MAKASSAR, NEWSURBAN.ID – Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, pastikan inflasi di Sulsel terkendali. Hal itu ia sampaikan saat tinjau Pasar Daya, Kota Makassar, Selasa (17/10).
Dalam peninjauan itu, Pj Gubernur Sulsel didampingi Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika Sari, Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan Pomanto, serta Forkopimda Sulsel.
“Pengendalian harga beras yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Makassar, Bulog dan Badan Ketahanan Pangan sangat luar biasa. Harga beras kita lumayan stabil,” kata Pj Gubernur Bahtiar pastikan inflasi di Sulsel terkendali.
Bahtiar mengakui, program pengendalian inflasi Pemkot Makassar menggunakan mobil inflasi terkoneksi dengan aplikasi inflasi, keren dan inovatif.
“Program pemerintah soal beras ini patut kita pertahankan. Ini membuktikan Kota Makassar punya inovasi, ada mobil inflasi, itu keren,” ujarnya.
Baca Juga: BPS Catat Inflasi Sulsel September Turun ke Angka 2,33 Persen
Meski cenderung stabil, Bahtiar mengakui ada beberapa komoditi yang selama ini menjadi kebutuhan masyarakat Sulsel mengalami kenaikan harga. Seperti jeruk nipis, kelapa, dan cabai rawit.
“Itu jeruk nipis karena kita suka makan Coto itu naik, dari Rp8 ribu (Per kg) menjadi Rp10 ribu. Kelapa juga naik sekitar Rp1.000, itu juga menjadi kebutuhan kita, karena kita suka makan yang santan-santan. Mungkin yang naik lagi, iya cabai rawit,” urainya.
Khusus untuk cabai rawit, Pemprov Sulsel lewat TP PKK Sulsel dan PKK Kabupaten Kota se-Sulsel mendorong Gerakan Penanaman 10 Pohon Cabai Rawit di setiap rumah, untuk mengatasi inflasi, khusus komoditi cabai rawit.
“Kami dari Pemprov bersama Pemda kabupaten kota sudah mendorong bagaimana cabai ini kita atasi bersama-sama. Ini masalah hampir di seluruh daerah, cuman kita dorong bagaimana ada tanaman cabai di setiap rumah,” imbuhnya.
Baca Juga: Pj Gubernur Sulsel Kolaborasi Mentan SYL Gerak Cepat Kendalikan Inflasi dan Dampak El Nino
“Kalau itu benar-benar ada di setiap rumah dan setiap daerah melaksanakan, Insya Allah masalah cabai rawit tidak jadi permasalahan lagi. Ini naiknya dua kali lipat loh dari Rp15.000 naik menjadi Rp 30.000 sampai Rp40.000,” lanjutnya.
Bahtiar mengungkapkan, yang menjadi perhatian bersama. Meskipun secara umum barangnya ada, tapi harganya yang memang harus di dorong mulai di tingkat hulunya harus diurus.
“Pekarangan harus kita tanami cabai, kita tanami tomat, Insya Allah ini akan di atasi. Nanti kami akan bicarakan lagi di internal bagaimana cara mengatasi produksinya yang kurang. Sehingga harganya yang meningkat bisa di tekan,” pungkasnya.
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto mengatakan, bersama Pj Gubernur Sulsel, Ketua DPRD Sulsel, dan seluruh Forkopimda, bersama-sama meninjau langsung pasar di Makassar.
“Tadi kita dengan Bapak Gubernur, Forkopimda sudah hari kedua, kemarin kita di Poetere, sekarang kita di Kapasa sini. Pertama adalah pemerintah kota memantau harga pagi sore lewat aplikasi, di situ kami melihat dan memantau langsung,” kata Danny Pomanto.
Baca Juga: Hari Pangan Sedunia, Stok Beras Sulsel Masih Surplus di Tengah El Nino
Ia menjelaskan, Pemkot Makassar memiliki 10 mobil inflasi dan Insya Allah akan segera mengintervensi soal kenaikan harga cabai.
“Mobil inflasi kita itu bukan hanya khusus untuk mengatasi kenaikan harga beras, tapi juga hortikultikur,” lanjutnya.
Sementara, Kepala Bulog Makassar, Budi memastikan semua bahan pokok saat ini aman dan terkendali. Khususnya beras di pastikan aman sampai akhir tahun dan masa panen yang akan datang.
“Kedua, terkait sinergitas kami sudah sampaikan ke Pak Gubernur dan Wali Kota bersama-sama mengendalikan inflasi. Menyalurkan bantuan pangan yang selalu di salurkan,” katanya.
Ketua DPRD Provinsi Sulsel, Andi Ina Kartika Sari, menyampaikan, atas nama pimpinan dan seluruh anggota DPRD Sulsel. Dan masyarakat Sulsel merasa bersyukur apa yang bisa di lakukan hari ini untuk mengatasi inflasi.
“Kami bersyukur apa yang ada hari ini. Ini adalah bukti bahwa pemerintah provinsi, Pemerintah Kota Makassar turun langsung melihat kondisi ekonomi masyarakat untuk saat ini. Karena ada kenaikan luar biasa di sejumlah komoditas, di antaranya cabai dan jeruk nipis,” tutupnya. (*)
Cek berita dan artikel lain di Google News