
MAKASSAR, NEWSURBAN.ID – Jelang Hari Raya Idulfitri, Pemerintah Kota Makassar memastikan stabilitas harga pangan tetap terjaga. Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, turun langsung ke lapangan untuk meninjau harga kebutuhan pokok di pasar tradisional dan ritel modern., Selasa (25/3/2025).
Peninjauan dilakukan di Pasar Panakkukang dan Hypermart guna membandingkan harga serta memastikan distribusi barang berjalan lancar.
Di Pasar Panakkukang, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga yang tidak terlalu signifikan, seperti bawang merah yang naik menjadi Rp50 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp40 ribu per kilogram. Kemudian, harga ayam potong berada di angka Rp50 ribu per ekor yang sebelumnya Rp45 per ekor.
“Kalau ayam Rp50 ribu per ekor ini masih dalam harga yang standar,” ungkap Dwi Budianto, salah seorang pedagang ayam potong di Pasar Panakkukang.
Sementara itu, harga cabai rawit cukup mengalami lonjakan hingga Rp120 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp60 ribu hingga Rp75 ribu per kilogram.
Baca Juga: Pemkot Makassar Pusatkan Salat Idulfitri 1446 H di Lapangan Karebosi
“Tadi kita dari Pasar Panakkukang, pasar tradisional yang kondisi relatif kurang baik, lalu kita ke sini (Hypermart) membandingkan harganya juga beda sedikit, mungkin mereka mendapatkan pasokan yang sama dengan pasar lokal, seperti cabai yang datang dari Pasar Terong, sayur-sayur juga datang dari Pasar Terong,” ujar Munafri saat diwawancarai usai peninjauan.
Di Hypermart, harga kebutuhan pokok juga terpantau lebih stabil dengan perbedaan sekitar 2-3 persen dibanding pasar tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa pasokan barang masih dalam kondisi aman menjelang perayaan hari besar keagamaan.
Meski demikian, kata Munafri, Pemkot Makassar terus melakukan pemantauan guna mencegah lonjakan harga yang tidak terkendali.
“Harga lebih relatif baik tahun ini, harga-harga tidak terlalu fluktuatif kecuali di dua bahan pokok itu, cabai rawit naik turun, ini naik lagi,” kata Munafri.
Sebagai langkah antisipasi, Munafri menegaskan bahwa upaya intervensi harga akan dia lakukan jika memungkinkan. Namun, untuk komoditas tertentu seperti cabai, intervensi pemerintah memiliki keterbatasan mengingat stok yang tidak selalu tersedia dalam jumlah besar.
Baca Juga: Wali Kota Makassar Munafri Dorong Pengerukan Kanal dan Drainse untuk Kurangi Risiko Banjir
“Sebenarnya kalau kita mau menstabilkan, susah juga kalau komoditas seperti cabai ini, karena kita tidak punya stok. Tetapi yang lain, yang bisa kita intervensi kita akan intervensi,” jelasnya.
Penyebab utama kenaikan harga, lanjut Munafri, tetap berkaitan dengan mekanisme pasar. Yakni ketersediaan pasokan dan permintaan yang meningkat menjelang hari raya. “Ya suplai demand pasti,” tambahnya.
Selain mengecek harga pangan, Munafri juga meninjau kondisi pasar. Termasuk sistem pengelolaan sampah, limbah, serta jalur sanitasi.
Hal ini sejalan dengan visi Pemkot Makassar yang unggul, inklusif, aman, dan berkelanjutan. Di mana sektor perdagangan dan infrastruktur pasar menjadi bagian penting dalam mendukung kesejahteraan masyarakat.
Dengan pengawasan yang ketat, pemerintah berupaya menciptakan pasar yang lebih bersih, nyaman. Serta mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Baca Juga: Wali Kota Makassar Munafri Dukung Siswa SMPN 6 Makassar Berprestasi ke Olimpiade Internasional
Tak hanya soal harga dan kebersihan. Munafri juga menyoroti perlunya perbaikan dan modernisasi pasar tradisional agar lebih kompetitif dengan pasar ritel modern.
Pemkot Makassar tengah mengkaji konsep pembaruan infrastruktur yang tetap mempertahankan nilai tradisional. Tetapi dengan fasilitas yang lebih nyaman bagi pedagang dan pembeli.
“Memang pasar-pasar ini harus kita upgrade. Mungkin di tengah-tengah antara pasar ritel modern (Hypermart) ini, supaya orang punya banyak pilihan. Sehingga konsumen dan penjual ini bisa nyaman,” ujarnya.
Terkait anggaran, Munafri memastikan bahwa Pemerintah Kota telah melakukan perencanaan. Dan meminta Dinas Perdagangan untuk merealisasikan bantuan bagi pasar-pasar yang membutuhkan renovasi.
“Kepala Dinas Perdagangan tadi sudah melihat. Dan ternyata sudah ada yang mau di kasih bantuan tapi desainnya belum ketemu. Nanti kita akan coba membicarakan ulang karena semakin di biarkan pasar ini semakin hancur,” katanya.
Baca Juga: Wali Kota Makassar Munafri Lantik Pengurus TP PKK, Dekranasda, dan Pokja Bunda PAUD Masa Bakti 2025-2030
Salah satu prioritas utama dalam perbaikan, lanjut Munafri adalah Pasar Terong. Pasar ini, dia nilai menjadi barometer harga eceran di Makassar.
“Kalau menurut saya Pasar Terong karena hampir menjadi patokan harga ecer di sana. Kita akan coba mendapatkan dana dari APBN sambil kita menyiapkan supporting di APBD,” tambahnya.
Munafri menegaskan bahwa konsep desain pasar ke depan harus mengutamakan sanitasi dan kenyamanan tanpa menghilangkan esensi pasar tradisional. Dia menekankan pentingnya pengaturan arus pengunjung agar pasar tetap ramai dan mudah di akses.
“Konsepnya tradisional modern, yang paling penting ini kan sistem sanitasinya yang paling perlu,” jelasnya.
Baca Juga: Bahas Isu PHK PT Wahyu Perdana Binamulia, Komisi D DPRD Makassar Minta Perusahaan Taati Pereturan Ketenagakerjaan
Selain itu, Munafri juga mengusulkan agar pasar yang akan di renovasi tidak di bangun secara bertingkat seperti gedung konvensional. Melainkan lebih menyerupai konsep ritel modern yang lebih terbuka dan nyaman.
“Flownya aja yang mau di atur, artinya jangan bangun pasar seperti mau bangun gedung. Hall saja kaya begini (Hypermart) tinggal di tata penempatannya, pencahayaan, sanitasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menginginkan adanya pengawasan lebih ketat di pasar tradisional dengan melibatkan Balai Karantina, Dinas Kesehatan. Serta Balai POM guna memastikan produk yang di jual aman bagi masyarakat.
“Di dalam situ nanti hadirlah dari Balai Karantina, Dinas Kesehatan, Balai POM, yang bisa kontrol. Jangan sampai bahan yang di jual bisa membahayakan masyarakat,” pungkasnya. (*)