BONE, NEWSURBAN.ID – Film Panre Ambo dan Kawali, garapan Ichsan Hatib pembina PKBM Sipakatau bekerjasama Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) serta LPDP melalui program Dana Indonesiana mengulas tentang proses pembuatan kawali yang sarat akan makna filosopi Bugis.
Hadir dalam pemutaran perdana animasi 3D pertama di Indonesia. Yakni, Pj Sekda Bone A Fajaruddin yang juga Kepala Dinas Pendidikan Bone,. Asisten ll Setda Bone Alimuddin Massappa, Kepala Dinas Kominfo dan Persandian Bone H. Barham serta Ambo Upe pandai besi yang-diceritrakan dalam film animasi yang berdurasi 30 menit.
“Alhamdulillah, suatu kesyukuran hari ini kita bisa melaksanakan lounching film Panre Ambo dan Kawali. film yang mengisahkan proses pembuatan Kawali secara detail, juga menyisipkan elemen fiksi tanpa mengurangi nilai filosofi bugis serta kekayaan pengetahuan lokal yang semakin minim di minati kaum milenial” Kata Sutradara sekaligus Produser Film Panre Ambo Dan Kawali Ichsan Hatib.
Baca Juga:Â Yuyun “Si Paras Cantik” Asal Bone Bintangi Film Lokal Makassar Uang Panai 2
Lebih lanjut Ichsan Hatib menuturkan, sangat susah kita temui anak muda hari ini yang ingin menempa (membuat kawali). rata-rata memilih menjadi influencer, tiktoker hingga youtubers. untung masih ada satu panre (pandai besi) termuda bernama hendra. saat ini bisa dikata semua pandai besi di bone sudah berumur. siapa lagi yang ingin melestarikan budaya kalau bukan kita.
Hendra merupakan cucu dari panre ambo upe yang menjadi tokoh dalam animasi 3D pertama berbahasa bugis.
“Dengan terselenggaranya lounching film ini, Kami dari PKBM Sipakatau bekerjasama dengan Sumange Ruang Kreasi, Unilampaq Music, FBI BM Music Studio, Rumah Kreasi Budaya Bangsa Saoraja Bone, Ana’ Dara Kallolona Bone, Gerakan Pemuda Sadar Pendidikan, dan Duta Pelajar Kabupaten Bone menghaturkan banyak terima kasih,” ungkapnya Minggu (15/12/2024).
Baca Juga:Â Danny Pomanto Dukung Sineas Lokal Produser Film Uang Panai 2: Maha(l)r
Terkhusus kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta LPDP melalui program Dana Indonesiana telah membantu kami sehingga mimpi ini bisa terwujud” jelasnya.
Ichsan menjelaskan pembuatan film animasi 3D berdurasi 30 menit membutuhkan waktu satu tahun dengan menggunakan 45 ribu gambar.
“Film ini dikerjakan selama satu tahun. Mulai dari tahapan penelitian hingga proses produksi. sebanyak 45 ribu animasi gambar dibutuhkan dengan durari 30 menit yang disusun satu persatu. ada 24 gambar perdetiknya. sebanyak 150 orang terlibat dalam project ini. Alhamdulillah, dengan jejaring yang kuat, pertemanan dan persahabatan sehingga film ini bisa terwujud” Tukas Alumni S3 ISI Yogyakarta itu.
Pada kesempatan tersebut, Ichsan menceritakan perjalanannya sehingga bisa membina PKBM Sipakatau.
Baca Juga:Â Tampil pada Pembukaan Festival Teater Berbahasa Daerah, Teater SATU Makassar Sukses Mementaskan Galigo: Nawanawana Sawerigading
“Saya seorang ASN yang berkarir di Kementerian sebagai dosen di Universitas Negeri Semarang memilih mundur dan kembali mengabdikan diri di tanah kelahiran. delapan tahun saya mengajar di jawa, tidak ada apa-apanya diri ini jika masih saja ada 48.000 anak putus sekolah di kampungku. itu yang menggugah saya” tuturnya.
“Semoga dengan hadirnya film ini, bisa memotivasi kaum milenial di bone untuk berkarya. berbuatlah dulu, saru karya lebih baik dari seribu cerita” Ungkap Ichsan Hatib.
Sementara itu, Pj. Sekda Bone Andi Fajaruddin mengatakan, senang sekali hari ini saya bisa hadir dalam pemutaran perdana film animasi 3D pertama berbahasa bugis. Saya kira ini merupakan inovasi dan langkah konkrit dalam merawat warisan leluhur kita.
“Apresiasi kepada sutradara sekaligus produser adinda Ichsan Hatib yang merupakan sosok krearif dan inovatif di dalam pembuatan film ini. Pun, adinda kita ini juga merupakan The founding ide PKBM sipakatau yang aktif. Dan memberikan kontribusi nyata di dalam mengetaskan anak putus sekolah di Bone,” Jelasnya.
Baca Juga:Â Indira Yusuf Ismail dan KNPI Nobar Uang Panai 2, Apresiasi Karya Anak Muda Makassar
Andi Fajaruddin yang juga Kadis Pendidikan mengungkap bahwa pernah dia memanggil Ichsan. Untuk membantunya membangkitkan pendidikan di Bone.
“Pernah saya memanggil adinda kita ini untuk membantu saya di dinas untuk membangkitkan pendidikan di Bone. Tetapi apa daya terkendala di tempat tugasnya yang tidak mau melepas andinda ihcsan. Kendalanya masih itu-itu juga. Kementerian tidak ingin melepas ASNnya. Ternyata lima bulan lalu beliau memutuskan untuk mundur dari ASN” ungkapnya.
“Kami berharap, film ini menjadi edukasi budaya serta mampu melahirkan Panre Ambo Dadi. Ia generasi muda dalam melestarikan warisan leluhur kita” Harap Andi Fajaruddin. (far/*)