NewsSulteng

BMKG Peringatkan Delapan Daerah di Sulteng Waspada Bencana!

PALU, NEWSURBAN.ID — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan delapan daerah di Sulawesi Tengah (Sulteng) waspada bencana, banjir dan tanah longsor.

Kedelapan daerah itu di antaranya Kabupaten Morowali, Morowali Utara, Banggai, Poso, Tolitoli, Parigi Moutong, Donggala dan Sigi.

Menurutnya, dua hari kedepan delapan daerah tersebut berstatus waspada dengan potensi hujan lebat yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi.

“Dari pemantauan cuaca hari ini hingga beberapa hari ke depan sejumlah daerah di Sulteng berpotensi hujan sedang hingga lebat, ini perlu di waspadai,” ungkap Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Nur Alim, Jumat 07 Juli 2023.

Baca Juga: Lagi, Jemaah Haji Asal Sulteng Meninggal Dunia di Makkah

Dari delapan daerah yang di sebutkan oleh BMKG, dia mengatakan punya riwayat banjir selama ini dan mempunyai karakteristik geografisnya memiliki banyak lereng gunung serta banyak sungai.

“Terutama daerah memiliki histori banjir. Secara Hidrometeorologi kapan saja bisa mengancam, sehingga perlu di waspadai dengan meningkatkan mitigasi guna meminimalisir dampak di timbulkan,” katanya.

Selain itu, BMKG mengingatkan masyarakat tentang potensi ancaman bencana hidrometeorologi. Kata Nur Alim bentuk peringatan itu melalui penyampaian informasi cuaca yang dirilis melalui berbagai platform media untuk di sebarluaskan kepada publik.

“Secara berkala dalam tempo singkat kami sampaikan perkembangan informasi prakiraan cuaca melalui kanal “website” resmi BMKG. Maupun melalui Pemerintah Daerah (Pemda) maupun pemangku kepentingan,” katanya.

Baca Juga: Peringatan BMKG: 14 Daerah Termasuk Sulsel Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem Hingga 28 Desember

Bencana hidrometeorologi, Nur Alam menjelaskan di picu berbagai faktor, di antaranya dampak hujan lebat hingga menimbulkan genangan atau banjir bandang maupun tanah longsor. Kemudian lanjutnya, dampak angin kencang atau puting beliung, termasuk tinggi permukaan air laut melampaui ambang batas menyebabkan banjir rob.

“Banyak hal harus di lakuka untuk meminimalisir dampak hidrometeorologi. Salah satunya menjaga lingkungan dari aktivitas pembabatan hutan danmemperbanyak hutan manggrove di kawasan pesisir pantai. Termasuk membangun tanggul pengaman pada alur alam,” tandasnya.

Sulteng Dilanda Bencana Sepanjang Tahun 2022

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah (Sulteng) mencatat 231 kejadian bencana di Sulawesi Tengah sepanjang tahun 2022. Akibatnya, 10.606 jiwa menderita (3.127 keluarga) karena terdampak langsung.

Selain itu, sebanyak 2.177 jiwa (724 keluarga) terpaksa mengungsi, 3 jiwa meninggal dan 4 jiwa di nyatakan hilang akibat kejadian bencana.

Bencana tersebut juga menyebabkan kerusakan, yakni 64 rumah rusak berat, 163 rumah rusak sedang, 102 rumah rusak ringan, 2.795 rumah terendam, 11 sarana pendidikan, 10 sarana ibadah, 1 sarana kesehatan, 10 bangunan perkantoran, 8 jembatan, 1.053 kilometer jalan, 170 hektare sawah, 113 hektare kebun, 6 hektare kolam, 500 hektare irigasi dan 64 bangunan lainnya.

Baca Juga: BPBD Sulteng Catat 28 Rumah Terendam Banjir dan 1 Jembatan Amruk

Sementara di laporkan kejadian bencana yang terjadi di Sulawesi Tengah sebagian besar merupakan kejadian banjir (118 kejadian). Banjir bandang (1 kejadian), banjir dan tanah longsor (3 kejadian), tanah longsor (10 kejadian), angin kencang (14 kejadian). Angin kencang dan banjir rob (1 kejadian), abrasi pantai (7 kejadian) dan kebakaran hutan dan lahan (7 kejadian).

Kabupaten Poso (48 kejadian), Tolitoli (33 kejadian), Buol (24 kejadian), Banggai (24 kejadian), Sigi (22 kejadian), Parigi Moutong (19 kejadian). Donggala (18 kejadian), Morowali Utara (12 kejadian), Banggai Kepulauan (8 kejadian), Banggai Laut (8 kejadian). Tojo Unauna (7 kejadian) Kota Palu (6 kejadian) dan Kabupaten Morowali (2 kejadian). (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button