
BONE, NEWSURBAN.ID – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Passippo, Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, mengalami kelebihan kapasitas (overload).
Hal ini pun menyebabkan sejumlah fasilitas di dalamnya rusak dan tidak berfungsi optimal. Talut penahan sampah telah runtuh. Beberapa akses jalan rusak, dan saluran drainase tertutup tumpukan sampah.
Dengan kondisi ini, TPA Passipo yang sudah overload terlihat semrawut dan menghambat pengelolaan sampah secara maksimal.
Baca Juga:Â Sikapi Kasus Perselingkuhan Oknum ASN Pemkab Bone, Edy Saputra: Jika Terbukti Pelaku Saya Ppecat
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bone, Dray Vibrianto, membenarkan kondisi tersebut. Ia menyatakan, pihaknya telah mengusulkan anggaran pembenahan menyeluruh dalam pembahasan anggaran parsial tahun 2025.
“Ini sudah kami bahas dan akan kami ajukan dalam pembahasan parsial 2025,” ujarnya Rabu, 23 April 2025.
Dray menjelaskan, jika pengusulan anggaran tidak hanya mencakup pembangunan talut. Tetapi juga mencakup perbaikan jalan, drainase, dan sistem pengelolaan lindi. Namun, ia belum merinci panjang talut maupun besaran anggaran yang dia ajukan.
Baca Juga:Â Dana Segar Rp5 Triliun untuk Petani Jagung di Bone, Mentan: Harga Jagung Tak Boleh Lagi di Bawah HPP
“Pembenahan ini akan kita lakukan secara menyeluruh di seluruh kompleks TPA. Termasuk infrastruktur dasar hingga pengelolaan limbah cairnya. Insyaallah bisa kita realisasikan tahun ini,” kata Dray Vibrianto.
Selain kondisi fisik, TPA Passippo juga kekurangan armada pengelolaan.
“Saat ini, hanya satu unit alat berat yang beroperasi setiap hari untuk mengelola sampah masuk yang mencapai 70 hingga 100 ton per hari,” tambahnya.
Baca Juga:Â Terima SK Bupati Bone Warning 70 CPNS: Yang Terbukti Narkoba Saya Pecat
Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Bone, Andi Akmal Pasluddin, menyatakan perlunya peningkatan operasional armada pengangkut sampah. Agar tidak terjadi penumpukan, baik di dalam maupun luar TPA.
“Armada pengangkut juga akan kita tambah jam operasionalnya. Dalam sehari bisa kita lakukan dua kali pengangkutan, supaya tidak ada lagi sampah yang menumpuk,” jelasnya.
Ia menekankan, pembenahan TPA harus secara komprehensif. Menurutnya, sampah yang masuk tidak boleh hanya-ditimbun, tetapi perlu-dikelola lebih lanjut menjadi produk bernilai guna.
“Sampah bisa diolah menjadi kerajinan atau kebutuhan lainnya. Ini harus menjadi bagian dari solusi jangka panjang,” tegas Andi Akmal Pasluddin. (far/*)