LEBAK, NEWSURBAN.ID – Kasus dugaan kekerasan di lingkungan sekolah kembali mencuat. Seorang siswa kelas XII SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, bernama Indra Lutfiana Putra (17), diduga ditampar oleh kepala sekolahnya, Dini Fitria, pada Jumat (10/10).
Peristiwa itu terjadi setelah Indra kedapatan merokok di lingkungan sekolah. Tak terima anaknya diperlakukan seperti itu, keluarga korban berencana melaporkan kepala sekolah ke pihak kepolisian.
“Saya tidak ikhlas, tidak ridho anak saya ditampar. Pokoknya akan saya bawa ke jalur hukum, karena tidak terima,” ujar Tri Indah Alesti, ibunda Indra, saat ditemui pada Senin (13/10).
Ia menambahkan, pelaporan dilakukan bukan semata karena emosi, melainkan agar tidak ada tindakan semena-mena yang dilakukan tenaga pendidik di lingkungan sekolah.
“Yah, agar tidak semena-mena aja,” imbuhnya.
Usai kejadian, ratusan siswa SMAN 1 Cimarga melakukan aksi mogok sekolah pada Senin (13/10) sebagai bentuk protes terhadap tindakan kepala sekolah.
Dari informasi yang dihimpun, sebanyak 630 siswa mengikuti aksi tersebut. Sebagian siswa juga membentangkan spanduk bertuliskan “Kami tidak akan sekolah sebelum kepsek dilengserkan.”
Namun, berdasarkan pantauan terbaru, spanduk itu kini telah dicopot oleh pihak sekolah.
Menanggapi kejadian itu, Kepala SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, membantah bahwa dirinya melakukan pemukulan keras terhadap Indra. Ia mengakui sempat menegur siswa tersebut karena kecewa atas sikapnya yang tidak jujur.
“Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras,” kata Dini saat dikonfirmasi, Senin (13/10).
Dini mengaku telah berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah, komite sekolah, serta orang tua siswa untuk menyelesaikan persoalan ini secara kekeluargaan.
“Semuanya sudah kami komunikasikan, tapi ternyata anak-anak punya ekspresi sendiri,” ujarnya.
Sementara itu, pihak komite sekolah disebut tengah berupaya menengahi antara keluarga siswa dan pihak sekolah agar persoalan tidak berlarut-larut.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten juga disebut telah menerima laporan awal dan akan melakukan klarifikasi lapangan dalam waktu dekat.