HMI perahu Juang atau Perahu dagang? Lantas apakah ada pilihan lain selain membubarkan HMI? Mari Berdiskusi.
Catatan:Jumardi Abnur
Kader HMI Cabang Bone Komisariat Arung Palakka
BONE, NEWSURBAN.ID — Dinamika yang semenjak awal kelahiran sudah muncul membuat HMI dewasa secara pemikiran dan pergerakan. Di tahun-tahun krusial untuk mengembangkan Organisasi, mengharuskan HMI ikut serta menyumbangkan tenaga dan gagasan.
Tahun 1960-an menjadi klimaks dari bukti nyata kehadiran HMI dalam mewujudkan cita-cita kebangsaan seperti konsep awal berdirinya HMI. Yang kemudian turut melahirkan para pemikir dan tokoh-tokoh bangsa yang mengarungi panjangnya perjalanan orde baru.
Memasuki era reformasi, Himpunan Mahasiswa Islam masih menjadi rule model mahasiswa pada era itu. Hingga menginspirasi banyak pihak untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang baru.
Namun bagaimana wajah Himpunan Mahasiswa Islam hari ini?
Faktanya, kejayaan itu tinggallah dongeng romansa masa lampau. Yang membuat banyak kader HMI hingga sekarang masih terbuai dan belum bangun dari tidur panjang.
Agus Salim Sitompul telah mewanti-wanti seluruh kader HMI dalam bukunya yang berjudul “44 Indikator kemunduran HMI” yang nyatanya memang benar-benar terjadi. Seharusnya sebagai seorang kader kita harus mampu membaca realita yang terjadi.
Orientasi perkaderan Himpunan Mahasiswa Islam tak lagi sama dengan awal berdirinya. Yaitu, tentang keislaman dan kebangsaan. Terlebih dalam komitmen kebangsaan, tidak ada lagi dampak langsung dari hadirnya Himpunan Mahasiswa Islam yang bangsa rasakan.
Hal itu terjadi, akibat kader Himpunan Mahasiswa Islam juga telah meletakkan prioritas itu dalam urutan paling bawah. Dan lebih mementingkan hal-hal yang masyarakat luas tidak dapat merasakan.
Lantas kemana perginya kader Himpunan Mahasiswa Islam yang katanya kader umat dan kader bangsa? Umat yang mana dan bangsa yang mana yang di perjuangkan?
Perjuangan yang seharusnya bertujuan kepada bangsa, sekarang hanya memperkenyang beberapa golongan. Dan gerbong yang menjadikan Himpunan Mahasiswa Islam sebagai alat pemuas hasrat politik dan kepentingan pribadi.
Setiap kegiatan yang Himpunan Mahasiswa Islam adakan di tingkat PB, cabang, maupun komisariat hanya sebatas seremonial demi kepentingan eksistensi.
Ujung tombak dari pengabdian Himpunan Mahasiswa Islam yaitu Lembaga Pengembangan Profesi pun kehilangan taring. Sehingga LPP turut memperkeruh kondisi HMI sekarang ini, kemudian Sistem perkaderan yang terlalu berlarut-larut dalam pembahasan yang bersifat abstrak. Tak berujung tampak tak mampu menyesuaikan dengan kondisi dan tantangan zaman saat ini. Hal ini berakibat pada bobot diskusi yang kolot.
Selain itu, tindakan-tindakan konstitusional marak terjadi. Sistem kongres dan Konfercab yang berat kepada istana Rezim demi mengamankan dan memuluskan tujuan. Sehingga berakibat pada penabrakan terhadap konstitusi yang berlaku.
Himpunan Mahasiswa Islam perahu Juang atau Perahu dagang? Lantas apakah ada pilihan lain selain membubarkan Himpunan Mahasiswa Islam? Mari Berdiskusi. (*)