MAKASSAR, NEWSURBAN.ID – DPP Masyarakat Adat Nusantara (Matra) atau organisasi yang menghimpun kerajaan dan lembaga adat di tanah air rayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-7, Minggu (13/8/2023).
Perayaan HUT Matra dilaksanakan di secara sederhana di RM Istana Laut, Jl. Datu Museng Kota Makassar. DPP Matra rayakan HUT ke-7 di Makassar, karena salah satu pendiri Matra terbesar berasal dari Sulawesi Selatan.
Pada perayaan HUT ke-7 tersebut, hadir para raja karaeng, majelis keturunan to Manurung, pemangku adat se-Sulawesi Selatan. Mengingat Matra ini ada beberapa para penasehat maupun dewan pakar yang ada di Sulsel.
Baca Juga: Revitalisasi Cagar Budaya, Danny Pomanto Dukung Dewan Adat Tinggi Lembaga Kerajaan Tallo Bangun Balla Lompoa
Ketua Umum DPP Matra, Andi Bau Malik Barang Mamase Kajannangang menyampaikan hari ini merupakan hari bahagia memperingati 7 tahun masyarakat adat nusantara atau Matra.
“Di usia ke tujuh tahun ini berbagai kontribusi pun yang sudah dilakukan Matra untuk negeri ini termasuk membantu korban bencana alam di NTB, memberikan bantuan air bersih kepada masyarakat Gunungkidul dan lainnya,” ujarnya.
Selama ini, kata Andi Bau Malik tidak pernah berfikir Matra akan menjadi salah satu organisasi adat terbesar di Indonesia. Sebab, pada awalnya sebagai wadah untuk bertukar pikiran sesama raja-raja dan pemangku adat kerajaan.
Baca Juga: Masyarakat Adat Nusantara Bakal Laksanakan Pelantikan Kepengurusan Baru
“Saat ini semua mengakui Matra adalah organisasi adat budaya terbesar di seluruh Nusantara. Kami yakin kedepan Matra akan selalu berjalan seiring dengan perkembangan zaman dengan menjaga adat dan budaya di Indonesia,” terangnya.
Sementara itu, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangku Alam II mengungkapkan usia Matra yang ke tujuh tahun ini selalu memegang prinsip. Untuk menyelesaikan setiap masalah dengan musyawarah dan secara adat.
“Terutama dalam mempertahankan adat dan budaya Nusantara yaitu kita berkontribusi positif jika ada hal. Atau gesekan dalam kebijakan negara kita bicarakan secara adat,” ungkapnya.
Baca Juga: Adnan Apresiasi Pelaksanaan Maudu Adaka Ri Gowa
Dia berharap bagaimana menjadikan budaya lokal sebagai identitas menjadi salah satu cara untuk melestarikan adat. Dan budaya setiap daerah di Indonesia.
“Jadi kalau ada hal-hal yang mengancam kedaulatan negara, kita selalu antisipasi itu. Padahal segala sesuatu itu bisa di selesaikan dengan adat, misalnya kejadian di Sampit dan Madura dulu,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, dalam mengikuti perkembangan zaman saat ini Matra bahkan selalu menggalakkan setiap kegiatan. Ataupun event budaya dengan melibatkan kaum Milenial dalam mempertahankan adat.
“Di Matra juga ada sayap-sayap organisasi bagi kaum muda, seperti Arjuna masyarakat Nusantara dan Srikandi masyarakat Nusantara. Karena kita memang ingin para generasi muda lebih mencintai adat dan budayanya,” cetusnya.
“Untuk saat ini generasi muda di Matra sudah banyak, mulai dari SMP. Hingga para anak muda penggerak adat dan kerajaan di berbagai daerah di Indonesia,” tambahnya. (*)