PALU, NEWSURBAN.ID — Atlet peraih emas pada Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI Papua, Zuhria, menerima bonus uang tunai senilai Rp. 100 juta dari Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), H. Rusdy Mastura.
Bonus diserahkan pada acara penerimaan kontingen paralimpiade Sulteng, di caffe Tanaris Kamis (13/01/22).
Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas perjuangan Zuhria. Termasuk ke pihak-pihak yang ikut andil membangun dunia olahraga di Sulteng.
“Alhamdulillah, dengan segala keterbatasan Kita masih bisa memberi bonus. Insya Allah, kedepannya kita siapkan lewat anggaran daerah karena (bonus) ini bukan berasal APBD. Tapi inisiatif dari sponsor-sponsor kita,” katanya sumber dana bonus yang di terima Zuhria.
Baca juga: PON XXII 2028, Sulteng-Gorontalo Siap Menjadi Tuan Rumah Bersama
Rusdy juga akan menjadikan olahraga sebagai bagian integral dari pembangunan daerah. Menurutnya, peranan atlet sangat besar dalam proses pembentukan provinsi ini dengan membawa nama Sulteng berlaga di PON V Bandung di tahun 1961 silam. Atau tepatnya 3 tahun sebelum resmi menjadi provinsi tahun 1964.
“Tidak ada Sulteng, kalau tidak ada olahraga. Di tahun 61, Sulteng sudah ikut PON di Bandung dengan Kepres,” tegas gubernur Sulteng mengupas fakta unik ini.
Dengan di mulainya program Sulteng Emas, Rusdy menaruh harapan dan keyakinan pada PON 2024, akan mampu berbicara dengan meraih 10 emas dari cabor potensial di Sulteng.
“Insya Allah, kita bisa dan kita punya masa depan (olahraga) yang gemilang,” tandasnya disambut tepuk tangan undangan.
Baca juga: Gubernur Rusdy Mastura Beri Hadiah Rumah ke Witan Sulaeman
Sementara itu, Atlet peraih emas, Zuhria menceritakan selama berlaga. Ia mengaku walaupun punya kendala hanya latihan kurang dua minggu tapi dirinya bisa mengalahkan rivalnya.
“Saya berjuang dengan sangat keterbatasan, hanya latihan kurang lebih 2 minggu. Tapi, alhamdulillah, bisa mengalahkan atlet Yogyakarta di final,” beber Zuhria, atlet paralimpik Sulteng cabor tenis meja.
Bahkan, kata Zuhria, pada saat mengikuti Peparnas, dia mesti merelakan kewajibannya memberi ASI ke sibuah hati dengan menggantikan dengan susu formula.
Tapi, pengorbannya itu membuakan hasil gemilang dengan meraih medali emas di PON Papua. “Jangan hitung yang hilang dari tubuhmu. Tapi lihat apa yang tersisa,” kata Zuhria memotivasi sesama atlet paralimpiade Sulteng.
Dari catatan panitia, Sulteng mengirim 15 atlet serta 6 pelatih, official dan tim media ke Peparnas Papua namun sayangnya hanya satu medali yang berhasil dibawa pulang dari Bumi Cendrawasih lewat Zuhria.
Turut hadir Ketua Pokja Sulteng Emas Ronny Tanusaputra, Ketua TP-PKK Sulteng Ny. Dr. Vera Rompas Mastura, M.Si, Kadis Sosial Provinsi Drs. Ridwan Mumu, M.Si, Ketua Komite Paralimpik Sulteng, Forkopimda dan pejabat terkait. (*)