahan dan kemerdekaan di Indonesia. Bagaimana peran radio sangat signifikan. Maka pada saat itu saya berpikir bahwa radio harus kembali ke khittah. Dan saya akan terjun ke dunia radio apapun risikonya,” tambah mantan Korlip Tabloid Fokus ini.
Dari hal itu, Anno yang menjadi pengurus Aliansi Jurnalis Independen AJI Kota Makassar Periode 1999-2013 ini, membangun jaringan dengan radio-radio berita di Indonesia. Beberapa diantaranya ARH, Trijaya FM, dan Radio Netherland Belanda.
“Lalu kemudian saya pun menjadi salah satu stringer tetap radio BBC London. Di sini saya belajar tentang sikap dan prinsip menjdi jurnalis. Dua kali dalam setahun seluruh kru se-Asia dan Australia dipanggil ke Jakarta untuk mengikuti in-house BBC yang trainernya berasal dari Inggris,” ucap Anno yang menjadi Stringer BBC London Siaran Indonesia 1999-2002 ini.
Ketika di radio BBC, Anno membeberkan dirinya memiliki dua pengalaman sangat berkesan. Pertama ketika markas BBC di London menunggu hasil laporan tentang mereportasekan proses perdamaian Poso di Malino, Gowa.
“Kata produser BBC bahwa suara saya akan headline dan telah dinantikan oleh 40 jaringan BBC di seluruh dunia,” kata Direktur Utama Media Online24.com periode 2017-2019.
Baca Juga: Upacara Hari Kesadaran Nasional, Kadis Kominfo-SP Ingatkan Program Prioritas Pj Gubernur Sulsel
Kedua, ketika Anno liputan di Atambua, di mana harus interview panglima pro-Indonesia yang bersembunyi di tengah hutan. Serta pengungsi Timor Timur di Atambua, Nusa Tenggara Timur.
“Sempat dikejar dan hampir di bakar hidup-hidup. Alhamdulilah, kami selamat bersama rombongan,” ucap Komisaris Indonesia Konten Kata 2020-sekarang.
Bekerja di radio sangat berkesan bagi Anno, karena bisa terlibat mengembalikan marwah radio di tengah-tengah masyarakat.
“Saya pernah membuat rundown program 24 jam siaran berita yang akan-disiapkan melalui radio smart. Dan sempat di berlakukan ke seluruh jaringan radio smart,” ucapnya.
Lalu kemudian Anno bekerja di televisi, yaitu di Trans TV sebagai reporter sekaligus kameramen. Di sini kemudian ia juga tentang penyiaran. Itu berkat petinggi-petingginya, antara lain Ishadi SK, Wisnhutama, Iwan Ahmad Sudirman, Hardimen Koto, Dede Apriadi, dan banyak lagi.
“Saya benar-benar memanfaatkan moment di Trans TV tidak hanya bekerja, tetapi bekerja sambil belajar,” bebernya.
“Saya benar-benar mencintai dunia TV pada saat itu. Kadang hanya sehari mendapat tugas keluar kota kemudian-ditugasi lagi ke daerah lain. Saya spesial meliput bencana dan kerusuhan,” tambahnya.
Baca Juga: Danny Raih Penghargaan dari KPID Sebagai Inisiator Rekor Khotbah Jumat Seragam Tingkat Sulsel
Di Trans TV, kata Anno, dirinya banyak belajar termasuk menciptakan program. Di stasion inilah dia sebagai koresponden yang bertindak sebagai produser, reporter, presenter, kameramen. Dan kadang-kadang kurir mengantar kaset liputan ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar untuk-dikirim di Jakarta.
“Saya pertama kali live di lapangan Karebosi Makassar. Belum ada pengalaman, tetapi produser saya Rizal Mustari memaksa dan menyuruh untuk live. Alhamdulilah, lancar,” kata Anno yang pernah mendapat predikat sebagai karyawan terbaik Trans TV pada 2006 ini.
Setelah itu, dirinya mendirikan televisi regional Indonesia Timur Ve Channel. Bersama Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin saat itu dan Moh. Ramdhan Pomanto (Danny Pomanto) membangun stasiun TV regional.
“Alhamdulillah, saya sempat membangun etos kerja TV terhadap seratus lebih karyawan dan mengajarkan ke mereka tentang dunia TV dan etos bekerja di televisi. Saya bahkan tidur di kantor demi menjaga kualitas dan program stasion TV tersebut,” jelasnya.
“Lagi-lagi saya suka menerima tantangan baru, maka dari itu saya selalu serius dan fokus,” tambah Pengurus IKA Unhas Bidang Pendidikan, Komunikasi dan Digitalisasi Periode 2022-2026 ini.
Ketua Ikatan Jurnslis Televisi Indonesia (IJTI) Sulsel Periode 2014-2017 ini, mengakui, tantangan berat kerja di TV adalah membangun kepercayaan dari pemirsa. Maka dari itu, bekerja di broadcast tak mengenal kata salah. Harus selalu benar, itulah tekanan terberat.
Baca Juga: Pemprov Sulsel Harap Digitalisasi Penyiaran Penuhi Hak-hak Masyarakat
Maka dari itu. Ketika-diminta anggota timsel lainnya sebagai Ketua Timsel KPID Sulsel, sebenarnya ia mengaku sempat menolak.
“Namun, adinda saya Dr Lukman memaksa, maka yah apa boleh buat, saya terima dengan berbagai persyaratan,” kata mantan Ketua Timsel Bawaslu Sulsel 2023.
Anno yang juga pernah menjadi pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Makassar dan Provinsi Sulsel ini, menjelaskan, salah satu alasannya adalah para Timsel KPID Sulsel sepakat untuk mencari atau menyeleksi calon komisioner KPID Sulsel yang profesional, kreatif yang tidak sekedar memahami regulasi melalui undang-undang. Tetapi mereka paham tentang dunia penyiaran, psikolog publik.
“Sebab di mata komisioner lah, publik Sulsel akan mendapatkan siaran yang sehat dan positif. Jika ada siaran yang tidak sehat masuk ke ruang tengah Anda di Sulsel, maka jangan salahkan stasiun TV tersebut. Tetapi tuntutlah para komisioner KPI, sebab merekalah yang akan mengawasinya,” ujar Deklarator dan Pengurus Pusat Aliansi Jurnalis Video (AJV) Indonesia Periode 2020-sekarang ini.
“Jika anak Anda atau keluarga Anda mendapat tontonan yang tidak sehat? Maka cecerlah komisioner KPI. Mereka yang harus bertanggung jawab,” terang Anno Suparno. (*)