MAKASSAR, NEWSURBAN.ID – Kapabilitas Calon Wali Kota Makassar nomor urut 3 yang berpasangan dengan Ilham Fauzi Amir Uskara, dipertanyakan oleh kubu lawan politiknya. Mereka mempertanyakan prestasi Indira Yusuf Ismail yang maju sebagai calon Wali Kota dalam Pemilihan Wali Kota Makassar pada Kepala Daerah Serentak 2024.
Atas keraguan itu, Pegiat Anti Korupsi, Djusman AR, memberi respons saat ngopi di Kedai Tujuh Belas, Jl. Anggrek, Kecamatan Panakkukang, belum lama ini.
Djusman menilai, prestasi itu tidak hanya melekat pada adanya jabatan atau pengalaman di pemerintahan. Tetapi pada personal aktivitas yang bertanggung jawab secara proporsional. Prestasi tidak mesti harus menjabat jabatan di pemerintahan.
Baca Juga: Indira-Ilham Akan Tambah Insentif Guru di Kepulauan
“Prestasi itu bukan hanya kita lihat dari jabatan di pemerintahan saja. Tetapi sejauhmana dedikasi dan konstribusinya hingga sesorang berprestasi khususnya pasangan hidup. Anggaplah suami sukses, itukan tidak lepas dari konstribusi sharingnya bersama Istri,” kata Djusman AR.
Kata dia, paling prinsip ialah, karena istri seorang suami yang menduduki jabatan tidak berbuat untuk korupsi.
“Tidak sedikit pejabat Korupsi karena intervensi karena istrinya. Nah, itu juga bagian dari prestasi yang tidak pernah menekan kebijakan suami,” katanya.
Baca Juga: Indira-Ilham Pererat Silaturahmi dengan Tokoh KKT Jeneponto
Dan, jika kelak Indira mendapat amanah menduduki jabatan Wali Kota, tentunya akan pula sharing dengan suaminya. Apalagi suaminya punya pengalaman pemerintahan lebih awal menduduki jabatan tersebut.
“Jadi, ndak perlu menggunakan lagi staf ahli yang butuh biaya. Cukup dengan suami, Dewan, dan perangkatnya,” tambah Djusman AR.
Di mata Djusman, Indira Yusuf Ismail adalah sosok istri pejabat yang berprestasi. Alasannya, karena Indira berhasil mendampingi Danny Pomanto menjabat 2 Periode sebagai Wali Kota Makassar. Di situ kan ada perannya sebagai Ibu Wali Kota kota atau Ibu Penggerak PKK.
“Wali Kota dalam membuat kebijakan itu, tentu tidak semua tunggal dari idenya bersama perangkatnya yang kemudian-disempurnakan di DPRD. Pasti pula terdapat masukan dari istrinya. Paling prinsip di situ adalah bagaimana tanggung jawab seorang istri mendampingi suami selaku pejabat agar tidak terjerat praktik korupsi. Sejauh ini, tidak pernah terdengar mendesak atau menekan suami membuat kebijakan yang menguntungkan diri, keluarga dan kelompok tertentu. Sampai sekarang kita melihat, aman dari perilaku itu. Itu kan juga bagian dari prestasi,” tuturnya.
Baca Juga: Jubir Indira-Ilham: Hanya Pasangan INIMI yang Mampu Lanjutkan Program Baik Danny Pomanto
Ia mengaku ada banyak contoh pejabat terjerat korupsi karena hasutan salah dari istri. “Tempat curhatnya suami kan istri. Jadi kesuksesan suami tidak terlepas dari kesuksesan istri. Begitupun sebaliknya,” kata Djusman.
Karena itu, menurutnya , untuk menilai prestasi seseorang, mestinya melihat dari besarnya tanggung jawab dan godaan.
Djusman, juga melihat Wali Kota Makassar Danny Pomanto tidak pernah membuat kebijakan menguntungkan diri, keluarga dan kelompok, semata. Sehingga bagi Djusman, Danny Pomanto dengan pendamping hidupnya Indira, selalu membuat kebijakan demi kepentingan rakyat. “Tentu itu, baik untuk semua,” ujarnya.
Oleh karena itu Djusman menilai, kelirulah masyarakat jika menilai prestasi orang hanya dengan melihat jabatan di pemerintahan/birokrasi.
