NewsNusantaraSulawesiSulsel
Trending

Urus e-KTP Untuk Operasi, Seorang Warga Meninggal di Kantor Dukcapil Bulukumba

BULUKUMBA, NEWSURBAN.ID — Seorang warga meninggal di kantor Dukcapil Bulukumba (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bulukumba), usai perekaman data e-KTP, Selsa (15/3). Ia mengurus e-KTP untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan agar bisa dioperasi.

Warga itu, bernama Amiluddin (52). Ia adalah warga Kelurahan Tanah Jaya, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba itu.

Sebelum meninggal dunia, Amiluddin, sudah 4 hari menjalani perawatan di RSUD Sulthan Dg Radja, Kabupaten Bulukumba. Hasil diagnosa, ada cairan dalam ususnya. Ia harus di operasi. Namun, ia tak punya uang untuk operasi.

Pihak rumah sakit, menyarankan untuk mengurus BPJS Kesehatan. Kakak ipar Amiluddin, Suryaningsih langsung menghubungi pihak BPJS Kesehatan. Dia mendapat informasi bahwa untuk mengurus BPJS Kesehatan harus ada Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Amiluddin merantau di Malaysia sebagai tenaga kerja sudah bertahun-tahun. Ia memutuskan pulang kampung karena sakit. Akibat lama di Malaysia, Amiluddin tak punya KTP elektronik.

Lalu, Selasa, 15 Maret 2022, Suryaningsih komunikasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Bulukumba. Dinas Dukcapil bersedia membantu. Mereka meminta Amiluddin ke Dukcapil untuk perekaman KTP elektronik.

Suryaningsih kemudian mengantar Amiluddin ke Dinas Dukcapil. Naik angkutan kota atau petepete. Setelah tiba di Dinas Dukcapil Bulukumba, Suryaningsih dan Amiluddin turun dari angkot.

Proses Perekaman Data

Saat Suryaningsih membayar sewa angkot, Amiluddin langsung sesak napas. Dia lalu duduk sebentar di luar sebelum masuk ke Dinas Dukcapil. Tak lama, dia lalu masuk ke ruang perekaman untuk pengambilan foto dan perekaman sidik jari.

Amiluddin dalam dalam video yang beredar luas di media sosial, terlihat mengenakan baju hitam strip biru dan putih. Ia terlihat lemas.

Sesudah perekaman retina mata, dia tampak kesulitan bernapas. Tangannya bertumpu pada meja. Petugas kemudian mengambil sidik jarinya.

Awalnya, wanita di sampingnya terlihat meraih tangan lemah Amiluddin yang bagian kiri. Lalu menempelkan jari-jarinya ke tempat scan.

“Salah, jari kanannya,” terdengar suara perempuan petugas Dinas Dukcapil.

Lalu, wanita berkerudung hijau itu, meraih tangan kanan Amiluddin. Tampak Amiluddin pasrah. Wanita itu menempelkan jari jemari Amiluddin di tempat scan.

Amiluddin tampak sudah tak kuat. “Di situmi setelah selesai mi semua, pas selesai mi sidik jarinya, di situmi meninggalmi juga,” ungkap Suryaningsih berurai air mata.

Keterangan Kepala Dinas Dukcapil Bulukumba

Kepala Disdukcapil Bulukumba, A. Muliyati Nur yang turun tangan langsung mengurus proses perekaman KTP Elektronik untuk Amiluddin. Ia turun, demi untuk membantu terbitnya kartu identitas pria malang itu.

Namun, ajalnya tiba sebelum sempat melihat kartu identitasnya. “Saya yang ikuti proses pelayanannya sampai beliau mengembuskan nafas terakhirnya,” ungkap A. Muliyati Nur.

Tak berselang lama, kabar meninggalnya Amiluddin viral di media sosial. “Innalilahi wainnailaihi rojiun… Kami dari Disdukcapil Bulukumba trut berdukacita yang sedalam2nya atas meninggalnya salah satu warga Bulukumba pada saat ingin perekaman.. Smg beliau Husnul khatima..amin,” tulis akun Disdukcapil Bulukumba.

Sementara itu, salah seorang keluarga Amiluddin yang meninggal di Kantor Dukcapil, Anisa Ampunna Keseng menyampaikan di media sosial Facebook-nya, menegaskan bahwa tidak ada yang bisa disalahkan. Baik dari pihak rumah sakit dan kantor capil.

“Assalammualaikum. Di sini saya mau klarifikasi kalau di sini tidak ada yang bisa kita salahkan. Baik dari pihak rumah sakit atau kantor capil. Sebenarnya almarhum, sudah mendapat perawatan di rumah sakit selama 3 hari 3 malam dengan baik,” ungkapnya.

“Cuma di sini kita memilih keluar, karena masih berlaku umum dan belum mempunyai BPJS. Karena mau mengurus BPJS, tapi datanya tidak muncul. Makanya beliau harus perekaman di capil untuk pengurusan E-KTP. Dan masalah di kantor capil ada yang bilang almarhum sebelumnya sudah menunggu antrean, saya tegaskan di sini kalau sebenarnya beliau tidak antre, karena pegawai capil sudah tahu sebelumnya bagaimana keadaannya. Cuma lambat di bawa ke capil gara-gara lambat juga ada mobil jemputannya,” tambahnya.

“Jadi tolong di media atau siapa pun, jangan ada yang menyalahkan siapapun itu… Saya keluarganya almarhum Amiluddin bin sangkala keseng…,” pungkas Anisa. (ms/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button