
JAKARTA, NEWSURBAN.ID — Suasana mencekam terjadi di kawasan Mako Brimob Kwitang, Jakarta Pusat, Kamis malam (28/8/2025). Ratusan hingga ribuan pengemudi ojek online (ojol) bersama warga mengepung markas pasukan elit Polri tersebut. Aksi spontan ini dipicu insiden tewasnya seorang driver ojol usai terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat aksi demonstrasi di sekitar Gedung DPR RI.
Korban tewas diketahui bernama Affan Kurniawan. Saat itu ia berada di lokasi demonstrasi di Pejompongan, Jakarta Pusat. Sejumlah saksi menyebut, rantis Brimob melaju ke arah massa, sementara Affan sudah terjatuh di jalan. Meski warga berteriak memberi peringatan, kendaraan lapis baja itu tetap melaju dan menggilas korban. Affan meninggal di tempat, sementara seorang pengemudi ojol lainnya, Moh. Umar, mengalami luka-luka dan telah dilarikan ke rumah sakit.
Baca Juga : Driver Ojol Tewas Terlindas Rantis Brimob Saat Demo di Pejompongan
Jenazah Affan kemudian dibawa ke RSCM Jakarta Pusat untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kabar tragis ini langsung menyulut kemarahan rekan-rekan seprofesinya. Malam harinya, ratusan pengemudi ojol bergerak menuju Mako Brimob Kwitang yang menjadi lokasi larinya kendaraan taktis tersebut.
Di depan markas, massa menuntut pertanggungjawaban aparat. Mereka berorasi dengan suara lantang sambil membawa poster dan spanduk. “Nyawa rakyat tidak bisa ditukar dengan sekadar permintaan maaf. Usut dan hukum pelakunya!” teriak salah satu orator.
Baca Juga : Kapolri Minta Maaf, 7 Anggota Brimob Diperiksa Propam Usai Rantis Tabrak Ojol
Situasi di lokasi sempat memanas ketika massa berusaha mendekati gerbang utama Mako Brimob. Aparat yang berjaga menutup rapat akses keluar-masuk dengan kawat berduri dan barikade kendaraan. Negosiasi antara perwakilan massa dengan pihak kepolisian berlangsung hingga larut malam.
Sementara itu, Polri melalui Divisi Humas menyampaikan bahwa insiden tersebut sudah dalam penanganan. Kapolri disebut telah meminta maaf secara terbuka, dan internal Propam tengah memeriksa sejumlah anggota Brimob yang bertugas saat kejadian. Namun, desakan masyarakat agar kasus ini diusut secara transparan terus menguat.