
JAKARTA, NEWSURBAN.ID – Kuota internet hangus yang dialami jutaan pelanggan di Indonesia setiap bulan ternyata bukan hanya merugikan individu, tetapi juga menimbulkan potensi kerugian negara dalam skala besar. Indonesian Audit Watch (IAW) menyebut, praktik hangusnya kuota internet tanpa akuntabilitas keuangan menyebabkan kerugian hingga Rp63 triliun per tahun, dan diperkirakan telah mencapai lebih dari Rp600 triliun sejak 2010.
Data Kuota Internet Hangus Picu Kerugian Negara
Dalam laporan resminya, IAW menjelaskan bahwa sisa kuota internet yang tidak terpakai dan kemudian hangus begitu masa aktif habis, tidak dilaporkan secara transparan oleh operator seluler sebagai bagian dari pertanggungjawaban keuangan.
“Ini bukan sekadar isu konsumen dirugikan. Negara juga kehilangan potensi penerimaan dan transparansi keuangan publik,” kata Ketua IAW, Iskandar Sitorus.
Dengan jumlah nomor seluler aktif yang terus meningkat — dari 253 juta pada 2010 menjadi 375 juta di 2024 — IAW menilai nilai sisa kuota yang hangus kian membengkak.
Operator Seluler Terancam Diaudit
IAW telah melayangkan permintaan audit menyeluruh ke beberapa lembaga negara, termasuk:
-
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
-
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
-
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)
-
Kejaksaan Agung
Langkah ini bertujuan memastikan ada transparansi dan pertanggungjawaban dari operator seluler, khususnya yang berstatus BUMN.
Praktik Kuota Hangus Dinilai Merugikan Publik
Selama ini, pelanggan layanan data seluler sering mendapati kuota mereka hangus di akhir masa aktif, meskipun belum digunakan sepenuhnya. Hal ini menjadi keluhan umum masyarakat, namun belum ada regulasi yang melindungi hak konsumen dalam hal tersebut.
“Di banyak negara, seperti Amerika Serikat, Singapura, dan India, sudah diterapkan sistem rollover data agar kuota tidak hangus,” tambah Iskandar.
Perbandingan Internasional
Berbeda dengan Indonesia, sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Singapura, dan India telah menerapkan sistem rollover data, yaitu pengembalian atau pemindahan kuota yang tidak terpakai ke bulan berikutnya.
Respons Operator dan Regulasi
Menanggapi hal ini, Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) menyatakan bahwa kebijakan kuota hangus merupakan praktik yang legal dan sudah sesuai dengan regulasi Kementerian Kominfo. Mereka menyebut masa aktif paket internet telah ditentukan sejak awal oleh pengguna ketika memilih paket.
Namun demikian, IAW menilai argumen tersebut tidak menjawab pertanyaan soal pengelolaan dana sisa kuota yang tidak dikembalikan ke konsumen, serta tidak tercatat secara transparan dalam laporan keuangan perusahaan.
ATSI: Sudah Sesuai Regulasi
Menanggapi sorotan ini, Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) menyatakan bahwa kebijakan kuota hangus sesuai regulasi Kominfo dan merupakan bagian dari kesepakatan paket prabayar yang disetujui pelanggan.
Namun, IAW menilai pernyataan tersebut tidak menjawab isu akuntabilitas keuangan serta pengelolaan dana dari kuota yang tidak digunakan.
Kuota internet yang tidak terpakai dan hangus secara otomatis setiap bulannya tidak tercatat sebagai bagian dari pertanggungjawaban keuangan operator telekomunikasi. Hal ini dinilai melanggar prinsip akuntabilitas dan berpotensi merugikan konsumen serta keuangan negara, terutama dari operator yang berstatus BUMN.
“Kuota hangus ini bukan hanya merugikan konsumen, tetapi juga membuka celah pelanggaran keuangan negara karena tidak tercatat secara jelas dalam laporan keuangan operator,” ungkap Ketua IAW, Iskandar Sitorus, dalam keterangan resminya.
Iskandar menyebut, pada 2010 kerugian akibat kuota hangus diperkirakan sebesar Rp23 triliun, dan angka tersebut meningkat hingga mencapai Rp51 triliun per tahun pada 2024. Dengan pertumbuhan jumlah pengguna nomor seluler aktif di Indonesia yang kini mencapai 375 juta, angka ini diperkirakan melonjak menjadi Rp63 triliun per tahun.
Dorongan untuk Regulasi Baru: Rollover Data
Dengan masifnya kerugian yang ditimbulkan, IAW mendorong pemerintah dan DPR RI untuk segera menyusun regulasi baru yang mewajibkan kuota data internet tidak hangus, atau paling tidak, bisa diakumulasikan ke bulan berikutnya (rollover).