Ajak Kader PMII Bersinergi, Gubernur Sulteng Kupas Strategi Peningkatan PAD

PALU, NEWSURBAN.ID – Gubernur Dr. H. Anwar Hafid, M.Si menekankan pentingnya sinergitas kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dalam mengakselerasi pembangun Sulteng Nambaso atau Sulteng yang besar, maju dan terkemuka di Indonesia.

Hal ini ia sampaikan di hadapan Ketum Ikatan Keluarga Alumni (IKA) PMII sekaligus Anggota VI BPK-RI Drs. H. Fathan Subchi, M.A.P., CIISA., ChFA., CSFA dalam acara Muswil IKA PMII Sulteng di Hotel Aston, Minggu sore (10/8).

“Tidak ada lagi kesuksesan dengan skill individu,” tegasnya bahwa sinergitas dengan berbagai elemen termasuk PMII menjadi kunci pembangunan Sulteng.

Salah satu fokus yang disorot gubernur di kesempatan itu ialah upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna meningkatkan kemandirian fiskal.

Baca Juga: Sulteng Terima Pataka KORMI, Resmi Jadi Tuan Rumah FORNAS IX Tahun 2027

Dalam sambutannya, Gubernur Dr.Anwar Hafid menyampaikan dalam APBD Perubahan (APBD-P) 2025, PAD Sulteng diproyeksikan naik hingga 2,5 Triliun dari semula hanya 2,1 Triliun, dengan peningkatan sebesar 400 Miliar.

“Kita terus mengupayakan beberapa potensi PAD,”ucapnya.

Gubernur lalu mengungkapkan potensi PAD dari DBH Sulteng selama dua tahun berturut-turut yang belum di salurkan Kemenkeu dan berharap kiranya Anggota VI BPK-RI Fathan Subchi dapat menyuarakan aspirasi ini.

“DBH 2023, 2024 belum di salurkan, semuanya hampir 500 Miliar,” terangnya menegaskan dana ini adalah suntikan fiskal yang sangat di butuhkan.

Kekayaan mineral tambang Sulteng dari nikel misalnya, di akui gubernur sejatinya dapat meningkatkan kesejahteraan. Namun faktanya justru belum berdampak siginifikan bagi penurunan kemiskinan.

Sulteng sebagai lumbung nikel hanya memperoleh DBH mencapai Rp 220 Miliar per tahun sementara kontribusi nikel Sulteng bagi devisa negara per tahun hingga 571 Triliun Rupiah.

“DBH (nikel) masih minim,” sambungnya tentang ketimpangan penerimaan daerah dari nikel.

Baca Juga: Dari Sulteng Untuk Indonesia: Program BERANI Sehat, Berobat Gratis Itu Nyata!

Hal ini tak lepas dari regulasi yang belum berpihak ke daerah penghasil yang lalu mendorong Gubernur Anwar Hafid berinovasi dengan menggali potensi PAD dari pajak-pajak daerah seperti pajak air permukaan dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor.

Misalnya untuk menggenjot PAD dari pajak air permukaan maka gubernur telah menetapkan Pergub Nomor 15 Tahun 2025 tentang Besaran Nilai Perolehan Air Permukaan sebagai payung untuk menaikkan besaran pajak yang signifikan bagi industri dan pertambangan.

Sementara dari pajak bahan bakar kendaraan bermotor, Ia berharap dapat meniru Provinsi Kalimantan Timur yang berhasil menjadikan pajak ini sebagai penyumbang terbesar bagi PAD-nya.

Tak berhenti sampai di situ, Gubernur Dr.Anwar Hafid juga memaparkan potensi investatif yang dimiliki Sulteng.

Diantaranya dari sektor Perkebunan dengan komoditi kelapa dan durian yang kini sudah bisa diekspor langsung ke Tiongkok via Pelabuhan Pantoloan.

Lalu di sektor pertanian, Sulteng mendapatkan program cetak sawah baru sebesar 10 ribu hektar untuk mendukung visi kedaulatan pangan.

Baca Juga: Pemprov Sulteng Genjot Akses Listrik dan Tertibkan Pertambangan: Gubernur Pimpin Rapat Strategis ESDM

Sulteng juga berpeluang menjadi lumbung perikanan nasional karena memiliki potensi 4 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP). Serta perikanan darat seperti tambak udang di dua kabupaten potensial yakni Donggala dan Banggai.

Lebih jauh lagi, Sulteng juga di proyeksikan menjadi ‘Koridor Timur Indonesia’ melalui pembangunan infrastruktur vital. Seperti pembangunan jalan Tambu-Kasimbar yang kelak menjadi jalur arteri logistik dari Indonesia Timur menuju IKN. Dan pulau-pulau lain di sebelah barat.

“Barang-barang dari timur tidak perlu lagi memutar di kepala Pulau Sulawesi,” ujar gubernur menyatakan dengan Jl. Tambu-Kasimbar dapat menghemat hingga 40 kilometer perjalanan menuju IKN daripada harus memutari Sulawesi.

Selain itu, akan di bangun pula sejumlah ruas jalan alternatif untuk memastikan konektivitas yang lancar dan efisien. Sekaligus solusi bagi jalur Kebun Kopi yang sering buka tutup akibat longsor maupun perbaikan jalan.

Di antaranya, jalan dari Sausu di Kabupaten Parigi Moutong tembus ke Palolo di Kabupaten Sigi. Lalu jalan dari Siniu di Kabupaten Parigi Moutong tembus di Kelurahan Pantoloan Kota Palu serta jalan By Pass Parigi-Palu.

Atas gagasan-gagasan tersebut, Ketum IKA PMII Fathan Subchi mengapresiasi dan optimis akan terwujud di masa depan.

“Kita optimis Sulawesi Tengah bisa besar dan maju,” serunya di hadapan seluruh kader yang mengikuti muswil IKA PMII.

Baca Juga: Gubernur Anwar Hafid Harap Pengurus Dekranasda Sulteng Majukan UMKM Lokal

Lebih lanjut, ia juga memastikan komitmen BPK-RI untuk mengkaji secara komprehensif terhadap berbagai aturan di tingkat pusat. Perihal hak-hak daerah penghasil mineral tambang. Serta optimalisasi pajak-pajak dan retribusi daerah sebagaimana penyampaian gubernur tadi.

Hal ini lanjutnya jadi fokus perhatian BPK-RI sebab banyak pemda yang menghadapi problem serupa terkait ketimpangan kontribusi sektor tambang yang kecil bagi PAD mereka.

“(Pemda se) Indonesia Timur problemnya sama semua,” simpulnya bahwa kondisi ini harus segera di perbaiki. Demi peningkatan kesejahteraan dan kemajuan bagi daerah-daerah penghasil.

Turut hadir di acara pembukaan muswil, Waket DPRD Sulteng Syarifuddin Hafid, Bupati Buol Risharyudi Triwibowo, Forkopimda. Ketua PW IKA PMII Sulteng Rahmawati M. Nur, S.Ag beserta para ketua cabang dan kader, perwakilan ormas dan mitra kerja.

Dalam kegiatan tersebut, turut di laksanakan pelantikan Pengurus Cabang Ikatan Alumni PMII Kota Palu dan Kabupaten Donggala periode 2025-2030. (roa/ysw/*)

Ro Adpim Setdaprov Sulteng

Exit mobile version