BATANG, NEWSURBAN.ID — Menghadiri implementasi tahap kedua industri baterai listrik terintegrasi, di Batang Jawa Tengah, Rabu (8/6), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan Indonesia menjadi produsen utama produk berbasis nikel.
“Indonesia Sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia,diharapkan bisa jadi produsen utama barang-barang berbasis nikel. Keinginan itu, sejak lama. Kenapa kita setop ekspor nikel ya ke situ,” kata Jokowi.
Baca Juga: Jokowi Beberkan Strategi Gas dan Rem yang Sukses Tekan Covid-19
Presiden juga mengatakan dengan setop ekspor nikel, Indonesia bisa memproduksi barang-barang seperti lithium baterai, baterai listrik, baterai kendaraan listrik. Barang-barang tersebut akan memberikan nilai tambah dalam ekspor Indonesia.
Menurutnya, ini menjadi kesempatan untuk membangun ekonomi hijau. “Saya minta semua jajaran mendukung penuh agar bisa direalisasikan,” ujarnya.
Baca Juga: Sukses Vale Indonesia Jadi Contoh BUMN Tambang Lain
Selain memproduksi produk berbasis nikel, Jokowi juga ingin agar Indonesia juga bisa menghasilkan barang berbahan aluminium. Sebab itu, ia juga berencana menyetop ekspor bahan mentah bauksit.
“Dilanjutkan dengan setop ekspor bahan mentah bauksit sehingga kita bisa memproduksi barang jadi berasal dari aluminium,” kata Jokowi.
Baca Juga: Ekspor Sulawesi Selatan Februari 2022 Capai Rp1,8 Triliun
Pada kesempatan ini Jokowi berterima kasih pada pihak LG Chem Ltd yang berinvestasi di Indonesia senilai USD9,8 miliar atau setara dengan Rp142 triliun.
Investasi ini merupakan yang pertama di dunia di mana LG akan mengintegrasikan produksi kendaraan listrik dari hulu sampai ke hilir.
Baca Juga: Dukung Kebijakan Jokowi Soal Penggunaan Produk Dalam Negeri, Gubernur Sulsel Dorong Produktivitas UMKM
Di mulai dari penambangan nikel dan pembangunan smelter, pabrik prekursor katoda, pabrik baterai listrik hingga mobil listrik. Serta, industri daur ulang baterai.
Adanya investasi ini,diprediksi bisa memberikan dampak ekonomi senilai USD5,6 miliar atau setara Rp81 triliun (asumsi nilai tukar Rp14.466 per dolar AS) setiap tahunnya dan menyerap 20 ribu tenaga kerja. (cr/*)