Baca Juga: Jadikan Makassar Pusat Ekonomi Kreatif, Indira-Ilham akan Kembangkan Inkubator UMKM Center
“Menjadi pendamping hidup seorang pejabat itu, paling berat sebenarnya. Bayangkan kita sering mendengar adanya siapa 01 (Kosong Satu) dalam pemerintahan itu. Kosong satu ya yang jadi pejabat seperti wali kota. Tetapi, ada kan 00 (Kosong–kosong). Kan begitu! Sejauh ini saya melihat di masa kepemimpinan Pak Danny, tidak ada kebijakan yang lahir atas intervensi istri beliau. Sama sekali tidak ada istilah 00 (Kosong-kosong) yang mempengaruhi kebijakan Pak Danny. Apalagi mengarah menguntungkan diri, keluarga dan kelompok,” ungkap Djusman.
Tak hanya itu. Djusman mengatakan bahwa masyarakat Makassar pun bisa menilai keberhasilan Indira Yusuf Ismail saat menduduki jabatan laksanakan karena jabatan suaminya. Jadi, Ketua PKK Kota Makassar, Ketua Dewan Kerajinan Nasioanal Daerah (Dekranasda) Kota Makassar Bunda PAUD Kota Makassar.
“Secara proporsional kita lihat Ibu Indira sebagai Ketua PKK Makassar dan Ketua Dekranasda apakah vakum atau aktif? Kita lihat bahkan Super Aktif. Bahkan kita saksikan Ibu Indira aktif di bidang pendidikan. Ibu Indira juga adalah Bunda PAUD Kota Makassar. Ada banyak gagasan beliau tentang PAUD. Begitupun pada aspek kekaryaan lainnya,” tuturnya.
“Banyak kok contoh. Presiden Jokowi saja dari tukang Kayu maju Wali Kota Solo hingga jadi Presiden RI. Begitu pula yang berlatarbelakang pengusaha dan Politisi, nyatanya tak sedikit juga sukses memimpin pemerintahan. Intinya bagaimana kita mengawal pemerintahan itu agar terhindar dari tindak pidana korupsi,” terangnya.
Baca Juga: PDI Perjuangan Instruksikan PAC Gotong Royong Menangkan Pasangan Indira-Ilham
Sebagai bahan penilaian, beberapa waktu lalu, Indira menerima Tanda Penghargaan Manggala Karya Kencana dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Penghargaan itu, ia terima pada momen peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 yang dipusatkan di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).
Selain itu, Indira Yusuf Ismail berkontribusi besar dalam mendukung berbagai program yang berorientasi pada pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga.
Terpenting menurut Djusman AR, siapapun yang menjadi Wali Kota Makassar melalui Pilkada 2024, bisa meniru Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan Pomanto yang menuangkan pencegahan dan pemberantasan korupsi dalam visi-misinya yang dia setorkan ke KPU Makassar dan dia laksanakan saat terpilih.
“Siapapun dan dari mana pun yang maju dalam Pilkada Kota Makassar, kita berharap pencegahan dan pemberantasan korupsi. Yang dia tuangkan dalam Visi-Misi yang-diserahkan ke KPU sebagai lembaran negara. Seperti yang Pak Danny lakukan. Karena kalau hanya dia ucapkan dalam kampanye tidak dia tuliskan dalam Visi dan Misi, itu hanya bualan semata pada masyarakat. Karena kita sebagai Pegiat Anti Korupsi mudah untuk membuktikan dugaan korupsinya jika komitmen pencegahan dan pemberantasan Korupsi itu tertulis dalam misi-misinya,”pungkasnya.
Baca Juga: ORANGe Muda dan Indira Yusuf Ismail Kunjungi Korban Kebakaran di Jalan Badak
“Bagi saya semua figur yang bakal maju adalah Putra-putri terbaik. Tentulah merasa punya kemampuan SDM menjadi Pemimpin. Kita respons saja semuanya. Dan kita dorong para calon berkomitmen meletakkan kebijakan good governance dan clean goverment yang mereka tuangkan dalam visi misi mereka,” pungkas Djusman AR. (*)
Berikut Profil Singkat Indira Yusuf Ismail:
Tempat dan Tanggal Lahir: Makassar 26 Februari 1968
Agama : Islam
Pendidikan
– SD Negeri Mangkura Kota Makassar (1976-19820
– SMP Negeri Islam Datumuseng Kota Makassar (1982-1984)
– SMA Negeri 1 Kota Makassar (1984-1986)
– Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (1987-1990)
Organisasi
– Ketua TP PKK Kota Makassar
– Ketua Dekranasda Kota Makassar
– Bunda PAUD Kota Makassar
– Dharma Wanita Persatuan Kota Makassar
– Ketua-Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia Kota Makassar
– Ketua Forum Multi Sektor TB Kota Makassar
– Ketua Saudagar Muslimah Indonesia Kota Makassar
Pengalaman Kerja
– Direktur Keuangan PT Danbintang Gelarancana
Hobi: Olahraga, Traveling