News

Atasi Darurat Sampah di Lutim, Bupati Irwan Studi Tiru di Yogyakarta

LUWU TIMUR, NEWSURBAN.ID — Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, serius membenahi pengelolaan sampah di wilayahnya.

Hal ini ditunjukkan dengan kunjungan kerja Bupati Irwan Bachri Syam beserta rombongan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta dan meninjau langsung UPS Giwangan, Jumat (11/07/2025).

Rombongan diterima langsung oleh Sekretaris DLH Kota Yogyakarta, Lusi Minsi, SE, M.Si, di kantor dinas tersebut.

Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya Luwu Timur mencari referensi terbaik dalam mengelola sampah, terutama dalam penerapan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) dan pengembangan TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle).

Turut hadir mendampingi Bupati, Ketua TP PKK Luwu Timur dr Ani Nurbani, Kepala DLH Luwu Timur Muhammad Yusri, serta Direktur External Relations PT Vale Indonesia Tbk, Endra Kusuma.

Baca juga: TPS3R Baruga Jadi Pilot Project, Bupati Irwan Pimpin Rakor Pengelolaan Sampah Lutim

Empat perwakilan dari kecamatan wilayah pemberdayaan PT Vale. Yaitu Nuha, Towuti, Wasuponda, dan Malili, juga ikut dalam rombongan.

Irwan mengungkapkan bahwa Luwu Timur tengah berada dalam situasi darurat sampah.  Total timbulan sampah sebesar 45.045 ton per tahun (data SIPSN 2024), lebih dari separuhnya belum terkelola dengan baik.

“Kami masih bergantung pada dua TPA aktif, sementara dua lainnya sudah kami tutup karena masih menggunakan sistem open dumping. Karena itu, kami datang ke Yogyakarta untuk belajar dari praktik terbaik,” kata Irwan.

Dia juga menyampaikan bahwa PT Vale saat ini sedang membangun fasilitas RDF dengan kapasitas 50 ton per hari di Luwu Timur.

Namun, daerah tersebut belum memiliki TPS3R. Sehingga kunjungan ini juga-diarahkan untuk meninjau langsung pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang telah berjalan di Yogyakarta.

Baca juga: Bupati Irwan Lepas Bantuan Beras untuk 16.040 Keluarga di Luwu Timur

“Kami ingin menjadikan teknologi RDF dan sistem TPS3R sebagai dua pilar utama pengelolaan sampah di Luwu Timur. Target kami, persoalan ini bisa tertangani tuntas pada 2029,” tegasnya.

Tinjau UPS Giwangan, Ubah Sampah Jadi Produk Bernilai Ekonomi
Setelah mengikuti pemaparan dari pihak DLH, rombongan kemudian menuju UPS Giwangan. Di lokasi ini, mereka melihat langsung proses insinerasi dan pengolahan sampah menjadi produk yang bernilai, seperti batako dan material bangunan lain.

“Apa yang dilakukan Kota Yogyakarta ini bisa jadi inspirasi besar bagi kami. Mereka cepat beradaptasi setelah TPA Piyungan di tutup, dan kini bisa menangani sampah dengan teknologi insinerator yang efisien,” ujarnya.

Yogyakarta menjadi salah satu tujuan studi tiru karena keberhasilannya dalam membangun 10 unit insinerator sebagai respons terhadap krisis sampah.

Baca juga: Luwu Timur Tegaskan Komitmen Wujudkan Desa Bersih dan Sehat

Pemerintah kota juga dinilai mampu mengombinasikan pendekatan teknologi dengan kebijakan yang responsif.

Tidak berhenti di Yogyakarta, Bupati Irwan juga menyampaikan rencana kunjungan lanjutan ke Kabupaten Banyumas dan Kota Bandung.

Tujuannya sama, yakni menimba pengalaman dan membandingkan sistem yang bisa diadopsi di Luwu Timur.

“Kami ingin merumuskan satu pola yang paling cocok dengan karakteristik wilayah kami. Dan tentu saja, kami akan bermitra erat dengan PT Vale dalam pembangunan sistem ini,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua TP PKK Luwu Timur, dr. Ani Nurbani, menyatakan komitmennya untuk turut terlibat dalam edukasi dan pemberdayaan masyarakat.

“PKK siap menjadi bagian dari perubahan perilaku warga. Pengelolaan sampah itu harus di mulai dari rumah tangga, dari kesadaran kecil yang berdampak besar,” ujarnya.

Rombongan Luwu Timur berharap pengalaman ini bisa menjadi pijakan penting untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang modern, partisipatif, dan berkelanjutan. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button