BULUKUMBA, NEWSURBAN.ID — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) puji penanganan inflasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulukumba, saat melakukan kunjungan ke daerah itu, Selasa 14 Mei 2024.
Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulawesi Selatan mengunjungi Bulukumba dalam rangka monitoring program Mini Distribution Centre (MDC) yang dirangkaikan dengan Rapat Koordinasi TPID Kabupaten Bulukumba.
Deputi Direktur Bank Indonesia Sulsel Hasiando Ginsar Manik bersama rombongan melakukan peninjauan harga bahan pokok di Pasar Cekkeng. Pada peninjauan ini di dampingi Wakil Bupati Andi Edy Manaf, Dandim 1411, Letkol Inf. Kaharuddin Djamaluddin, Sekda Ali Saleng, Kepala Bulog Ervina Zulaeha, Asisten Ekonomi Pembangunan Amry, dan Kadis Kominfo, Asdar A. Bennu.
Baca Juga: Tanjung Bira Primadona Pariwisata Sulawesi Selatan
Di Pasar Cekkeng, rombongan juga melihat langsung depot MDC atau Toko Murah Inflasi yang-disiapkan oleh Bulog Bulukumba kerjasama dengan Pemkab Bulukumba.
Ervina Zulaeha mengatakan sudah ada 11 unit MDC yang dibentuk yang tersebar di 10 kecamatan. Selain itu juga di siapkan MDC Keliling dengan menggunakan mobil box.
Dia mengatakan, MDC di bentuk untuk melakukan stabilisasi atau mengendalikan harga. Bukan untuk mencari keuntungan. Makanya bahan pokok yang-dijual, harganya tidak boleh lebih tinggi dari harga pedagang lainnya.
Baca Juga: Viral Pungli Masuk Titik Nol, Pemkab Bulukumba: Itu Tarif Resmi Bukan Pungli
“Bahan pokok seperti beras, minyak dan terigu itu di jual kepada masyarakat bukan kepada pedagang,” ungkap Ervina.
Dalam Rapat Koordinasi TPID bersama Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf, Deputi Direktur BI, Hasiando Ginsar Manik memuji kebijakan Kabupaten Bulukumba dalam pengendalian inflasi.
Ia menyebut progam MDC hanya ada 3 di Sulawesi Selatan yaitu Makassar, Parepare dan Bulukumba. Ia berharap program MDC ini menjadi salah satu faktor pendukung pengendalian inflasi di daerah.
Baca Juga: Bulukumba Tuan Rumah Milad Aisyiyah ke 107, Banrialang: Kami Merasakan Apa yang Sudah Bupati Kerjakan di Bulukumba
Menurutnya inflasi Bulukumba relatif rendah. Ini bisa-dilihat dari dari terakhir bulan April (Ytd) sebesar 0,44 persen.
Hasiando memuji langkah Pemerintah Kabupaten Bulukumba dalam pengendalian inflasi, seperti program ketahanan pangan sampai ke desa dengan alokasi anggaran minimal 40 persen. Begitu pula gerakan memanfaatkan pekarangan dan lahan kosong untuk tanaman jangka pendek seperti cabai dan sayuran.
“Dari diskusi dengan pak Bupati, saya bisa menilai bagaimana komitmennya dalam memajukan daerah ini,” puji Hasiando.
Baca Juga: Refleksi Hardiknas 2024 Bulukumba: Transformasi Pendidikan di Era Harapan Baru
Tujuan kunjungan ke daerah, tambahnya untuk melihat langsung apa yang telah-dilakukan, tidak hanya sekedar membaca data yang ada.
“Jadi inflasi itu tidak sekedar hanya melihat data angkanya, tapi kita juga mau melihat apa yang telah-dilakukan atau apa actionnya,” beber Hasiando.
Sebelumnya, Andi Utta sapaan akrab Bupati Bulukumba memaparkan jika pihaknya terus memperkuat program ketahanan pangan, karena 70 persen lebih perekenomian daerah ditopang oleh sektor pertanian.
Baca Juga: Tidak Hanya Bibit Unggul, Petani Bulukumba Juga Dibantu Pembersihan Lahan
Andi Utta menekankan kepada aparat di bawahnya untuk memfasilitasi bahan pokok warganya dengan menyiapkan kebun bersama untuk menanam cabai atau sayuran.
“Lahan lahan yang tidak di gunakan harus produktif. Minta izin kepada pemiliknya agar bisa di manfaatkan untuk tanaman jangka pendek,” kata Andi Utta.
Di ketahui TPID adalah tim yang di bentuk di setiap daerah sebagai wadah koordinasi lintasi instansi dalam rangka pengendalian inflasi. Baik dari unsur Pemerintah Daerah, TNI/Polri, instansi vertikal, maupun BUMN atau pihak swasta. (*)
Baca Berita dan Artikel Lain di Google News