BONE, NEWSURBAN.ID — Kasus dugaan tindak pemerkosaan menimpa seorang anak gadis di Bone. Korban, yang masih pelajar SMP di Bone meninggal dunia. Berdasarkan hasil visum, alat vital dan anus Bunga, 14 (bukan nama sebenarnya) mengalami kerusakan fatal.
Sebelum meninggal, korban jatuh sakit. Pelajar SMP di Bone ini, meninggal dunia pada, Kamis malam 16 Februari 2023.
Berdasarkan informasi, korban yang masih berstatus sebagai pelajar SMP di Bone meninggal dunia akibat mengalami sakit dan depresi berat usai dijadikan korban pelampiasan nafsu bejat para pelaku.
Dugaan pemerkosaan terhadap korban terungkap saat pihak orang tua curiga kemudian menginterogasi. Namun kondisi korban yang depresi membuat pihak orang tua kesulitan menggali informasi lengkap.
Baca Juga: Tangkap Dua Pengedar Narkoba, Polda Sulsel Ungkap Lahan Ganja di Bontojai Bone Seluas 1 Ha
Pihak keluarga korban telah melaporkan kasus tersebut ke Mapolres Bone pada Sabtu (11/02/23) pekan lalu. Laporan itu juga di lengkapi dengan hasil visum dari pihak dokter.
Menurut Salah seorang Warga Desa Ajallase Kecamatan Cenrana, Buce, awalnya korban mengeluhkan sakit kepala. Setelah itu, di bawalah ke Puskesmas berobat.
Namun, setelah tiga hari tidak ada perubahan dari kondisi korban. “Itu anak takut mengaku, tetapi keluarganya curiga ada kelainan akhirnya diperiksa,” jelasnya.
Setelah di periksa, lanjutnya, terlihat ada kelainan di kelaminnya. Bahkan korban yang masih berusia 14 tahun ini, tidak bisa duduk dan BAB.
“Dia depresi berat, jadi ini diduga pelakunya bukan hanya satu orang tapi ramai-ramai,” ungkap Buce.
Baca Juga: Pengendara Motor di Bone Tewas Tabrak Truk Terparkir di Bahu Jalan
Dari pengakuan korban kepada keluarganya, ia mengaku pelakunya berjumlah empat orang, kadang juga mengaku lima orang pelakunya.
“Akhirnya pada hari itu juga, Sabtu lalu saya bawa ke Polres untuk melapor. Sampai di sana kita diminta bawa visum ke rumah sakit RS M Yasin, dan orang tuanya di BAP,” tuturnya.
Hasil visumnya, lanjutnya, anus sama alat vitalnya hancur. “Jadi ini,dicurigai di lakukan rame-rame.” kata suami kepala dusun tempat korban tinggal.
Sementara itu, orang tua korban yang di mintai keterangan oleh pihak kepolisian tidak bisa memberikan penjelasan detail ke pihak kepolisian.
Sehingga, lanjut Buce, menurut polisi belum bisa di proses dahulu karena hasil BAP mengambang.
“Karena memang orang tuanya ini korban tidak terlalu pintar bicara sama polisi, karena baru juga menghadapi kasus begini,” tambahnya.
Baca Juga: Karena Lapar Wadi Pembunuh Mertua di Bone Menyerahkan Diri
Sedangkan korban sempat mendapat perawatan di RS M Yasin agar kondisinya membaik dan depresinya ringan. Sehingga bisa memberikan keterangan yang jelas.
“Namun setelah di rawat selama lima hari korban meninggal, tepatnya Kamis Malam, dan-dimakamkan setalah salat Jumat (17 Februari) kemarin,” katanya.
Menurut Buce, pihak keluarga korban saat ini berharap pihak kepolisian bisa bertindak tegas mengungkap kasus ini. Apalagi, pihak keluarga sudah ada bukti dalam bentuk rekaman suara berasal dari grup whatsapp milik korban.
Setidaknya, lanjut dia, bukti bukti yang dikumpulkan pihak keluarga bisa-ditindaklanjuti kepolisian untuk melakukan penyelidikan.
“Artinya kalau untuk pelaporannya kami sudah melapor, tetapi polisi seperti tidak ada tanggapan sama sekali sampai sekarang. Saya akan temani lagi keluarga korban melapor Senin (20 Februari),” jelasnya.
Baca Juga: Kasus Narkotika Marak, Kejari Bone Melalui Jaksa Masuk Sekolah Beri Penyaluhan Hukum ke Pelajar
Terpisah, Kapolsek Cenrana AKP Andi Muh. Siregar menuturkan bukan Polsek Cenrana yang menerima laporannya. Akan tetapi, kata dia, anggota Polsek Cenrana bersama keluarga korban ke Polres Bone untuk membuat laporan
“Karena korban di bawah umur dan unit PPA polres yg menangani kasus anak,” jelasnya.
Sementara itu, Paur Humas Polres Bone, Ipda Rayendra Muchtar, Sabtu, 18 Februari 2022, menuturkan, bahwa terkait kasus tersebut belum ada laporan polisi yang diterima dari SPKT,” ujar Rayendra dengan singkat. (fan)